(namakamu) sedang terduduk didepan cermin dan menyisir rambutnya. Sedangkan iqbaal yang sibuk memakai kamejanya.
Saat (namakamu) menyisir rambutnya dengan jemarinya, ia melihat disetiap sela jari banyak sekali rambut yang rontok. (namakamu) langsung melihat iqbaal dari cermin dan tersenyum miris.
Aku gak boleh lemah, aku harus kuat! Aku harus lawan penyakit aku demi seluruh orang yang aku sayang. Batin (namakamu), seraya mengedip-kedipkan matanya yang memerah dan menarik napasnya panjang.
"bih? Ini kayaknya kancing kameja aku ini mau copot deh," ucap iqbaal yang sibuk dengan kancing bajunya.
(namakamu) tersenyum melihat iqbaal dari cermin, dan berdiri menghampiri iqbaal. Sebelum berdiri (namakamu) menyembunyikan rambut rontoknya itu didalam laci.
"sini aku benerin," (namakamu) menarik dan merapihkan kameja iqbaal sampai iqbaal terlihat tampan sekali. "kamu jangan mainin kancingnya, ini kameja yang paliinggg kamu suka kan? Nanti aku benerin," (namakamu) tersenyum dan membalikan badan untuk kembali menuju cermin, namun iqbaal menariknya dengan kencang hingga (namakamu) memeluk iqbaal.
(namakamu) masih memasang wajah kaget dan iqbaal terkekeh. "maaf bihh," iqbaal memeluk (namakamu) dengan erat.
"ahh iqbaal maahh," (namakamu) merautkan alisnya dan memanyunkan bibirnya.
Iqbaal tersenyum dan memeluknya erat seraya mengelus-elus rambut (namakamu) yang sangat lembut sekali, tetapi iqbaal tiba-tiba memasang wajah datar saat dijari tangannya ada rambut yang rontok sangat banyak.
Pliiss jangan sekarang. Batin iqbaal yang terasa sangat teriris-iris. Mata iqbaal memerah.
"kamu ke kantor dulu baal?" tanya (namakamu) yang masih dalam pelukan iqbaal. Namun iqbaal masih menatap tangannya yang dipenuhi oleh rambut.
(namakamu) merautkan alisnya. "baal?"
Iqbaal tersadar dari lamunannya. "ohh..ehiya kenapa?" jawab iqbaal dengan tidak jelas karena sibuk menyembunyikan rambut (namakamu), karena iqbaal takut istrinya itu bersedih.
"hufftt..kamu ke kantor dulu apa langsung aja kita ke rumah bunda?" tanya (namakamu) seraya menarik idung iqbaal dengan gemas.
Iqbaal terkekeh. "aku ke kantor dulu ya bih, kamu tunggu dirumah. Aku cuman mau meriksa berkas-berkas aja, udah itu aku jemput istri aku yang palingg cantik setelah bunda," iqbaal nyengir.
(namakamu) mengerucutkan bibirnya. "yahhh aku diduain dehh," memutarkan bola matanya.
Iqbaal memegang pundak (namakamu). "gapapa kali, lagian kamu diduainnya sama bunda. Tapi kamu tetep nomor 1 dihati aku ini."
(namakamu) tertawa lepas setelah mendengar gombalan iqbaal. "hahaha sejak kapan kamu pinter gombal kayak gini ha?" (namakamu) terus tertawa.
Iqbaal tersenyum melihat (namakamu) tertawa bahagia. "yaudah aku ke kantor yaa, kalau aku udah beres aku telpon kamu dan kamu nunggu diruang tamu ya," iqbaal mencium kening (namakamu). "byee" iqbaal bergegas pergi untuk menuju kantor.
Drt drt drt
Handphone (namakamu) berbunyi diatas meja. (namakamu) segera mengambil dan mengangkat telponnya tanpa melihat username yang menelponnya.
"hallo?"
"..."(namakamu) membulatkan matanya dan menutup telfon yang tersambung. (namakamu) menggelengkan kepalanya.
Dengan cepat (namakamu) mengambil kunci mobil dan tas kecilnya yang berisi dompet. Setelah itu (namakamu) berlari menuju garasi mobil dan tak lupa ia mengunci rapat pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING YOU [TAMAT]
Teen Fiction"Aku lebih suka menunggu kepulanganmu daripada menunggu kepergianmu. Aku selalu menunggumu, walau kau tak memintaku untuk menunggu Aku selalu menghrapkanmu, walau kau abaikan harap itu"