'Saat kau merasakan terangnya dunia ini, kau lupa akan keberadaan gelap yang akan selalu menunggu mu'
*************************
Jantung nya, berpacu dengan cepat, keringat dingin mengalir di seluruh tubuh nya, rasa gelisah dan sesak menyeruak didalam dadanya.Ini, hari nya.
Hari yang, ia takut kan sekaligus ia tunggu telah datang.
Sejak pagi, semua orang di istana, begitu sibuk karena pernikahan yang di lakukan pada hari ini.
Bahkan, Sang Di bangun dari subuh, karena terlalu gelisah memikirkan pernikahannya.
"Sang Di, waktu nya kau mandi nak" ucap ibu Sang Di, yang beberapa hari ini telah menemani Sang Di.
"Iya, bu" jawab Sang Di.
"Kau sakit? Kau sangat berkeringat, Sang Di" Tanya Ibu Sang Di, saat melihat keringat membanjiri tubuh anaknya.
"Tidak ibu"jawab Sang Di.
"Oh, ibu tahu. Kau takut yaa? Semua calon pengantin pasti merasakan nya, apalagi seorang gadis seperti mu. Tak perlu takut Sang Di semua akan baik baik saja" ucap ibunya, mencoba membuat Sang Di lebih rileks saja.
Sang Di dan ibu nya keluar dari kamar yang mereka tinggal selama berada di istana.
Saat mereka keluar, beberapa dayang telah menunggu dan siap mengantarkan Sang Di di tempat permandian, untuk keluarga kerajaan .
Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya mereka sampai di tempat permandian. Wangi mawar telah menyeruak sebelum mereka masuk di permandian ini.
Sebuah wadah besar berisikan air dengan mawar memenuhinya, sudah siap untuk Sang Di.
Satu persatu lapisan baju Sang Di di lepaskan, hingga tak tersisa selembar pun. Rambut nya ia biarkan terurai begitu indahnya menjuntai hingga kebawah.
Tak ada rasa malu lagi, saat dayang dayang menelanjangi nya, karena ia sibuk mengurus rasa takut dan gelisah nya.
Perlahan lahan, kaki mulus nan indah itu, memasuki air mawar itu dengan ketekatan yand besar dan menenggelamkan kan dirinya sepenuh nya. Lalu ia mengambil nafas lagi.
Para dayang yang bertugas kan memandikan Sang Di, Menggosokkan punggung Sang Di dengan lembut.
Rasa damai dan tenang yang ia rasakan, saat berada di dalam air mawar ini, hingga ia tak sadar banyak waktu yang sudah berlalu.
"Sang Di, waktu mandi telah selesei."
Tak ada jawaban dari sang Di, Sang Di hanya berdiri dan naik dari bak air bunga mawar itu. Para dayang yang telah menyiapkan baju Sang Di setelah mandi, memakai kan baju itu kepada Sang Di.
Tak ada keringat lagi yang bercucuran, hanya dingin yang merajalela di sekujur tubuhnya, telapak tangan dan kaki nya begitu dingin.
Ibu Sang Du dan para dayang dengan setia, menemani setiap langkah Sang Di.
Hingga akhirnya mereka sampai di istana khusus untuk Putri Mahkota, istana putri mahkota tak begitu besar, tidak sebesar istana wanita yang ia tinggali. Tapi di istana ini, ia akan tinggal sendirian saja, bersama dayang dan kasim pribadi nya nanti.
Sang Di dan ibu nya, dan para dayang yang mengikuti nya memasuki setiap sudut ruangan yang ada di dalam istana putri mahkota ini.
Satu persatu pintu telah di buka untuk Sang Di, hingga pintu terakhir, pintu kamar Sang Di nanti. Pintu pun di buka.
Dekorasi kamar nya sangat indah dan sesuai dengan kepribadian Sang Di, yang tak suka glamor, kamarnya sangat sederhana dengan bebarapa vas bunga yang indah di dalamnya, yang sangat Sang Di sukai, ini seperti apa yang ada di dalam pikirannya tentang kamarnya jika ia menjadi putri mahkota nanti.
Dan ia, melihat dayang dae di sana, yang sudah siap dengan baju dan make up nya untuk Sang Di.
Tak perlu menunggu lama, dayang dae langsung mendandani sang Di dengan cekatannya.
Wajah Sang Di sangat putih seperti susu dan sehalus benang sutra, sehingga ia hanya memakai kan Sang Di dengan bedak yang secukupnya saja.
Ia mendandani, Sang di dengan begitu teliti, agar Sang Di terlihat sangat sangat cantik di hari pernikahannya.
Dan polesan akhirnya, adalah bibir sang di, ia memilih warna merah sesuai dengan baju pernikahan nya yaitu merah, ia memoleskan warna itu di bibir tipis sang di dan tak lupa bulatan merah di kanan kiri Sang Di.
Setelah selesei di dandan, sekarang saat nya memakai baju pernikahan dengan lapisan yang begitu banyak, sang di yang awal nya kedinginan dak merasakan panggil dingin tapi tidak juga berkeringat seperti sebelumnya.
Hingga pada akhirnya di lapisan utama, begitu indah dan glamor. Warna merah terang mendominasi dengan bentuk yang begitu indah, menjuntai hinggga ke mata kaki dengan indahnya dengan gambar bunga yang menghiasinya.
Setelah para dayang memakai kan nya.
Sekarang saat nya memakai kan Sang Di, hiasan di rambutnya, yang cukup besar. Dan akhirnya selesei.
Sang Di, yang di lihat ibu nya sekarang, bukan lah Sang di yang biasanya ia lihat di rumah. Sang Di yang sekarang tampak sangat sangat cantik dengan kharisma yang memenuhi setiap inci wajahnya, dan aura yang ia keluarkan ketika berada di dekatnya, sangat berbeda, dengan Sang di yang ia lihat sebelumnya.Semua orang di dalam sana yang melihat nya, berdecak kagum, atas kecantikan yang di miliki sang calon putri mahkota, yang hari ini akan menjadi putri mahkota.
Kecantikan yang di miliki nya begitu indah, setiap raut wajahnya dipahakk begitu indah, dengan kecantikan hati yang tak kalah indahnya.
Tak ada keringat yang bercucuran atau pun kedinginan menjalar di tubuhnya, yang berdiri saat ini adalah gadis yang memiliki ketekatan yang begitu besar dan berbanding lurus dengan rasa percaya dirinya.
ㅅㅇㅅㅇㅅㅇㅅㅇㅅㅇㅅㅇㅅㅇㅅㅇ
Nih yang minta lanjut.Apakabar semuanya.
Semoga hari mu lancar
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Twice(lengkap)
Ficción históricaSang Di seorang gadis bangsawan yang cantik rupawan ,tapi bukan karna kecantikannya ia disukai banyak orang, melainkan karna kebaikan hatinya. Tapi sadarkah dia jika kebaikan hatinya,membawa malapetaka yang mengakibatkan dia kehilangan segalanya yan...