Author POV
Kringg...
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua siswa-siswi bersorak ria termasuk Adel yang bersemangat mengemasi barang-barangnya karena ia sangat bosan mengikuti pelajaran fisika selama tiga jam.
"Saya akhiri pertemuan kali ini, kita ketemu minggu depan. Wasalamu'alaikum wr wb," ucap Pak Ahmad.
"Wa'alaikum salam wr wb," jawab semua siswa dengan serempak.
Adel beregegas keluar kelas dengan tas yang ia gendong di punggungnya. Baru saja ia melangkah keluar suara Dinda memberhentikan langkah Adel.
"Del, tungguin," teriak Dinda yang masih berada di dalam kelas, sedangkan Adel sudah di luar.
"Yaelah masa gue ditinggal" ucap Dinda, menghampiri Adel dengan bibir yang berkerut. Selalu seperti itu jika ia sedang kesal.
"Hehe lupa, gue soalnya kebelet banget pengen pipis. Lo tungguin gue ya, gue ke toilet dulu."
"Kirain lo lupa sama gue."
"Gue nitip tas dulu deh," ucap Adel dan menyodorkan tasnya kepada Dinda, setelahnya ia langsung berlari menuju toilet.
Dinda masih tetap mengoceh karena mengira Adel akan meninggalkan. Adel tidak peduli dengan ocehan Dinda yang tidak jelas itu.
Adel mengedarkan pandangannya setelah keluar dari toilet. Tidak ada sosok Dinda. Entah dimana tuh bocah.
Langkah Adel membawa dirinya mencari kesana-sini mencari keberadaan sahabatnya. Kalau saja tasnya tidak ia titipkan kepada Dinda, sudah dipasti Adel memilih pulang duluan. Adel tidak suka bermain petak umpet seperti ini, mencari kesana-sini.
Adel menghela nafasnya pelan, lalu menyandarkan tubuhnya di tembok. Ia menepuk jidatnya sendiri, mengapa ia tidak menghubungi Dinda lewat ponselnya saja. Baru kepikiran saat ia merasa kantong sakunya terdapat ponsel.
Baru saja Adel akan mencari kontak Dinda di aplikasi line, Adel mendapati seseorang yang menggendong dua tas sekaligus, satu dipunggung dan satunya lagi di depan dada. Dan tidak lain itu adalah Dinda, yang sedang berjalan dengan santainya menghampiri Adel.
"Dari mana?" tanya Adel dengan tampang datar.
"Kantin."
"Ngapain?"
"Habis eek."
"Gue serius ih."
"Ya kali gue ke kantin mau berenang."
"..."
Adel merebut tasnya dari Dinda, lalu berjalan begitu saja meninggalkan Dinda. Hari ini capek sekali rasanya bagi Adel. Dia ingin segera pulang.
"Dasar bocah, udah gue tungguin malah ditinggal," Dinda mendengus kesal. Ia segera menyusul Adel yang sudah hampir keluar dari gerbang sekolah.
•••
Ethan memarkirkan motornya di halaman rumah. Setelah pulang sekolah, Ethan tidak langsung pulang ke rumahnya. Ia nongkrong dulu bersama sahabat-sahabatnya.
"Assalamu 'alaikum,"
Ethan membuka pintu rumahnya. Terkunci. Rumahnya seperti tidak ada orang. Sekali lagi Ethan membukanya dan mengetuk. Tidak ada jawaban dari mamanya.
Ethan mencari kunci cadangan yang selalu ia bawa di tasnya. Memang sengaja mamanya memberi kunci cadangan, agar sewaktu-waktu rumahnya kosong, Ethan tetap bisa masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANDELA
Teen FictionAdellea namanya. Merupakan siswa baru di salah satu SMA di Jakarta dan tanpa ia duga ia langsung bertemu dengan cowok tengil yang super duper nyebelin. Ini kali pertama ia harus berurusan dengan orang tengil dimulai dari awal bertemu. Hingga akhirny...