Mereka sudah sampai di RSJ, dan kini mereka sedang diantar ke kamar Bella.
"hai bella" sapa (namakamu) dan tak lupa dibumbui dengan senyuman.
Bella berbalik dan tersenyum melihat kehadiran mereka ber3.
"(namakamu)" bella turun dari tempat tidur dan berlari untuk memeluk (namakamu).
"Bella?" (namakamu) merautkan alisnya, dan merenggangkan pelukannya.
"aku udah sembuh (nam..) dan secepatnya aku bakal keluar dari sini" ucap Bella dengan riang dan ada bulir air mata yang menetes dari matanya.
"Lo baik-baik aja?" tanya Iqbaal.
"iqbaal? Baal gue bener-bener minta maaf sama lo, gue khilaf baal. Gue bener-bener nyesel," bella mulai menangis.
"gue udah maafin lo Bella, dan gue coba buat lupain masa lalu, begitu juga dengan (namakamu)" ucap iqbaal.
Bella tersenyum. "makasih kalian udah maafin gue, gue janji gue gak akan ganggu kalian lagi." bella melirik Arbani. "lo? Lo siapa?" tanya Bella.
"gue Arbani, calon suami sodara lo dulu, Zidny" jawab Arbani.
"Arbani?" bella merautkan alisnya seperti sedang mengingat-ingat sesuatu. "lo yang ninggalin Zidny itu?" tanya bella.
"iyaa, gue minta maaf soal itu Bella."
Bella menggelengkan kepalanya. "udah gapapa, lagian itu masa lalu lo sama Zidny. Itu urusan lo berdua" ucap Bella. "btw, kalian ngapain kesini?" tanya bella.
"kita mau lihat keadaan lo bell, dan kita mau ngomong sesuatu" jawab (namakamu).
"sesuatu? Soal apa?" tanya Bella.
"Zidny!" jawab Iqbaal.
"hah? Zidny?" Bella merautkan alisnya.
"biar kita jelasin semua ke lo bell" ucap Arbani.
Mereka ber3 menceritakan yang sudah terjadi akhir-akhir ini kepada Bella. Sementara Zidny kini sedang berada didalam ruangan Alya.
Zidny menatap Alya marah. "lo dulu yang udah ngerebut Arbani dari gue! Gue seneng lihat lo kayak gini.. Lebih seneng lagi kalau lo gaada." Zidny terkekeh jahat.
Zidny mengeluarkan sebuah suntikan dari tas jinjingnya. "dengan ini, dengan ini lo lenyap Alya! Gue bakal nyingkirin siapapun yang udah ngehalangin jalan gue.. Termasuk (namakamu)!" Zidny tersenyum miring.
Zidny mulai menyuntikan cairan ke tabung cairan infus milik Alya, dan tak sengaja ada suster yang melihatnya.
"hey? Sedang apa kamu?" teriak suster.
Zidny membulatkan matanya "gawat!" ucapnya dan ia langsung cepat-cepat untuk pergi.
"hey!" suster menarik tangan Zidny, tetapi Zidny menepisnya dengan kencang hingga suster tersebut jatuh. Zidny berlari sangat cepat untuk keluar dari rumah sakit.
Alya langsung kejang-kejang.
"yaampun" suster kaget. Dengan cepat suster memanggil dokter. Tak tunggu lama untuk dokter sampai ke kamar Alya.
"sus, coba hubungi kerabatnya sus. Cepat!"
"baik dok".
"jadi gitu ceritanya, Bell" ucap (namakamu).
"kalian harus hati-hati sama Zidny, dia bisa nekat. Gue sebenernya gak nyangka Zidny bisa berbuat kayak gitu.. Tapi, setiap orang memang pasti akan berubah kapanpun dia mau." ucap Bella.
"gimanapun keadaannya nanti, gue ga akan buat orang yang gue sayang menderita, gue bakal perjuangin mereka untuk bahagia! Gue bakal lawan Zidny bagaimanapun caranya. Gue gaakan biarin nyawa siapapun dalam bahaya!" kata (namakamu) dengan penuh penegasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING YOU [TAMAT]
Teen Fiction"Aku lebih suka menunggu kepulanganmu daripada menunggu kepergianmu. Aku selalu menunggumu, walau kau tak memintaku untuk menunggu Aku selalu menghrapkanmu, walau kau abaikan harap itu"