I Think I'm in Love With You (HIATUS)

BULLDOG VS LUCIFER

Sebelum pergi ke bandara baekhyun berpesan padaku "Sinchan, nanti pakai bajunya yang oke ya, karena pasti akan banyak paparazi dan fans yang memotret kami". "Tapi aku kan bukan idola" kataku merasa aneh. "Ya tetap saja kau akan jadi pusat perhatian karena bersama kami" baekhyun menerangkan. "Uh oke.!" Jawabku singkat.

Aku membongkar isi lemariku, kemeja flanel warna merah kotak-kotak berlengan panjang. T-shirt putih dengan potongan v-neck bergambar brand fashion milik yuki, ripped jeans dengan sepatu boots warnaa coklat. Yup ini saja, simple dan tidak terlalu lebay. Aku menguncir rambutku dengan gaya pucha. Memakai kacamata baca dan riasan simple dengan bold vamp it up lipstick. Aku memakai tas ransel warna hitam dengan hiasan tengkorak besar didepannya. Bukan tas keluaran designer tapi aku sangat menyukainya karena unik.

Aku sudah siap dengan koper warna orange ku yang tampak kontras dengan penampilanku. Kami bersepuluh berjalan menuju mobil van dan menyimpan koper kami dibagasi dengan bantuan asisten.

Sehun memakai celana pendek warna hitam, kaos putih yang ditumpuk dengan jaket denim dan sendal gladiator. Tas jinjing warna hitam keluaran LV. Aku memakai headset, saat ada paparazy, suho menggandeng tangan kiriku dan baekhyun menggandeng tangan kananku. Para fans berteriak histeris kala itu, sehingga sehun berbalik menatapku dan membuka kacamata hitamnnya. Aku menunjukan wajah foker face ku. Aku harus belajar banyak dari ariana dan franky. Ariana hanya berpesan buatlah image berbeda, tunjukan wajah foker face semua mata akan tertuju padamu. Kurasa mereka menatapku karena suho dan baekhyun.

Langkahku terhenti karena seorang perempuan menarik rambutku "go away from suho oppa" aksen jepangnya terasa saat ia mengucapkannya dalam bahasa inggris. Shit! Aku berusaha untuk membalasnya namun manager lee manahan tanganku. Aku kembali menunjukan foker face ku dan menatapnya dengan tatapan MYOB (MIND YOUR OWN BUSINESS).

***

Kukira akan aman jika sampai di bandara internasional hongkong, nyatanya fans semakin banyak bertambah dua kali lipat dari perkiraanku. Saat kami akan keluar dari bandara, fans menyerbu kami dengan kamera dan ponselnya. Bodyguard kami tidak cukup untuk menangani ini, sehingga petugas bandara kewalahan turun tangan. Aku yang sejak tadi memegang tangan sehun, mendadak terlepas karena desakan pengunjung bandara yang penasaran dengan keramaian ini, aku mencoba keluar dari kerumunan dan kacamataku terjatuh. Saat aku akan mengambil kacamataku seseorang yang berlari menginjaknya hingga kacanya pecah dan menjadi terbelah menjadi dua bagian.

Aku melihat sekeliling, dimana manager lee dan sehun? Aku mencoba menelpon manager lee tapi nomornya sibuk begitupun sehun dan baekhyun. Aku bertanya pada petugas bandara apakah melihat rombongan exo, mereka bilang rombongan itu sudah naik mobil. Ah... baru pertama sampai hongkong aku sudah hilang pikirku.

Aku duduk di kursi pengunjung dan memperhatikan sekeliling, aku memandangi ponsel yang sejak tadi tidak bisa menghubungi siapapun. Saat aku ingin naik taxi untuk menuju hotel, mereka tidak menerima pembayaran dengan kartu kredit. Masalahnya aku sama sekali belum menukar uang, sehingga aku stuck di bandara. Aku meminum kopi yang kubeli dengan menggerutu pada diriku sendiri, meratapi nasib tersesat di negeri orang. Akhirnya aku memperhatikan orang-orang dibandara dan memotretnya sesekali. Aku berharap ada yang mencariku kemari atau setidaknya menelponku. Tiga jam aku menunggu, tidak ada kabar dari mereka, ini kopi ketiga yang kuminun, americano, machiato, dan capucinno kurasa cukup untuk menaikkan moodku. Saat aku menundukan wajahku seseorang duduk disebelahku dan menepuk bahuku. Aku memandang pria yang memakai kacamata hitam dan masker dengan jaket berhodie hitam. Penjahat, pikirku. Aku berdiri untuk berpindah tempat, namun ia memegang tanganku. Aku melepaskannya dan bersiap berlari saat aku menabrak seorang pria dan menumpahkan kopi padanya.