Detak jantung (namakamu) berhenti. (namakamu) memejamkan matanya dan tak sadarkan diri.
Tubuh iqbaal menjadi sangat lemas saat alat pendeteksi detak jantung mengeluarkan suara panjang dan gambar garis yang lurus.
Iqbaal terkekeh miris. "engga, hhah engaa." sudah ada bendungan air mata di mata iqbaal. Matanya sangat merah saat ini.
Semua orang yang berada diruangan itu semua menangis.
"(namakamu)" suara teh Ody sangat gemetar dan menangis. Mama miftah pingsan.
Steffy menggeleng seraya menutup mulutnya dengan tangannya. "(namakamu)". Steffy menangis.
"hikss.." Salsha menangis seraya menutupi mulutnya dengan tangan.
Begitu juga dengan Bang kiki,Aldi, dan Bastian. Mereka menangis seperti tidak menyangka semua ini akan terjadi.
Bagaimana mungkin mereka tidak kaget. Karena (namakamu) tidak mengatakan apapun dan tidak mengeluh apapun.
Dengan lemas dan menangis iqbaal menekan tombol merah berulang kali, hingga akhirnya dokter dan suster memasuki ruangan dan menyuruh mereka keluar.
Dengan perlahan (namakamu) membuka matanya. Ia melihat cahaya putih yang begitu terang sekali. Perlahan (namakamu) bangun dan berjalan dengan pelan mendekati cahaya putih yang begitu terangnya.
"kak (namakamu)" teriakan itu terdengar dari arah belakang (namakamu). Dengan reflek (namakamu) membalikan badannya.
(namakamu) terlihat senang. "Fay" (namakamu) dan Fay berlari dan akhirnya mereka berpelukan.
"kakak kenapa ada disini?" tanya Fay.
(namakamu) melihat ke sekelilingnya terlihat sangat indah dan ada cahaya yang terang. (namakamu) menggeleng.
"rambut kamu Fay" (namakamu) tersenyum.
"iya kak, Fay udah sembuh dan Fay udah kayak dulu lagi" terlihat dari wajah Fay dia sangat bahagia dan wajahnya yang bersinar.
"ohiya, ada sesuatu yang mau Fay tunjukin ke kakak. Ayo kak" Fay menarik tangan (namakamu). Mereka menghampiri sebuah taman yang sangatlah indah dan disitu terdapat seorang bayi yang sedang tertidur tenang dan wajah yang begitu cerah.
(namakamu) menatap dalam bayi itu.
"dulu kakak lagi mengandungkan? Tapi sayangnya-"
(namakamu) menatap Fay dengan wajan heran.
Fay tersenyum. "itu anak kakak"
(namakamu) membulatkan matanya dan mengeluarkan air mata, air mata bahagia. Dengan cepat (namakamu) menghampiri bayi itu dan menggendongnya. Setelah itu (namakamu) menciumi wajahnya tanpa ada yang terlewatkan.
"hikss.. Kamu mirip banget sama papa kamu sayang" (namakamu) memeluk anaknya sendu. "mama bakal ngejagain dan ngebesarin kamu sayang" (namakamu) mencium kening bayi itu.
"kakak gabisa ngelakuin itu kak" lirih Fay.
(namakamu) menatap Fay. "kenapa?"
"karena ini belum waktunya kakak ninggalin keluarga kakak, termasuk orang yang kakak cintai" ucap Fay. (namakamu) menunduk setelah mendengar apa yang Fay bicarakan.
Iqbaal kini menangis memeluk tubuh (namakamu). Karena kamu sudah dinyatakan meninggal oleh dokter.
"bih bangun bihh" mata dan hidung iqbaal sangat merah sekali. "kamu gak bisa ninggalin kita kayak gini bih!" pekik iqbaal sambil menangis.
"ale. Istigfar le, ini udah kehendak yang diatas" ucap teh Ody dengan gemetar karena ia sedang menangis.
"gak teh! Dokter pasti salah! (namakamu) masih ada teh..hiksshikss"
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING YOU [TAMAT]
Teen Fiction"Aku lebih suka menunggu kepulanganmu daripada menunggu kepergianmu. Aku selalu menunggumu, walau kau tak memintaku untuk menunggu Aku selalu menghrapkanmu, walau kau abaikan harap itu"