10. Tukang Bakso

1.1K 70 11
                                    

Aku memang ingin melihatmu bahagia, tapi bukan melihatmu dibahagiakan oleh orang lain. Tapi bahagia karna diriku.

~~

Jam dinding yang tergantung di tembok kamar Adel menunjukan pukul tujuh kurang lima belas menit. Artinya lima belas menit lagi ia sudah harus selesai bersiap-siap.

Flasback on

"Kak boleh tau nama kakak? Kita kan belum pernah kenalan," ucap Adel yang kini duduk di jok motor belakang Michelo.

"Gue Michelo."

"Nama gue Adel, kak."

"Iya, gue udah tau kok," jawab Michelo yang membuat dahi Adel berkerut. Dari mana dia tau. Batinnya.

"Lo ntar malem ada acara, enggak?" Tanyanya tiba-tiba.

"Enggak"

"Jalan yuk!"

Adel membulatkan matanya tak percaya. Padahal mereka baru saja berkenalan, walaupun Michelo sudah tau nama Adel sebelumnya, tapi tetap saja mereka baru beberapa hari lalu bertemu. Dan yeah Michelo langsung mengajak Adel jalan kata lainnya bisa dibilang nge-date.

Motor Michelo berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah Adel. Adel segera turun, lalu merapikan rambutnya yang berantakan akibat diterpa angin.

"Gimana?" Michelo mengangkat satu alisnya kode agar Adel memberinya jawaban.

Adel masih menimang-nimang, rugi kalo ia menolak di ajak jalan malam ini. Sama cogan lagi.

"Emm, okeh deh, kak," jawab Adel dengan semangat.

"Sip, ntar gue jemput jam tujuh. Boleh minta kontak lo? Biar nanti hubunginnya gampang."

"Pake id line lo ya, nanti lo add back," Michelo menyodorkan ponsel miliknya kepada Adel.

"Udah nih, kak," Adel mengembalikan ponsel milik Michelo setelah ia mengetik id line-nya di ponsel Michelo.

"Okeh, gue balik dulu," Michelo melajukan motornya meninggalkan Adel yang masih setia berdiri di tempat.

Flashback off

• • •

Malam ini Adel memilih pakaian sweater rajutnya berwarna biru dongker dengan celana jins abu-abu dan sepatu kesayangannya.

Ponsel milikya yang terletak di atas nakas berbunyi. Ia segera meraihnya.

[LINE]

Michelo : gue otw rumah lo : )

Adel tersenyum setelah membaca pesan dari Michelo.

Adel : okeh : )

Sepuluh menit telah berlalu, Michelo telah sampai di rumah Adel. Adel segera keluar dari dalam kamarnya setelah Nita memberitahu bahwa orang yang sedang ia tunggu ada di depan -- ruang tamu.

"Tan, saya boleh ngajak Adel pergi?" izinnya pada Nita, takutnya tidak diperbolehkan mengajak keluar Adel malam hari.

"Boleh, tapi sampe jam delapan aja," ucap Nita. Adel yang mendengar itu pun kaget. "Ih bunda apaan sih, masa cuma satu jam," protes Adel pada Nita. Kalo cuma satu jam, itu sih bagaikan keluar rumah ke supermarket habis itu balik rumah lagi.

"Jam sembilan deh, Bun," ucap Adel memohon. "Yah, plis."

Michelo yang melihatnya pun merasa  tidak enak hati. Ia jadi canggung harus berkata apa pada Nita. Sepertinya Adel sangat diperhatikan sekali oleh Nita.

THANDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang