(Namakamu) melirik ke pada Iqbaal yang sedang tertawa bersama Bella. Dalam pikiran (namakamu) iqbaal pasti tidak bisa mengantarnya pulang. Dan tidak mungkin ia pulang bersama Aldi, kan semua sahabatnya tidak ada yang tahu bahwa kini (namakamu) sudah tidak tinggal bersama orang tuanya lagi.
(Namakamu) menggelengkan kepalanya. "Gak usah repot-repot di gue masih bisa pulang sendiri kok" tolak (namakamu) dengan halus.
"Lo yakin (namakamu)" tanya Aldi.
(Namakamu) menganggukan kepalanya lemas. "Gue anter aja yuk (namakamu). Gue gak tega lo pulang sendiri" ajak Tasya.
"Udah gak usah Sya. Lo kuliah aja, sayangkan masih ada dua mata kuliah lagi. Yaudah kalau gitu gue duluan ya" (namakamu) mulai beranjak berdiri dan pergi untuk pulang kerumah.
Iqbaal yang melirik ke arah (namakamu) yang sedang pergi menuju keluar kantin namun parah sahabatnya masih terduduk ditempatnya. Dalam pikiran iqbaal mungkin (namakamu) ke toilet tidak mungkin pulang. Walaupun (namakamu) ingin pulang pasti (namakamu) bilang kepada Iqbaal.
***
'Cklek'
Iqbaal memasuki kamar dan melihat (namakamu) terbaring lemah dengan muka yang sangat pucat. Iqbaal duduk disamping (namakamu) seraya mengelus puncak kepala (namakamu) membuat (namakamu) terbangun.
"Iqbaal?" Dengan nada parau dan sedikit-sedikit membuka mata.
"Kenapa lo gak bilang ke gue?" Tanya Iqbaal dengan halus.
"Gue lihat lo lagi ketawa-ketawa sama Bella. Dan gak mungkin gue nyamperin lo gitu aja. Lagian masih ada dua mata kuliah lagikan? Sayang kalau lo lewatin. Dan yang lain taunya gue sama lo.."
"Iya gue tau. Maafin gue ya (namakamu)" ucapan Iqbaal yang memotong perkataan (namakamu).
(Namakamu) menggelengkan kepala. "Engga baal, yang harus minta maaf itu gue".
"Gue beliin bubur buat lo ya" iqbaal langsung meraih kunci motornya karena jika memakai mobil akan memakan waktu yang lama.
Sudah 2jam Iqbaal keluar untuk membelikan (namakamu) bubur, namun Iqbaal tak kunjung datang. (Namakamu) kini merasakan perutnya yang kosong. Terpaksa (namakamu) harus turun tangan dengan keadaannya yang lemah dan ia memasak bubur sendiri. Dan setelah makan dan minum (namakamu) tertidur pulas dikamarnya.
Kini jam menunjuk angka 9 malam namun batang hidung Iqbaal masih belum terlihat. (Namakamu) meraih ponselnya dan coba menghubungi Iqbaal namun nihil tak ada jawaban sama sekali. (Namakamu) sudah mengirimkan pesanpun tak ada balasan satupun. (Namakamu) mulai khawatir, ia takut terjadi apa-apa kepada Iqbaal.
'Cklek'
Suara pintu luat terbuka, dalam pikiran (namakamu) mungkin itu Iqbaal. (Namakamu) segera keluar kamar melihat siapa yang datanh. Dan ternyata benar yang datang itu Iqbaal.
"Dari mana Baal? Nyari bubur kok sampe berjam-jam"
"Maaf (namakamu). Tadi bunda nelfon gue.. bunda nyuruh gue kesana, dan maaf gue gak angkat telfon sama sms dari lo. Soalnya hp gue di silent tadi dan gue lupa isi pulsa. Nih gue bawain bubur buat lo" Iqbaal menarik tangan (namakamu) menuju meja makan dan menuangkan bubur dimangkuk untuk (namakamu).
"Nih makan yang banyak.. biar lo cepet sembuh"
"Makasih baal" tersenyum manis kepada Iqbaal.
'Drt..drt..drt'
'Bella?' Batin Iqbaal.
"Dari Bella ya? Angkat aja Baal.. siapa tau penting!" Ucap (namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING YOU [TAMAT]
Teen Fiction"Aku lebih suka menunggu kepulanganmu daripada menunggu kepergianmu. Aku selalu menunggumu, walau kau tak memintaku untuk menunggu Aku selalu menghrapkanmu, walau kau abaikan harap itu"