H u r t 2 || D u a

62 4 0
                                    

Maafkan daku yang updatenya lama banget~~

Keina sedang bersiap tidur bersama Fani kala pintu rumah Si Kembar terbuka dan orang-orang menyambut dua sosok yang sedang mereka tunggu. Pukul 2 malam. Keina sudah mengantuk berat, tetapi ia berusaha bangkit untuk menemui Digma dan Tifarsy. Sementara itu, Fani sudah terlebih dulu lari keluar kamar dan turun tangga demi mengomel kepada sahabatnya.

"Dari mana aja lo? Sialan. Seenaknya ngebatalin acara, terus main sama orang lain. Untung kita datang ke rumah lo dan Digma mau nyusul--"

Dika menutup mulut Fani sambil berkata, "Cerewet banget, ya. Mereka kan baru datang." Fani hanya cemberut sambil menarik lengan Tifarsy menuju sofa.

Digma dan gengnya mengumpul di depan tv, di atas karpet lingkaran besar berwarna cokelat muda dengan motif abstrak berwarna krem. Mereka menuangkan jus kotak dingin untuk lelaki yang baru datang dengan wajah kusut itu --entah karena kelelahan, entah karena suasana hatinya sedang tidak baik.

"Lo dari mana aja sih? Gue pikir lo enggak mau ikut karena sakit, taunya malah enggak ada di rumah. Lo pergi sama siapa? Emangnya dia--"

Fani terus mengomel sedangkan Keina menuangkan air mineral untuk Tifarsy.

"Tunggu." Tifarsy menahan tangan Keina. "Tangan lo kenapa?" Ia bertanya, pura-pura tidak tahu. Ah, sebenarnya ia memang tidak banyak tahu. Digma hanya berkata bahwa Keina diputuskan oleh kekasihnya, lalu … sudah. Begitu saja.

Fani mengerlingkan mata karena ucapannya tidak didengar. Sementara itu, Keina menoleh dan tersenyum sebelum berkata, "Bukan apa-apa, cuma kecelakaan kecil."

"Kecelakaan?" Tifarsy mengerutkan dahi. Keina tampak kebingungan, tetapi ia kembali menuangkan air, lalu memberikannya kepada Tifarsy.

"Omong-omong, gue udah ngantuk nih. Ke kamar yuk. Tas lo mana?"

"Eh, iya ya. Gue enggak--"

"Di mobil," sela Digma yang kemudian melanjutkan, "entar gue bawain. Sekarang lo tidur aja." Digma mengalihkan pandangannya dari Tifarsy ke Keina, lalu nenambahkan pelan, "Lo juga."

Digma berlalu, lalu Fani menggerutu, "Jadi gue enggak disuruh tidur, nih?!"

Tifarsy dan Keina hanya terkekeh.

***

Tifarsy dan teman-temannya masih dapat melihat embun, ketika mereka keluar dari rumah Si Kembar dengan berpakaian olahraga lengkap plus sepatu. Bima dan Genta memang telah meminta mereka untuk membawa semua itu, demi berlangsungnya resolusi tahun ajaran baru versi Bima-Genta: lebih rajin olahraga!

"Baik teman-teman, terima kasih telah tepat waktu dalam tour kita hari ini. SEMUA SIAP?" Genta berlaga seperti pemandu wisata.

"SIAAAAP!" Semuanya menjawab dengan penuh semangat, kecuali Digma yang bersikap acuh tak acuh, dan Keina yang tangannya masih mengenakan perban.

"Jadi, agenda kita hari ini yaitu bersepeda menuju taman tempat olahraga. Kemudian kegiatan olahraga akan berlanjut di sana hingga pukul sembilan. Setelah itu, kita kembali bersepeda menuju tempat makan untuk sarapan di tempat yang kalian pasti su--"

"Banyak gaya, lo! Bantuin gue nih bawa sepeda!" omel Bima yang baru saja keluar dari garasi dengan menarik dua sepeda.

Gary segera menghampirinya, menawarkan bantuan. Sementara itu, Genta terkekeh sambil mengikuti kembarannya yang kembali ke dalam garasi.

"Kita cuma punya lima sepeda, nih, tapi tiga dari sepeda ini bisa dipakai berdua."

"Berarti gue bisa bareng Fani, ya," ujar Dika bersemangat.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang