10 - Jadian 2

4K 298 45
                                    

Evan terkejut saat melihat pesan Line yang dikirimkan Clara. Disana terdapat foto Anin dan Raihan sedang berpelukan.

Clara Mytha : Sorry ganggu waktu lo. But, gue mau ngasih tau ini, bukan maksud apa2 cuma gue ingin lo sadar, Anin udah bahagia sama Raihan.

Evan mencengkram rambutnya sendiri dengan kesal. Baru saja ia akan memperbaiki hubungannya dengan Anin, tetapi ada hal lain yang membuatnya harus mengurungkan niatnya.

'Apa lo bener-bener bahagia sama Raihan? Jika iya, gue bakal mundur Nin.'

_____

Sejak tadi pagi, Anin mencoba berkomunikasi dengan Evan. Ia sangat ingin hubungannya dengan Evan kembali seperti semula. Tetapi Evan hanya membalas Anin dengan jawaban singkat bahkan kadang tak dijawab.

Anin heran dengan sikap Evan, kemarin Evan mulai mau berbicara dengannya, kenapa sekarang berubah lagi?

Bertolak-belakang dengan tindakannya, hati Evan sebenarnya sangat ingin kembali dekat dengan Anin. Namun, Evan tidak ingin rasa cintanya terhadap Anin semakin besar karena ia tidak mau merasakan cinta bertepuk sebelah tangan, walaupun sepertinya ia sudah merasakannya sekarang.

Lagi-lagi Evan melihat Anin bersama Raihan di kelasnya. Hatinya semakin sakit melihatnya, ia memutuskan untuk pergi keluar kelas.

Baru saja Evan berdiri, tangannya dicekal oleh Clara. Mengisyaratkan agar ia tetap disini.

'Mau ngapain, sih, nih, cewek? Bikin gue kesel aja' batin Evan.

"Sini dulu, Van. Bentar aja. Gue mau ngomong."

"Apa?"

"Duduk di bangku gue."

Evan duduk dibangku Clara, walaupun sebenarnya sangat enggan. Tapi sungguh, Evan tidak ingin berdebat dengan siapapun hari ini.

"Cepetan mau ngomong apa?" ucap Evan dengan sedikit kesal.

"Lo udah liat kan foto yang kemarin gue kirim?"

"Hm."

"Terus, perasaan lo masih sama?"

"Ngomong yang jelas."

"Ya, masih sama kayak dulu, lo masih suka sama Anin?"

"Gak bakal ada yang bisa ubah perasaan gue."

"Tapi, seiring dengan jalannya waktu, lo pasti bisa kok lupain Anin. Mau tau caranya?"

"Apa?"

"Coba buka hati lo buat orang lain yang tulus cinta sama lo. Mungkin lama-kelamaan perasaan lo akan pudar dengan cara lo dekat dengan perempuan selain Anin. Coba lo hapus pikiran lo tentang Anin."

"Tapi prakteknya gak segampang menjabarkan kalimat-kalimat itu."

"Tapi apa salahnya mencoba, Van? Toh kalau lo emang tetep gak bisa lupain Anin juga itu bukan salah lo. Yang terpenting adalah lo mulai biasain sama orang lain yang tulus mencintai lo. Cinta datang karena terbiasa, Van."

"Intinya?"

"Mmm, lo mau gak jadi pacar gue? Selama sebulan aja, Van. Kalau terbukti lo bisa lupain Anin, kita lanjutin. Tapi kalau emang lo gak bisa lupain Anin, ya udah gue gak maksa."

"Oke, dengan syarat lo gak usah terlalu berharap sama gue. Karena gue gak yakin bakal bisa lupain Anin."

"Serius, Van?! Oke, gue janji gak bakal berharap banyak sama lo. Thank's, Van!" mata Clara berbinar, ia terlalu senang Evan menerimanya sebagai pacar. Ya emang siapa sih yang gak seneng gebetannya jadi pacar?

Nothing Special Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang