part 21

946 67 9
                                    

"Untuk saat ini aku hanya ingin mendekap mu erat erat dalam pelukan ku, jangan pergi. Karena ku pastikan aku tidak dapat hidup lagi"

***

"Pernikahan akan di lakukan hari ini? Apa maksud anda yg mulia" kaget Min Ah, atas ucapan raja di sela sela pelukan mereka, Min Ah menjauh dan menatap raja tak percaya.

"Mengapa memperlambat hal yang pasti akan terjadi" ucap raja dengan santai.

"Tapi ini terlalu mendadak, bahkan aku belum menyiapkan diri, aku juga tidak tahu caranya" ucap Min Ah khawatir.

"Kau perempuan bangsawan yang tercerdas kau pasti bisa, baiklah aku keluar dulu, akan ada orang yang mengajari mu." Ucap raja, sambil mengusap kepala Min Ah dengan lembut, Min Ah beberapa saat terpesona dan melupakan masalah yang sedang terjadi. Tapi dia tersadar dan melihat raja, berjalan keluar.

"Tapi yang mulia pernikahan nya tidak lama lagi, aku tidak bisa" teriak Min Ah, khawatir. Sedangkan raja berbalik lalu melangkah lagi, Min Ah reflek menutup mulutnya dengan cepat, dia baru tersadar dia sedang meneriaki siapa. Dia hanya tertunduk lemah pasrah atas apa yang terjadi.

Bibir raja naik ke atas saat mendapati Min Ah yang sedang menutup mulutnya dengan takut melihat ke arahnya. Lalu ia berjalan lagi.

Seorang wanita tua datang ke kamar Min Ah, untuk mengajarkan Min Ah melakukan ritual dalam pernikahan kerajaan dan menjelaskan beberapa hal yang penting lainya.

***

Ia memperhatikan raja, yang terlihat sangat sibuk akhir akhir ini. Tapi tdk apalah, asal jangan raja menemui wanita itu.

Tapi ia mendengar desas desus yang membuat dadanya tiba tiba bergemuruh menahan amarah dan kecewa.

Ia melihat raja yang berjalan ke istana selir utama, dengan sekuat hati ia menahan diri untuk tidak mencegat raja berjalan ke arah sana, ia terus mengikuti raja dengan sembunyi sembunyi, para dayang yang biasa mengikuti ratu sibuk mengurus per siapa pernikahan raja, ratu benar benar marah,sedih, kecewa, kepada raja.

Sampai akhirnya raja masuk, ia pun bersembunyi di balik tembok. Dan menunggu.

Beberapa menit ia menunggu akhir nya raja keluar, dengan senyuman. Dan Deg! Seumur hidupnya tinggal di istana, ia tak pernah sekalipun melihat senyum raja setulus itu, mengapa dia yang bisa membuat mu tersenyum yang mulia? Mengapa aku tidak bisa? Apakah aku harus mati dulu agar kau bisa tersenyum begitu ke arahku? Tanyanya dalam hati, ia benar benar tersakiti.

Dia, menggigit bibir bawahnya agar tangisannya di balik tembok tak terdengar, sambil mencengkeram bagian dadanya yang rasanya tertindih benda berat. Raja telah melewatinya, mengabaikan keberadaannya disini, mungkin selama lama nya raja tdk akan pernah melihat cinta nya yang begitu besar untuk raja.

Ia menangis, lalu menghapus nya dan kembali ke kediaman ratu.

Sampai ke kediaman ratu, ia kembali menjadi dirinya yang rapuh dan lemah. Emosi memuncak saat ini, ia melempar dan membanting apa pun yang ia liat, sambil menangis histeris. Rasanya sesak, sakit, didada nya seperti ada sebuah benda yang menindih jantungnya.

Dia membanting semua untuk mengeluarkan semua emosi nya, tapi tetap tidak bisa.

***

Life Twice(lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang