18. Jadi Teman

897 64 1
                                    

Awalnya musuh, terus jadi temen, lama-lama jadi demen deh.

~~

Senyum terlukis di bibir Adel tak pernah luntur. Tak terasa ulangan tengah semester yang telah berjalan selama delapan hari  berujung di hari ini.

Saat ini Adel berjalan bersampingan dengan Dinda menuju halte untuk menunggu taxi. Berakhirnya ulangan tengah semester, Adel mengajak Dinda untuk refresing di mall.

Derum motor besar yang dikendarai oleh Ethan melaju keluar dari gerbang sekolah menuju halte. Dikarenakan ia melihat sosok Adel yang sedang duduk di halte.

Tin tin tin

Ethan membuka kaca helmnya saat motornya sudah berhenti di depan halte. Senyum ia tunjukan ke arah Adel yang juga sedang menatap dirinya.

Dengan penuh kepedeannya, Ethan berjalan menghampiri Adel. Ia ingin mengajak Adel untuk pulang bersama. Siapa tau dia mau.

Ya kesempatan, karena selama beberapa hari belakangan ini, tak jarang Adel dan Ethan sudah mulai akur dimulai dari satu minggu yang lalu saat Adel terserang flu dan Ethan datang ke rumah Adel. Lalu hari berikutnya mereka berangkat dan pulang bersama, lalu kejadian di sebuah kedai ice cream beberapa hari yang lalu.

Semenjak itu lah mereka lebih jarang  adanya pertengkaran diantara keduanya.

Walaupun terkadang Adel masih bersikap cuek pada Ethan. Tapi agak mending dibading yang lalu-lalu.

"Hai, Adel," sapa Ethan.

"Cih sepupunya tak dianggap sama sekali," celetuk Dinda yang berada di samping Adel.

"Ooya lupa, hai juga sepupuku yang baik hati dan tidak sombong," sapa Ethan dengan cengiran khasnya. Lalu kembali menatap Adel yang masih tak bergeming.

"Del, pulang bareng yuk!" ajak Ethan penuh semangat.

Adel tak menjawab, malah mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.

"Terus kalo lo ngajak Adel pulang, gue sendirian? Jahat banget lo," celetuk Dinda. Dimata Adel dan Dinda, Ethan sama, slalu membuat keduanya kesal.

Bagi Dinda Ethan memang menyebalkan, tapi dari sisi lain Ethan kadang baik. Tapi hanya kadang.

"Kan gue sama Adel rumahnya deketan. Lo kan jauh," sahut Ethan.

"Tapi, guenya mau pergi sama Adel. Terus lo bisa apa hah?" tanya Dinda.

"Gue bisa ikut," celetuk Ethan sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Gue sama Dinda mau pergi jalan-jalan, lo gak boleh ikut-ikut," kini giliran Adel yang angkat bicara.

"Emang kalian mau kemana?" tanya Ethan.

Dinda akan menjawab, tapi ponsel tiba-tiba bergetar. Setelah melihat ponselnya, ia mendongak ke arah Adel.

"Kenapa?" tanya Adel yang melihat Dinda menyengir lebar.

"Hehe, Aldi lagi di rumah gue, Del," ucap Dinda dengan menggaruk kepalanya.

Sebelum merencanakan akan pergi dengan Adel, Dinda ada janji dengan kekasihnya. Tapi batal, karena Aldi ada urusan. Tiba-tiba, ia menerima pesan kalau urusannya batal. Jadi, Aldi hari ini mengajak Dinda jalan karena urusannya batal.

Ada rasa tak enak jika membatalkannya, tapi ia sudah merencanakan dengan Aldi dari beberapa hari yang lalu.

"Ya udah, lo pulang aja, kasian Aldi nungguin lo. Pasti lo mau diajak jalan-jalan kali," ucap Adel. Walaupun sedikit kecewa karena batal.

THANDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang