PERTENGKARAN

132 5 0
                                    

PERTENGKARAN

Aku berlari kecil menuju kamar, dan bertemu sehun di koridor, aku menyuruhnya minggir, tapi dia malah menggendongku dan membawaku ke kamar. Badanku kalah tinggi olehnya, sehun mengunci pintu dan memasukan kuncinya pada saku celananya. Aku sangat marah padanya, aku bersembunyi di balik selimut, tapi sehun membukanya. Tidak seharusnya aku bersikap kekanakan seperti ini. Aku memberanikan diri menatap matanya, matanya sembap.

"Darling, kemana saja kamu sedari pagi?"

"Kamu yang kemana? Aku sendirian di taman, oppa tau kan jika aku susah mengingat jalan, pagi itu tidak memiliki uang, handphoneku baterainya habis, kau meninggalkan aku sendirian oppa"

"kamu kan bisa naik taksi dan membayarnya disini.!"

"Sehun, ini korea, negara ini asing bagiku, aku panik tak berpikir sampai situ, beruntung aku bisa kembali"

"Kau sepertinya habis bersenang-senang dengan seorang pria, apa saja yang kau lakukan dengan pria itu, baumu parfum pria, dan itu jelas bukan jaketmu"

"Tuan sehun, pertama-tama aku akan jujur padamu, pria itu membantuku, dia mengajaku ke taman bermain, dia membelikanku makanan dan mengantarku pulang, itu jaketnya karena aku kedinginan"

"Kamu selingkuh... kamu pasti telah tidur dengannya"

"Cukup.!!! Aku tidak serendah itu, bahkan saat bersamanya aku memikirkanmu, kamu kemana tidak mencariku? Aku mencoba jujur padamu, tapi yang kudapat malah hinaan darimu. Aku berharap bisa ke taman bermain denganmu, aku ingin seperti pasangan lain, yang pergi ke bioskop dengan kekasihnya, berjalan berdua berpegangan tangan di taman. Jika kau ingin tahu bagaimana perasaanku, aku takut saat itu, aku tak mengenalnya, aku menurutinya agar aku bisa pulang, karena dia satu-satunya orang yang peduli padaku saat itu. Jika tidak ada dia, aku bisa apa? Kau ingin bukti aku tidak tidur dengannya?" Aku menanggalkan kaosku.

"periksa tubuhku, apakah ada harum lelaki itu di tubuhku hah? Apa kau lihat ada bekas gigitan baru di tubuhku. Sehun, hanya kaulah pria yang pernah tidur denganku dan menyentuh tubuhku. Apa lebih baik kita putus?" Aku menangis sesenggukan.

Aku melihat sehun menangis tapi dia tidak berkata apapun, dia menghampiriku dan mendekapku. Aku memeluknya, kami menangis bersama, sehun melepas kaosnya dan memakaikannya padaku, meskipun kaos itu kebesaran di tubuhku.

"maafkan aku sayang, aku cemburu aku panik, aku marah aku tak harus berbuat apa, aku tak mau putus"

"kita seharusnya bisa membicarakan ini secara baik-baik, tapi kita malah emosi"

"Aku cinta sekali padamu, berhenti membuatku khawatir..."

"aku lelah sekali oppa"

Sehun memelukku erat sekali, dia mencium keningku dan mencoba mencium bibirku namun aku menolaknya. "Jangan sekali-sekali ucapkan kata putus lagi, aku mencintaimu selamanya" Sehun mencium bibirku lagi sampai bibirku basah. Aku melepaskan dekapan sehun. "Sehun, kumohon keluarlah dari kamarku, aku ingin sendirian" aku memintanya untuk keluar, tapi sehun memohon untuk tetap tinggal, aku memaksanya. Dan akhirnya dia menurut dia memberikan kunci kamar padaku, ia keluar dari kamarku. Aku butuh waktu untuk meredam kekesalan, aku menyiapkan tas ransel dan 2 pasang baju. Aku harus pergi ke apartemen bu greata untuk menenangkan diri. Aku masih memakai t-shirt sehun, aku mengganti hotpants dengan jogger pants warna cream dan aku hanya memakai sendal jepit swallow. Aku mengendap-endap keluar menuju ruang tamu, disitu masih ada lay oppa dan suho. Aku pura-pura pergi ke minimarket.

Aku menaiki bus untuk menuju area Gangnam. Semoga bu greata ada di rumah dan tidak sedang sibuk. Aku memikirkan kejadian pagi ini. Pertama aku ditinggal, kedua aku malah pergi jalan-jalan dengan cowo yang tidak aku kenal, ketiga aku malah bertengkar dengan sehun. Betapa bodohnya aku hari ini. Ponselku berdering

I Think I'm in Love With You (HIATUS) Where stories live. Discover now