5. Thx

1.7K 119 9
                                    

Kalo memang tidak suka atau membencinya, untuk apa datang?

~~

Ethan memarkirkan motornya di depan toko yang ia tuju.

"Sebenarnya lo mau beli apaan sih?" tanya Adel saat sudah turun dari motor Ethan.

"Emang chat gue gak masuk di Line lo?"

"Ya masuk lah. Terus ngapain sih lo pake ngajak gue segala. Beli sendiri juga bisa kan,"

"Gue liat-liat muka lo kurang piknik deh, sukanya marah-marah," ucap Ethan sambil menatap Adel dengan tampang yang mengejek.

"Biarin!"

Mereka memasuki toko itu, di sini cukup ramai oleh pengunjung.

Selesai Ethan memilih kaset ps yang ia beli, ia langsung membayarnya di kasir dengan memberikan selembar uang berwarna biru.

Setelah ini, Ethan berniat akan mengajak Adel untuk makan, ya sebagai ucapan terima kasih.

"Lo laper gak, Del?"

"GakM"

"Tenang aja gue yang traktir," ucap Ethan disertai senyum miring.

"Oke," jawab Adel cepat, mana mungkin Adel menolaknya, perutnya juga ingin segera diisi, mumpung gratisan coy.

Saat Ethan akan melajukan motornya, terdengar ada suara yang memanggil nama Adel.

"Adel."

Adel dan Ethan menoleh ke sumber suara dan mendapati Dinda yang sedang melambaikan ke arah mereka berdua. Jaraknya tidak cukup jauh dari mereka. Dinda membawa dua paper bag di tangannya, mungkin ia habis berbelanja.

Dinda menghampiri mereka berdua.

"Ko kalian bisa berdua?"

"Emang kenapa?" tanya Ethan sambil mengangkat sebelas alisnya.

"Ya gapapa, biasanya kan kalian ribut mulu," ucap Dinda sambil memicingkan matanya melihat Adel dan Ethan bergantian.

"Lagi akur," lagi-lagi Ethan yang menjawab.

"Lagi kebetulan aja, soalnya Ethan mau nraktir makan gue," timpal Adel.

"Beneran, Than? Kok gue gak diajak," Dinda mengerutkan bibirnya, seperti anak kecil yang pengin permen.

"Lo boleh ikut kok, Din. Ya kan, Than?" ucap Adel dengan menyenggol lengan Ethan di sebelahnya.

"Iya boleh," Ethan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Rencana awalnya ia hanya ingin makan berdua dengan Adel, tapi mau bagaimana lagi.

• • •

Semakin hari Adel dengan Ethan semakin dekat. Tapi tidak dengan ke akuran. Mereka selalu berdebat entah hal apa saja dijadikan bahan keributan setiap harinya.

Ini semua berawal dari malam itu, saat Ethan ingin menakuti Adel, justru dia yang kena batunya. Ethan juga meminta pertanggung jawaban dari Adel, gara-gara dirinya, Ethan sulit menggerakan tangan kanannya. Entah itu untuk menulis, makan, bermain ps, basket dll.

THANDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang