"Baal? Hfff.. gue mohon jangan lagi lo kenal sama gue. Gue mau lo jauhin gue baal" (namakamu) terus menangis dan rasa sesak di dada nya semakin menjadi.
"Apa?" Dengan nada kaget namun sangat pelan.
"Hkss..hks..hkss.." (namakamu) menutupi wajahnya dan tejatuh tak kuasa merasakan semuanya. Sebenarnya (namakamu) ingin sekali mendekap Iqbaal dan ingin sekali ada dipelukannya. Dia tidak ingin pergi dari Iqbaal. Tetapi waktu berkata lain. (Namakamu) harus pergi dan menjauh dari iqbaal karena (namakamu) berfikir bahwa jika dia menjauh dari Iqbaal, Bella tidak akan menyakiti Iqbaal.
"(Namakamu)". Iqbaal menggelengkan kepalanya dan terus menangis dan merasakan sesak di dadanya saat (namakamu) berbicara seperti itu.
Semua sahabatnya yang melihat Iqbaal dan (namakamu) ikut menangis tak kuasa melihat semua itu. Bahkan orangtua (namakamu)pun begitu.
"Pliss (nam..)". Iqbaal berlutut untuk menggapai tubuh (namakamu) yang terjauh dilantai.
"Gue-- hkss..hkss.. gue pengen lo stay disini. Plisss". Ucap Iqbaal dengan nada purau.
(Namakamu) menggelengkan kepala. "Gue benci sama lo baal". Dengan nada perlahan dan diiringi oleh tangisan.
"Maafin gue (namakamu) maafin gue hari itu, gue gak mungkin bisa benci sama lo karena gue sayang sama lo" memeluk (namakamu).
(Namakamu) mendorong dada Iqbaal dan berdiri. "Lo pergi dari hidup gue Baal. Karena lo hidup gue hancur. Hidup gue gak tenang karena lo. Lo lihat kemarin gue sama Bella? Lo sayang sama gue tapi lo lebih mentingin Bella yang jelas jelas dia cuman manfaatin lo doang! Gue benci sama lo Baal. GUE BENCI SAMA LO". Dengan nada yang keras dan membentak iqbaal, (namakamu) segera membalikan badan meninggalkan Iqbaal.
"Oke kalau itu yang lo mau. Gue gak akan kenal lagi sama lo (namakamu) dan gue akan seterusnya benci sama lo.. hksss...hksss". Sedikit teriak dan Iqbaal terjatuh ke lantai dan membuat (namakamu) menghentikan langkahnya.
"Iqbaal". Para sahabatnya menghampiri Iqbaal yang mulai terpuruk.
(Namakamu) tidak melihat Iqbaal dan sesak di dadanya semakin menjadi. Ingin sekali (namakamu) kembali ke tempat tadi dan menarik semua perkataannya namun nasi sudah menjadi bubur. Kini (namakamu) pergi karena waktunya sudah hampir pukul 19.00
"Sayang". Mama Miftah mendekap (namakamu).
"Ayo mah pah kita pergi". (Namakamu) mengusap air matanya.
"Tapi itu Iqbaal?" Tanya papanya.
"Ayo pahh. Hkss.." (namakamu) kembali menangis dan menarik kedua orang tuanya menuju pesawat.
"Baal lo yang sabar". Aldi mencoba menenangkan Iqbaal.
"Baal" Steffy menangis tak kuasa melihat Iqbaal yang seperti itu. Dan Salsha mencoba menenangkan Steffy.
"Kita pulang aja yuk Baal. (Namakamu) udah pergi dan kita gatau kapan kita ketemu dia lagi". Kiki mencoba menenangkan pikiran Iqbaal.
"Kita gak akan pernah ketemu dia lagi bang. Terutama gua. Gua udah gak sudi lihat dia lagi". Iqbaal yang kini sangatlah marah.
"Baal lo gak boleh kayak gitu baal". Ucap Bastian.
"Gua gak peduli bas". Dengan penekanan dan iqbaal segera bangkit meninggalkan sahabatnya dan pulang menuju rumahnya dengan motor ninja hitamnya itu dengan kecepatan penuh selayaknya pembalap motor.
'Maafin gue baal' batin (namakamu).
***
"Aaaaaaaaaaaaaaaaa...". Iqbaal menjambak rambutnya sendiri dan menangis di lantai.
'Clek'
"Iqbaal?". Terkaget melihat iqbaal sudah berada dilantai terduduk.
"Iqbaal istigfar baal". Mencoba menenangkan Iqbaal.
"Bunda". Iqbaal memeluk bundanya dan menangis.
"Baal-- kamu kenapa? Cerita sama bunda"
"Dia pergi bun". Iqbaal kembali menangis.
"Siapa?" Merautkan alisnya.
"Dia bun. Dan ale benci banget sama dia bun..hks"
"Husss istigfar Baal. Kamu gak boleh kayak gitu. Bunda gak suka"
"Bunda". Suara Iqbaal sekain habis.
"Kamu cuci muka dan sholat terus kamu istirahat ayo". Perintah bunda Rike kepada Iqbaal.
*dikampus*
"Pagiiiiii semuaaaa"
"Haiii". Salsha tersenyum menatap seorang gadis diambang pintu kelas.
"Aaaaaa gue kangeennnnnnnn". Memeluk sahabatnya satu persatu.
"Leh oleh?". Bastian tiba-tiba menanyakan oleh oleh kepada gadis itu.
"Ah lo mah bas. Gue baru aja masuk udah ditanya oleh-oleh". Memanyunkan bibirnya.
"Hahaha sya sya.. lo kayak gak tau aja bastian gimana". Tasya tertawa melihat Aldi meledek bastian yang membuat bastian mengekspresikan wajahnya dengan sangat lucu.
Yaa gadis itu tasya bukan (namakamu). Tasya yang baru muncul lagi dicerita ini hehehe yang sebelumnya tiba-tiba menghilang di cerita ini. *apaansihh gaje yaa gue hahaha sorry:D*
"Ehiyaa (namakamu) mana? Gue kangennnnnnn banget sama diaa". Tasya tersenyum lebar.
"Dia pergi sya" ucap Kiki.
"Haaa? Kemanaa?" Tasya benar-benar terkaget.
"Dia ke London sya" Salsha menjawab pertanyaan Tasya.
'Haa? London? Bukanyaa dia...' batin Tasya dan menggelengkan kepalanya.
"Kenapa Sya?" Tanya Steffy heran melihat Tasya menggelengkan kepalanya.
"Eh iya sya, lo kan sepupunya (namakamu) nih. Emang lo gatau (namakamu) ke London?" Tanya Aldi.
"Ya...yaa gue ga...gatau dii. Soalnya gue gak dikasih kabar sama dia". Jawab Tasya dengan nada yang terbata-bata.
"Ohiya Iqbaal mana? Tumben belum dateng dia" Tanya Tasya.
"Kayaknya dia ga ngampus deh sya. Soalnya kemarin kondisi Iqbaal down banget. Dan mukanya pucet" jawab Kiki.
"Ohh gituu. Kasian iqbaal"
***
"(Namakamu) lo jahat. Gue benci sama lo gue benciii sama lo". Iqbaal sangat marah saat melihat foto (namakamu) yang disimpan di kamarnya dan melempas foto itu hingga bingkai foto itu pecah.
'Tok..tok..tok'
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING YOU [TAMAT]
Novela Juvenil"Aku lebih suka menunggu kepulanganmu daripada menunggu kepergianmu. Aku selalu menunggumu, walau kau tak memintaku untuk menunggu Aku selalu menghrapkanmu, walau kau abaikan harap itu"