***
"Gue udah berhasil nyelakain dia" terkekeh jahat.
"Kenapa lo nyelakain dia sih? Dia gak salah apa-apa! Yang salah itu Iqbaal"
"Ya gue tau.. tapi gue bakal bikin (namakamu) menderita supaya Iqbaal juga menderita! Gue tau iqbaal sayang banget sama (namakamu).. buktinya dia bilang dia mau ngejagain (namakamu)" terkekeh.
"Tapi gimana keadaan (namakamu) sekarang? Gue khawatir Bell"
"Ckckck.. lo masih sayang sama dia?" Tanya bella.
Mengangguk. "Iya.. gue masih sayang sama dia" jawabnya.
"Tenang.. gue bakal bantuin lo dapetin (namakamu) lagi. Tapi lo juga harus main di permainan gue ini ilham" tersenyum miring.
Ilham? Ya.. ilham itu sepupu Bella, masa lalu (namakamu). Dan ia bekerja sama dengan Bella untuk suatu permainan yang Bella mainkan.
***
Dokter keluar dari ruangan UGD.
"Gimana dok keadaan istri saya?" Suara Iqbaal terdengar agak gemetar.
"Istri anda kehilangan banyak darah, dan kami membutuhkan donor darah.. karena stock darah yang bergolongan sama dengan istri anda baru saja habis. Dan akan ada 2 jam lagi. Tetapi.."
"Kenapa dok?" Pertanyaan Iqbaal yang memotong perkataan dokter.
"Jika tidak ditangani sekarang juga, istri anda bisa dalam bahaya bahkan sampai.."
"Dok darah saya saja dok ambil.. saya yakin golongan darah saya sama, dan kebetulan saya tidak merokok" ucap Iqbaal yang memotong penjelasan dokter dengan gemetar dan sangat panik. Iqbaal tidak ingin dokter melanjutkan perkataannya tadi karena Iqbaal sangat takut.
"Baiklah anda masuk saja dan suster akan memeriksa anda.. saya mau menemui dokter yang lain untuk menyelamatkan istri anda"
"Baik dok. Terimakasih"
Dokter memegang pundak Iqbaal. "Sebaiknya anda banyak-banyak berdo'a untuk keselamatan istri anda. Dan anda harus bersabar" iqbaal menganguk menjawab perkataan dokter. Dengan terburu-buru dokter meninggalkan Iqbaal dan Iqbaal masuk keruang UGD.
1jam kemudian...
Bunda, Ayah Herry, Mama Miftah dan ayah sudah ada dirumah sakit beberapa menit yang lalu.
"Ehh itu Iqbaal." Seru Steffy.
Steffy, Salsha, Bastian, Aldi dan Kiki berlari menghampiri Iqbaal.
"Gimana (namakamu), Baal?" Iqbaal melirik Bastian dan menggeleng.
"Gue gak tau gimana dia. Gue belum boleh masuk sama bunda gue." Jawab Iqbaal lemas.
"Belum boleh masuk?" Salsha merautkan alisnya. "Maksud lo baal?" Lanjutnya.
"Aleeee." Kedatangan teh Ody yang rusuh. "Gimana (namakamu) ale? Dia gapapakan? Dia baik-baik ajakan? Dia luka? Kalau iya dimananya? Apa dia luka berat? Apa dia memar-memar atau gimana? Apa dia.."
"Teteh! Kalau teteh mau tau, mending teteh masuk sekarang!" Ucap Iqbaal yang memotong pertanyaan-pertanyaan dari kakaknya itu dengan sedikit bentakan.
Teh Ody mengerucutkan bibirnya. "Yaudah biasa aja! Gausah bentak-bentak!" teh Ody mentap Iqbaal tajam dan memasuki ruang rawat (namakamu).
"Eh Baal, kenapa lo gak masuk?" Tanya Steffy.
"Karna Iqbaal tidak bisa menjaga (namakamu) dengan baik, kalau aja Iqbaal bisa menjaga (namakamu), saat ini dia pasti baik-baik aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING YOU [TAMAT]
Teen Fiction"Aku lebih suka menunggu kepulanganmu daripada menunggu kepergianmu. Aku selalu menunggumu, walau kau tak memintaku untuk menunggu Aku selalu menghrapkanmu, walau kau abaikan harap itu"