6 - Jangan Nangis

4.6K 413 85
                                    

Anin sedang mengobrol bersama Raihan. Alasan ia tidak ke kantin bersama kedua temannya adalah Anin sedang mager keluar kelas. Kebetulan saja Raihan menemaninya di kelas.

Anin melihat Clara memghampiri Evan. Mereka terlihat seperti berbicara serius. Anin merasa cemburu melihat Evan duduk berdua bersama Clara. Tapi kan mengobrol saja? Anin tidak perlu khawatir bukan?

Anin dan Evan melupakan satu hal. Bekal. Segera Anin mengambil kotak makannya yang tak disengaja berbarengan dengan Evan.

"Duh, gue lupa. Gue bawa bekel!"

"Eh, Nin! Gue juga hampir aja lupa kalau gue bawa bekel," ucap Evan sambil tertawa kecil.

"Iya, nih, gue juga! Makan bareng yuk!"

Evan menghampiri bangku Anin yang berada disebelah bangkunya dan meninggalkan Clara sendirian di bangkunya.

Tetapi Evan merasa penglihatannya tidak enak. Raihan berada di depan bangku Anin dan menghadap ke arah Anin. 'Nih, orang pergi kek, udah tau ada gue dateng. Ganggu aja'

Evan dan Anin memakan memakan bekalnya. Sedangkan Raihan hanya diam sambil menatap Anin.

Anin yang merasa canggung dilihat seperti itu oleh Raihan, akhirnya membuka suara

"Rai, lo jajan, gih! Emang lo gak laper?"

"Nggak, Nin. Saya disini aja."

"Mau cobain nasi goreng buatan ibu aku? Enak, loh."

"Boleh, deh."

Anin menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulut Raihan.

Evan kesal dengan sikap Anin. Anin menyuapkan sesendok nasi goreng dengan sendok yang sama. Kalau boleh, ia ingin meninju wajah Raihan sekarang juga.

"Katanya gak laper. Tapi makan makanan Anin!" ucap Evan dengan sinis.

"Saya kan hanya nyobain, Van."

"Iya, nih, si Evan mah emang gitu orangnya."

Evan hanya tertawa hambar, bahkan terlihat seperti dipaksakan. Ia hanya melanjutkan makannya tanpa berbicara lagi, ia sudah keburu kesal dengan makhluk yang ada didepannya.

_____

Bel pulang sekolah berbunyi. Tetapi masih banyak murid yang di kelas. Karena hujan yang cukup lebat melanda kota Jakata.

"Yah, hujan, tunggu bentaran sampe agak reda, ya. Parkiran kan lumayam jauh, gue gak bawa payung," ucap Anin sambil menangkap butiran air hujan di rentangan tangannya.

"Iya. Gede, sih, ujannya."

Anin, Evan, Raihan, dan beberapa murid lainnya sedang menunggu hujan reda du depan kelas.

Raihan menyipratkan air hujan ke arah Anin. Anin refleks menoleh ke arah Raihan.

"Lo jail banget sih, Rai!" Anin tertawa kecil dan membalas Raihan dengan menyipratkan air juga ke arah Raihan.

Raihan hanya membalasnya dengan tertawa. Jika dilihat-lihat sih, Raihan lebih tampan kalau sedang tertawa seperti itu. Tetapi jelas lebih tampan Evan menurut Anin.

Evan yang melihat Anin bercanda dengan Raihan seperti itu pun mulai kesal. Kenapa hari ini adalah hari paling mengesalkan bagi Evan.

'Sabar Van, sabar. Yang mengalah yang menang' ucap Evan dalam hati seraya mengelus dada bidangnya.

"Rai, ujan-ujanan yuk!" ajak Anin.

Nothing Special Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang