"Kalian berdua kenapa?" sontak membuat mereka menutup mulutnya. Suara itu bukan milik Adel dan juga bukan Ethan.
Kedua manusia itu menoleh cepat. Menemukan Nita yang sedang berdiri di ambang pintu. Nita tersenyum lebar melihat mereka berdua sedang bersama.
Nita mendekat ke arah dua manusia yang tak lain dari Adel dan Ethan.
"Ribut terus. Kenapa sih?" tanya Nita.
"Tanya aja tuh sama Ethan, Bun," cetus Adel yang dibuat kesal oleh Ethan.
Nita hanya menggelengkan kepalanya. Lalu melangkah masuk meninggalkan ruang tamu menyisakan mereka berdua.
"Lo ngeselin. Pulang aja sono," usir Adel membuang muka ke arah lain seakan tidak ingin melihatnya.
Ethan tidak merespon ucapan Adel mengusirnya. Ia kembali pada makanannya yang tinggal satu sendok sebelum akhirnya dibawa ke dapur.
Di dapur, Ethan mendapati Nita yang sedang memasukan bahan makanan ke dalam lemari es di sudut ruang dapur.
"Gimana belajarnya?" tanya Nita saat menyadari ada Ethan di dapur membawa mangkuk kosong lalu meletakannya di tumpukan piring kotor lainnya.
"Ya gitu deh, Tan." Ethan hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban entahlah.
"Adelnya ngeselin ya?" tebak Nita saat mendengar jawaban Ethan seperti tadi. Nita menyadari anaknya selalu ribut jika sedang bersama Ethan.
Tiba-tiba Adel datang, Ethan langsung menyadarinya. Ia tersenyum miring setelah otaknya bekerja.
"Betul banget, Tante. Si Adel ngeselin banget, ngomel-ngomel terus ke Ethan. Ethan jadi serba salah," ucap Ethan membenarkan perkataan Nita dengan wajah memelas.
Sontak Adel melotot mendengarnya. Adel yang tidak terima langsung menghampiri Ethan dan menonyor kepalanya.
"Eh, kalo ngomong tuh jangan sembarangan," ucap Adel penuh amarah.
Ethan langsung menghindar menjauhi Adel saat Adel kembali akan menonyor kepalanya. Nita yang tidak ingin melihat keributan ini langsung beranjak dari tempat membiarkan tom and jerry bertengkar.
"Bodo amat, itu fakta," ucap Ethan menjulurkan lidahnya. Setelahnya ia langsung berlari meninggalkan Adel di dapur. Ia segera membereskan buku-bukunya.
"Awas aja kalo ketemu bakal gue ulek-ulek kaya rujak ulek!" teriak Adel.
• • •
Suasana kantin siang ini ramai. Terlihat meja di kantin sudah penuh oleh para siswa-siswi yang sedang menghabiskan waktu istirahatnya.
Salah satu meja dipojokan kantin ada empat orang yang sedang menunggu pesanan mereka. Siapa lagi kalo bukan segerombolannya Ethan.
"Gak krasa besok ulangan semester, coy," ucap Malvin.
"Iya gue pengin cepet-cepet libur nih," ucap Dafa.
"Gue juga. Otak gue udah lelah buat mikir," ucap Deno membenarkan ucapan Dafa yang ingin libur sambil menggaruk kepalanya dan terlihat frustasi.
"Emang lo pernah mikir?" celetuk Malvin sambil tersenyum miring ke arah Deno.
"Sembarangan. Punya otak ya pasti buat mikir yah," Deno menjitak kepala Malvin.
"Punya otak juga lo ternyata, Den?" tanya Dafa sambil terkekeh kecil dengan tampang mengejek. Lalu mendapat jitakan dari Deno sama seperti Malvin.
"Lo tuh kalo ngomong pada gak disaring dulu. Kalo gak punya otak ngapain gue sekolah di sini," ucap Deno sangat kesal. Diantara mereka berempat memang Deno lah yang paling baper jika sedang diajak bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANDELA
Teen FictionAdellea namanya. Merupakan siswa baru di salah satu SMA di Jakarta dan tanpa ia duga ia langsung bertemu dengan cowok tengil yang super duper nyebelin. Ini kali pertama ia harus berurusan dengan orang tengil dimulai dari awal bertemu. Hingga akhirny...