9. Sabar Than

1.1K 63 9
                                    

"Del..." panggil seseorang dan mengusap rambut Adel pelan. Membuat Adel mengangkat kepalanya. Lalu tangannya mengucek kedua matanya sehabis tidur. Satu jam Adel tidur dengan menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangan.

Kesadarannya Adel sudah pulih. Matanya langsung melihat sosok Ethan di sampingnya. Jadi, yang mengusap kepalanya tadi adalah Ethan. Jantungnya sempat berhenti satu detik saat pandangannya jatuh pada manik mata Ethan. Tapi langsung saja Adel tersadar, lalu memalingkan wajahnya.

Adel mengedarkan pandangan, kenapa tidak ada guru yang mengajar. Kebanyakan teman-temannya sedang bercanda gurau dan kenapa cowok ini ada di sampingnya. Apa dari tadi Ethan ada di sampingnya. Pikiran Adel mulai keliling mencari jawaban itu.

"Sekarang jamkos," ucap Ethan saat tau wajah Adel yang sedang bingung. Tapi Adel tidak menjawabnya. Kembali lagi menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangan.

"Pulang aja, Del. Biar gue anterin," tawar Ethan. Ia tau dari Dinda bahwa Adel sedang pusing saat ini. Ia berniat mengantar Adel pulang.

Adel menolak dengan gelengan kepala. "Udah gak pusing," memang saat ini Adel merasa sudah kembali seperti semula, tidak merasakan lagi pusing di kepalanya.

"Bener?", tanya Ethan serius.

"Bener lah!" Adel menegakkan tubuhnya dan berkata penuh tekanan. Lalu beranjak dari tempat duduknya. "Minggir! Gue mau ke kantin."

"Ngapain?"

"Jajan lah"

"Biar gue anter," tawar Ethan.

"Gak usah perhatian deh, Than."

Ethan menghembuskan nafasnya pelan. Sikap cewe yang memang sedang diajak bicara saat ini memang keras kepala, jutek, cuek, tidak ada pernah bersifat manis padanya. Makanya Ethan membiarkan Adel berjalan meninggalkan ruang kelas.

"Dasar cewek jutek," geram Ethan.

"Haha, modus lo gagal, Than." celetuk Deno dan suara tawa dari ketiga sahabatnya yang melihat raut wajah Ethan yang lesu.

"Sabar ya, semua akan indah pada waktunya kok," ucap Malvin sok puitis sambil menepuk pundak Ethan.

"Gak usah sok puitis deh, Vin. Doi lo aja  selalu nyuekin lo aja, lo 'nya kesel. Sok-sok 'an nyuruh Ethan sabar," ucap Dafa yang membuat raut wajah Malvin berubah melow. Benar kata Dafa, dirinya juga merasa kesal akibat doinya yang tidak peka pada perasaannya.

"Iya, Daf. Gue sadar diri kok," ucap Malvin sambil tersenyum getir.

"Sabar ya Than, Vin," ucap Deno lalu menepuk pundak Ethan dan Malvin bergantian.

"Udah weh! Kantin yok, masa cowok ganteng kek kita pas pelajaran kosong ada di kelas," ajak Dafa dengan penuh semangat.

"Yok!"

• • •

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Adel baru selesai mengemasi barang-barangnya, bukan hanya Adel yang masih berada di dalam kelas, ada beberapa temannya yang juga belum pulang, termasuk Ethan. Cowok itu masih duduk di bangkunya dengan ponsel miliknya ada digenggaman. Hanya satu alasan mengapa ia masih belum pulang, tentu ia sedang menunggu Adel.

THANDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang