"Akan ada waktu, di mana masing masing dari kita melepaskan tangan satu sama lain, bukan kerena kita mengingnkan hal itu, melainkan karena sudah waktunya hal itu terjadi."
***
"Apa, maksud anda yang mulia? Saya tidak pernah membawa nampan racun, yang saya bawa adalah nampan obat untuk ratu" ucap Sang Di, di sela sela tangisannya. Ia di tuduh telah meracuni ratu, dia tidak pernah sekalipun memiliki pemikiran akan meracuni ratu, ia sangat menyayangi ratu seperti ibunya sendiri. Dan semua orang di sini seperti menyudutkannya atas tuduhan itu, dan ayahnya hanya diam saja yak membela nya, ia semakin takut dan sedih saja.
"Tapi, hasil penyelidikan yang telah, kami selidiki. Nampan yang putri mahkota bawa adalah racun yang mulia, dan kematian yang di alami ratu bukan lah di sebabkan oleh penyakitnya, melainkan karena nampan yang di bawa oleh putri mahkota" ucap tabib, yang memeriksa penyebab kematian Ratu. Dan ia menemukan fakta bahwa, nampan yang di bawa putri mahkota berisikan racun.
"Saya, tidak mungkin melakukan itu! Yang Mulia, tahu jika saya sangat menyayangi ratu, bahkan saya lah yang merawat nya di saat semua orang tidak memperhatikan nya" ucap Sang Di, membela dirinya.
"Itulah, yang putri mahkota, lakukan ia berpura pura baik kepada Ratu, agar semua orang membebaskan nya keluar masuk kamar ratu, agar dia leluasa datang meracuni ratu" ucap kepala dayang, di istana ratu, ia juga di hadir kan di balai pengadilan ini, sebagai saksi.
"Jika memang, yang saya bawa adalah nampan yang isinya racun, berarti saya telah di jebak yang mulia, saya bertemu dengan seorang wanita tua, saat saya berjalan sendiri ke kediaman ratu untuk mengunjungi ratu. Tapi wanita tua itu jatuh dan saya membantunya, tapi ia tidak dapat berdiri karena kakinya yang sakit akibat ia jatuh, saya pun mengganti kan nya membawa nampan itu, sudah jelas bukan jika saya telah di jebak" ucap Sang Di, dengan mata berurai jatuh dari pipinya, ia masih ingat dengan jelas wajah wanita tua yang ia bantu, dan ia tak habis pikir jika wanita tua itu menjembaknya.
"Jika benar apa yang kau katakan kalau kau telah di jebak, bisakah kau jelaskan kenapa racun ini ada di kamar mu dan juga barang barang ini" ucap penyelidik itu lagi, dengan membawa peti perhiasan Sang Di, tempat ia biasanya menaruh perhiasan dan barang berharganya. Tapi peti itu bukan lagi barang barang Sang Di, semua perhiasan itu bukan milik Sang Di lagi, ia tidak tahu milik siapa itu, dan racun itu? Mengapa ada di dalam petinya juga.
"Hamba, tidak pernah menyimpan atau memiliki racun itu dan barang barang itu, tolong lah, percaya pada hamba. Hamba telah di jejak yang mulia" ucap Sang Di, memelas dan memohon kepada semua orang yang ada di dalam balai ini, untuk mempercayainya jika dia hanya di nebak, semuanya bukan kesalahan nya.
"Sudah jelas yang mulia, jika putri mahkota lah yang membunuh ratu, ia ingin cepat cepat menaiki tahta ratu, dengan cara membunuh ratu, ia juga mencuri barang barang kesayangan ratu, ia cemburu atas apa yang di miliki ratu. Anda harus memberi hukuman mati padanya yang mulia, karena ia telah membunuh ibu negara ini, wanita nomor satu di kerajaan, jika kita membiarkan nya hidup, nanti dia akan meracuni anda juga yang mulia dan putra mahkota" ucap selir park, memprovokasi keadaan dan semakin menyudutkan keadaan Sang Di yang berada di jurang kematian, tidak tahukah dia jika Sang Di sudah amat takut berada di antara orang orang yang tak di kenal nya, dan di tuduh meracuni ratu. Tapi mengapa selir park malah meminta raja memberikan hukuman mati, mengapa dia ikut serta dalam pengadilan ini. Ada hubungan apa dia sampai ikut serta di dalamnya?
"Sudah cukup! Tahan putri mahkota di penjara bawah tanah, dan jangan biarkan seorang pun menemui nya" bentak raja, dan langsung memotong ucapan selir park.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Twice(lengkap)
أدب تاريخيSang Di seorang gadis bangsawan yang cantik rupawan ,tapi bukan karna kecantikannya ia disukai banyak orang, melainkan karna kebaikan hatinya. Tapi sadarkah dia jika kebaikan hatinya,membawa malapetaka yang mengakibatkan dia kehilangan segalanya yan...