20. Abang Ojek

902 59 10
                                    

Awas Typo! Typo, Comment!

Pagi ini murid di kelas 11 Ipa 1 sangat lah bising, membuat Dinda pusing sendiri karena ulah teman-temannya yang sedang bercanda sambil teriak-teriak.

Ia melirik Adel yang duduk di sampingnya. Sibuk dengan ponselnya hingga Dinda kesal karena tidak diajak bicara.

"Del, ke kantin yuk!" ajak Dinda.

"Males keluar, Din," tolak Adel karena ia sedang memainkan ponselnya.

"Ayolah, Del. Hari ini kan free class, emang lo betah di kelas ini yang super brisik kaya pasar," Dinda menarik lengan Adel yang sedang duduk agar berdiri.

Yap betul. Di sekolah mereka sedang free class selama satu minggu. Maksud dari free class itu tidak ada KBM berlangsung karena setelah melaksanakan uas, pihak sekolah mengadakan perlombaan antar kelas selama tiga hari sampai hari penerimaan raport semester 1.

Classmeeting diadakan besok. Jadi hari ini tidak ada kegiatan, hanya untuk absen.

"Ya udah." Akhirnya Adel berdiri langsung berjalan keluar kelas diikuti oleh Dinda.

Sampainya mereka di kantin, mereka memilih meja yang masih kosong.

"Ntar pulang sekolah nonton yuk, Del," ajak Dinda sambil menunggu pesanan mereka datang.

"Yah lo telat, Din. Kemaren gue habis nonton sama Ethan. Bosen kalo nonton terus," sahutnya.

Dinda sempat terkejut mendengarnya, sebelum akhirnya kembali biasa.

"Lo kemaren jalan sama tengil itu? Ceritanya udah akur nih?" tanya Dinda sambil menggoda Adel.

"Ya akur setelah lo marah-marah di rumah gue waktu itu," bersamaan dengan ucapan Adel, pesanan dua mangkuk siomay yang mereka pesan datang dan 2 gelas es teh.

"Masa sih? Jadi lo berdua--

Belum sempat Dinda melanjutkannya, Adel sudah memotong.

"Ethan sadar duluan kali gara-gara omongan lo waktu itu, terus besoknya minta maaf. Ya gitu deh, jadi gini," ucap Adel lalu suara kekehan Dinda membuatnya mengernyitkan dahi.

"Kenapa lo?"

"No no no, gue gak papa, cuman aneh aja," sahut Dinda masih terkekeh pelan.

"Lo yang aneh," gumam Adel.

Di dalam kelas ke empat sohib sedang duduk-duduk, Deno yang sedang bermain ponsel, Malvin yang sedang memegang gitar milik kelas ini, ingat ya Malvin hanya sedang memegangnya bukan sedang memetik senar, Dafa yang sedang mencoret kertas dengan bolpoinnya diatas meja, hanya coretan abstrak. Sedangkan Ethan yang sedang berceloteh.

Dafa meletakan bolpoinnya ke dalam tas, lalu kertas coretannya ia remas menjadi bola. Karena ia sedang ingin bergurau, bola kertas ia lemparkan mengenai kepala Deno yang sedang menunduk bermain ponsel.

"Aduh!" rintih Deno mengusap kepalanya yang tadi terkena lemparan bola kertas.

Lalu ia mendongak mendapati Dafa yang sedang tersenyum puas.

"Paan sih, Daf, ganggu aja lo," geram Deno lalu kembali fokus ke ponselnya.

"Kemaren gimana sama Adel?" tanya Malvin kepada Ethan.

"Gue jalan sama dia kemaren," ucap Ethan santai dan membuat ketiga temannya menganga.

"Serius lo?!" seru Dafa.

"Kok bisa?!" kini giliran Deno yang berseru keras.

"Dia udah gak anggep lo musih lagi?" Malvin bertanya.

THANDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang