"Iqbaal udah gue kasih tau. Tapi dia gak ada kabar lagi (namakamu)" ucap Kiki.
"Hah? Ohiya bang makasihh hehe"
"Yaudah ayo nanti kita terlambat lagi" ucap Papa (namakamu)
'Drtt..drtt..drtt'
Merasa bahwa handphone Mama Miftah bergetar maka ia segera memasukan tangannya kedalam tas mengambil handphone nya dan mengangkat telpon itu.
"Kalian semua duluan aja ke mobil nanti Mama tanye nyusul yaa.. Kamu juga duluan aja ya sayang"
"Iya mah" berjalan menjauh dari orangtua nya menuju keluar rumah.
'assalamu'alaikum' suara yang terdengar semakin menjauh dari telinga (namakamu)
"(Namakamu) ntar kalau ko balik lagi ke sini bawa oleh-oleh okee" rayu bastian kepada (namakamu).
"Euhhhh dasar" Ucap Aldi seraya mengacak-acak rambut bastian.
"Hahahaha Bas Bas" menggelengkan kepalanya. "Gue aja gak tau tuh bakal balik atau engga" lanjutnya.
"Seriusan lo (namakamu)?" Dengan wajah kaget Salsha menatap (namakamu)
(Namakamu) hanya menggukan kepala. "Yaudah yuk ah masuk. Gue gak mau ada yang melow melow disini" nyengir menyembunyikan kesedihannya karena (namakamu) akan berpisah dengan teman-temannya.
"Lo ada masalah sama iqbaal (Namakamu)?" Tanya Aldi.
'Deg'
Kini perasaan (namakamu) terasa aneh. Degup jantungnya begitu cepat, keringat dingin mulai bermunculana. Ntah kenapa (namakamu) hanya diam tidak menjawab pertanyaan dari Aldi.
"(Namakamu)?" Tanya Aldi.
"Udah di.." Kiki mengelus punggung Aldi.
"Sorry"
(Namakamu) hanya tersenyum menatap Aldi.
***
"Hoaammmmm..." menguap dan merentangkan tangannya. Kini tangannya terulur untuk mengambil handphone nya diatas meja pinggir tempat tidurnya. Dan dilihatnya ada satu pesan yang belum terbaca.
'Klik'
Bang Kiki
'Baal sekarang (namakamu) pergi ke London. Jam 19.00 di bandara okey.'
"Haahh? London? Jadi yang ke London itu (namakamu)" iqbaal terkaget bukan main dan kini sesak didada nya membuat iqbaal menangis dan iqbaal meraih jaket dan kunci motor segera menuju ke bandara.
Iqbaal segera berlari ke luar rumah menaiki motornya dan memakai helm. Tanpa berpamitan kepada orangtuanya. Bahkan saata orang tuanya bertanya Iqbaal tidak menjawab, mungkin karena perasaan Iqbaal yang mulai tak karuan karena dikejar oleh waktu juga.
'Brum'
'Maafin gue (namakamu) karena kemarin gue bilang kayak gitu sama lo. Tapi sebenernya gue gak bisa benci sama lo. Gue sayang sama lo (namakamu) plisss jangan pergi' bantin Iqbaal seraya membajiri pipinya dengan air mata.
*di Bandara*
"Bentar lagi gue pergi" tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
"Gue bakalan terus kangen sama lo (namakamu)" Steffy memeluk (namakamu) dan menangis.
"Hkss..hkss.." (namakamu) mencoba untuk menenangkan Steffy.
"Gue pasti bakal ngehubungin lo terus kok Steff" merenggangkan pelukannya.
"(Namakamu) sebelum lo pergi. Gue minta lo bilang, ada masalah apa lo sama Iqbaal?" Dengab hati hati Aldi mengucapkannya.
(Namakamu) menundukan kepalanya. "Oke.." dan bla-bla-bla (namakamu) menjelaskan semuanya.
"Lo yang sabar (namakamu). Gue yakin Iqbaal gak akan beneran benci sama lo" Kiki mencoba membuat (namakamu) kuat.
"(Namakamu)?"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING YOU [TAMAT]
Teen Fiction"Aku lebih suka menunggu kepulanganmu daripada menunggu kepergianmu. Aku selalu menunggumu, walau kau tak memintaku untuk menunggu Aku selalu menghrapkanmu, walau kau abaikan harap itu"