Rumah baru, sekolah baru, teman baru, dan suasana baru.
~~
Seorang gadis bertubuh mungil dengan wajah yang manis tampak natural tanpa polesan make up di wajahnya. Rambut hitam panjangnya sebahu ia biarkan tergerai, semakin menambah kesan cantik di wajahnya.
Beberapa pasang mata di sepanjang koridor memandangnya dengan tatapan kagum pada dirinya, juga karena gadis itu nampak asing oleh orang di sekelilingnya.
Senyum di bibirnya terus ia kembangkan saat melewati beberapa orang yang menatapnya. Ia bersikap sopan pada orang disekelilingnya dan di sekolah barunya ini. Ini adalah hari dimana ia pertama kali untuk menuntut ilmu di sekolah ini.
"Anak baru ya neng?," ucap seseorang yang dibalasnya dengan sekali anggukan lalu melangkahkan kakinya kembali menyusuri koridor.
Langkah kakinya berhenti di segerombolan cewek yang sedang berbincang-bincang. Ia mendekat sedikit ragu saat cewek itu memandangnya dengan tatapan sinis.
Ia tidak peduli dengan pandangan cewek itu yang terlihat sinis menatapnya.
"Excuse me, ruang kepala sekolah dimana?"
"..."
Tidak ada jawaban. Justru ia memandangi gadis itu dari bawah hingga atas. Tatapannya bertemu, dengan sorot mata yang terlihat tidak suka (?)
"Lo tau ruang kepala sekolah?," tanyanya sekali lagi, mungkin saja ia bolot. Tapi ia masih tetal diam, mungkin ia benar-benar bolot.
Gadis itu membalikkan tubuhnya saat merasa bahunya di tepuk oleh seseorang dari belakang, sehingga ia menatap cewek itu yang baru saja menepuk bahunya.
"Sok kecentilan," gumam seseorang dibelakang gadis itu. Tapi masih bisa ia dengar.
"Lo mau ke ruang kepsek?,"
"Iya," gadis itu mengangguk mantap.
"Gue Dinda." ucapnya sambil mengulurkan tangan untuk mengajak berkenalan. "Nama lo?"
"Gue Adellea Nurul Meliana. Panggil aja Adel," ia membalas uluran tangan dari Dinda.
"Biar gue anter ke ruang kepsek," Dinda lebih dulu melangkahkan kakinya ke ruang kepala sekolah yang disusul oleh Adel untuk menyamai langkahnya.
Adel sempat melirik ke arah segerombolan cewek tadi, tapi hanya sekilas saja lalu mengabaikannya.
"Lo harus hati-hati sama Fika, dia suka ngebully anak baru," ucap Dinda sambil terus melangkah menuju ruang kepala sekolah. Itu memang kenyataan tentang Fika yang suka ngebully anak baru di sekolah ini. Dinda hanya membantu Adel agar tidak terkena bully'an.
"Siapa Fika?" tanya Adel.
"Cewek yang tadi lo sempet nanya tapi gak dijawab itu."
"Oooh itu, yaya" Adel mengangguk, ia mengerti siapa Fika itu, cewek yang baru saja menatapnya dengan sinis.
Adel bisa membaca papan yang tergantung di atas pintu yang tidak jauh dari dirinyanya dan Dinda 'Ruang Kepala Sekolah'. Lalu ia tersenyum tipis, hari ini pertama kalinya ia berada di sekolah barunya.
Sampainya di depan pintu Adel menatap Dinda yang ada di sebelahnya.
"Thanks."
Tok tok tok
Adel mengetuk pintu ruang kepala sekolah di depannya. Adel mendengar seseorang dari dalam ruangan yang mengizinkannya untuk masuk. Adel menarik nafas lalu ia hembuskan pelan, hanya untuk menenangkan saat ia akan menemui seseorang yang terhormat di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANDELA
Fiksi RemajaAdellea namanya. Merupakan siswa baru di salah satu SMA di Jakarta dan tanpa ia duga ia langsung bertemu dengan cowok tengil yang super duper nyebelin. Ini kali pertama ia harus berurusan dengan orang tengil dimulai dari awal bertemu. Hingga akhirny...