Part 23(ending)

1.1K 79 17
                                    

"kematian adalah happy ending dari segala-gala nya yang pernah ada dalam cerita nyata, jika bagimu tidak maka kehidupan mu tidak pernah nyata. Mungkin kau sedang hidup di negri dongeng selama ini"

***

Satu tahun kemudian....

Keadaan istana sdh membaik semenjak 10 bulan yg lalu tepat saat Min Ah, dikabarkan hamil oleh cenayan kerajaan, sdh hampir setahun juga Min Ah menjadi ratu, dan sekarang ia sedang menggendong seorang bayi laki laki yang memiliki paras wajah mirip dengan raja.

Min Ah mengelus wajah putranya dengan penuh kasih sayang. Istana memang sdh membaik tapi di luar istana benar benar sangat kacau, kemiskinan melanda rakyat, penyakit menular menimpa rakyat, pencurian, pemerkosaan, dan pembudakan terjadi di mana mana. Raja tidak bisa mengatasinya dengan benar tidak ada kerajaan tetangga yang ingin membantunya sepertinya kerajaan tetangga telah berkopirasi dengan kerajaan Ming untuk menjatuhkan dan melemah kannya. Masalah masalah satu persatu muncul menjadi beban yang begitu berat di tambah lagi beberapa pejabat yang masih menentang Min Ah menjadi Ratu, padahal itu memang hak yang di dapatkan Min Ah setelah melakukan kewajiban nya memberi seorang putra yang tampan untuk Kerajaan ini. Raja selalu diam ia tidak ingin membebani Min Ah, cukup ia yang menanggung semuanya.

***

"ini adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan balas dendam ku, satu tahun adalah waktu yang cukup untuk merencanakan segalanya" ucap raja Ming kepada seseorang yang memakai topeng hitam dan baju hitamnya.

"iya, yang mulia. Keadaan kerajaan Joseon benar benar terpuruk, semuanya sesuai rencana kita" ucap pria misterius itu.

"baiklah, malam ini kirim surat perang untuk Joseon." ucap raja Ming dengan sarkatis dan senyum penuh arti kegelapan.

"baik yang mulia" ucap pria misterius itu dengan wajah datarnya.

"jika semua nya berhasil akan ku pastikan kau naik tahta" ucap raja Ming, menyujingkan senyum liciknya. Segala rencananya berjalan sesuai kemauannya. Ada rasa getir di dalam dadanya ingin mempercepat segala beban yg menimpanya selama setahun, balas dendam adalah satu satunya hal yg dapat membuat ia akan merasa tenang, pikirnya.

***

Raja bgitu gusar saat sesudah membaca surat yang di berikan kerajaan Ming kepadanya. Benar benar membuat dirinya cemas. Licik! Hanya satu kata itu yg dapat menjelaskan sifat pria tua itu, raja Ming dengan bgitu angkuh memberi surat perintah perang. Pria tua itu tahu kemenangan kerajaan Joseon adalah hal yg mustahil, mengingat seberapa terpuruknya kerajaan ini. Tidak ada harapan untuk menang.

Namun mau tidak mau, ia harus mengiyakan perintah perang itu, bagaimana pun raja Joseon itu tidak akan menjadi budak raja Ming jika ia menolak nya, ia akan terus mengangkat kepalanya sekalipun ia mati. Bukankah raja memang harus mati dengan keadaan terhormat? Mati di medan perang sangatlah terhormat dari pada hidup daripada menjadi budak kerajaan Ming, ia tdk akan sanggup melihat hal itu terjadi.

Tdk ada rencana atau strategi yg ia buat nya. Ibaratkan mendorong dirinya sendiri ke jurang kematiannya. Yaa, raja Joseon memang seperti itu jika kata berani saja mungkin tidak dapat menjelaskan sifatnya yang keras dengan apa yang ia pilih.

Ia tidak memikirkan tentang kematian nya yang akan datang, yang ia pikirkan adalah bagaimana cara menyelamatkan ratu dan putra mahkota saat ini. Mereka berdua harus selamat. Putra mahkota akan menjadi penerus tahta dan ratu harus selalu ada di samping putra mahkota yang sebulan lalu di lahirkan. Ada kesedihan dan rasa kecewa di dalam dirinya, ia tidak bisa melihat tumbuh kembang putra semata wayang nya itu, ia akan mati di medan perang.

Life Twice(lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang