15. Pesan Maaf

936 64 8
                                    

Ucapkan maaf, sebelum kamu terlambat untuk mengucapkannya.

~~

Awas Typo!

Buku-buku yang sebelumnya tertata rapi di atas meja belajar, kini telah berpindah, berserakan di atas tempat tidur milik Adel.

Adel menggaruk kepalanya, pasalnya ia harus menghafal rumus-rumus kimia, meskipun tadi sore ia sudah belajar bersama Dinda itupun masih kurang, karena ia belum cukup menguasai semua materi.

Tok tok tok

"Adel, makan dulu yuk," ucap Nita dari luar kamar Ade.

"Iya, Bun. Bentar lima menit lagi," seru Adel.

Adel melirik jam dinding yang menunujukan pukul setengah delapan. Masih ada waktu banyak.

Di atas nakas ponselnya bergetar. Adel langsung meraihnya.

Ethan
Adel, i am sorry

Adel memutar kedua bola matanya dengan malas setelah membaca pesan yang baru saja dikirim oleh Ethan.

Cukup hanya di read oleh Adel tanpa ada niatan membalas. Lalu ia kembali meletakan ponselnya di atas nakas lalu beranjak keluar untuk makan malam.

Tak butuh waktu banyak untuk makan, Adel memutuskan kembali lagi ke dalam kamarnya setelah pamit pada sang bunda.

Melihat ponselnya di atas nakas, di dalam  hati kecilnya, ia ingin membalas pesan Ethan yang berisi permintaan maaf tersebut. Sebenarnya ucapan Ethan tadi sore, membuat hati Adel menjadi gelisah.

Kenapa ya? Gue tuh selalu salah dimata Adel. Gue selalu diomelin. Dijahatin. Dicuekin. Diusir-usir. Dibuang gitu aja. Padahal gue anak baik. Pinter. Ganteng pake banget lagi. Kurangnya gue apa coba?

Akhirnya Adel meraih ponselnya lalu duduk di tepi tempat tidur, membuka kembali layar ponselnya. Ada satu pesan baru. Tertera nama Ethan lagi yang muncul.

Ethan
Maaf lagi ya del. Gue gak tau mesti gimana nih.

Gue salah apa sih del? Kok lo gitu banget. Lo keliatan beda kalo natap gue, serem, beda paslo natap anak yang lain. Contohnya Michelo-itu. Di depan dia lo keliatan seneng gitu. Giliran sama gue lo kaya benci banget. Sorry kalo selama ini gue bikin lo kesel mulu.

Begitu lah isi pesan yang dikirim Ethan.

Kali ini jemari Adel mulai menari di layar ponselnya.

Ya gue maafin. *delete

Lo gak salah kok. *delete

Udah gue maafin. *delete lagi

Saat ini Adel bingung harus membalas apa? Ada rasa tak enak kepada Ethan. Entahlah siapa yang salah, Adel tak bisa menyalahkan Ethan, tapi dia juga tidak merasa berbuat salah.

Y.

Tanpa berfikir panjang lagi, Adel hanya mengirim huruf 'Y' saja.

Dertt

Ethan
Lah kok Y doang?

THANDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang