13 - Would you be mine?

4.4K 336 74
                                    

Sudah seminggu ini, Evan mulai kembali dekat dengan Anin. Sungguh, ia merasa dunia yang pernah meninggalkannya kembali datang padanya.

Mulai dari pergi bareng, pulang bareng, nonton bareng, main bareng, ketawa bareng, semuanya yang dulu pernah mereka lakukan bersama, kembali terjadi.

Raihan juga sekarang mulai bisa melupakan perasaannya terhadap Anin, dan ia mulai bisa berteman dengan Evan dan kawan-kawan.

Clara? Evan dan Clara. P u t u s.

Flashback On

Hari itu, Evan mengajak Clara makan di Cafe untuk membicarakan sesuatu. Ekspektasi Clara adalah Evan akan mengajaknya nge-date dan romantis-romantisan dengannya. Namun, sejak kapan ekspektasi sesuai dengan realita? Evan malah memutuskan hubungannya dengan Clara.

"Udah makannya? Gue mau ngomong."

"Iya, ngomong apa sayang?" ucap Clara dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

"Kita putus. Gak ada penolakan."

"Hah?" senyum Clara seketika pudar saat mendengar kalimat yang Evan ucapkan.

"Gue mau kita putus. Gue kan udah bilang, jangan terlalu berharap sama gue, jadi gue harap lo bisa nerima keputusan gue ini."

"Tapi kenapa? Kita baru pacaran dua hari, Van. DUA HARI! Enteng banget lo ngomong kita putus!"

"Lo tau kan gue gak pernah suka sama lo. Kenapa lo masih ngejar gue? Sorry, Ra. Masih banyak cowok baik yang mau sama lo. Cuma itu yang mau gue omongin. Gue duluan ya Ra, bye." Evan pergi meninggalkan tempat itu.

"GUE BAKAL NGELAKUIN SEGALA CARA BIAR GUE BISA BALIKAN SAMA LO, VAN!" Clara berteriak, namun tak di gubris oleh Evan dan tetap berjalan lurus kedepan.

Flashback Off

_____

19.00

Evan mengetuk kaca jendela kamar Anin seperti yang biasa ia lakukan dulu.

Anin membukakan kaca jendelanya.

"Apa? Ganggu, deh!

"Tapi seneng, kan, diganggu gue?"

Blush!

Pipi Anin memerah mendengar ucapan Evan tadi. Rasanya ia ingin menelungkupkan wajahnya sekarang juga, ia malu.

"Orang diganggu kok malah seneng," ucap Anin sebiasa mungkin.

"Tapi, kok pipinya merah kayak tomat?"

"Nggak! Kata siapa?"

"Kata pacar."

"Ih apaan sih, Van." Anin tertawa geli.

"Emang pacar lo siapa?"

"Ummm, gak ada. Gue kan jomblo."

"Wih, sama dong, gue juga. Mending kita jadian aja, sama-sama jomblo ini."

"Nembak kok kayak gitu."

"Emang gue nembak? gue kan cuman ngasih saran. Lo ngarep yaa?"

'Anjir, Anin bego!' batin Anin.

Nothing Special Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang