36 - Mama

1.9K 188 65
                                    

VOMMENT DULU YA GUYS💜 SEMANGAT PUASANYA! BENTAR LAGI😁

***

Setelah seminggu dirawat di Rumah Sakit, akhirnya Evan diperbolehkan pulang. Evan meminta agar yang menjemputnya teman-temannya saja agar orangtuanya tinggal menyambutnya di rumah.

"Van?" panggil Anin setelah mereka berada di mobil.

"Apa?"

"Itu kepala sakit gak sih?"

"Ya iyalah, tapi udah mendingan, sih."

Anin hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan bersandar. Merasa lelah, Evan menyandarkan kepalanya di bahu Anin  dan mencoba untuk terlelap. Sedangkan Aldy menyetir dan Faiza sibuk berbicara ditelepon.

"Iya... Aku juga sayang sama kamu kok. Hah?... Oh, enggak, aku lagi nganter temen. Kamu lagi apa? Ya udah deh, aku tutup dulu ya... Selamat makan, babe." Faiza memutuskan sambungan telepon dan senyum-senyum sendiri.

"Siapa, Ja?"

"Kepo lo, Dy."

"Ish, awas lo ya!"

"Apa? Mau ngancem? Gak takut wle."

Aldy melempar uang koin ke arah Faiza. Dengan sigap, Faiza menangkapnya.

"Lumayan, untuk parkir."

"Parkir sekarang 2000 tau."

"Kata siapa? Orang gue kalau ngasih 5000 pasti kembaliannya 2000."

"Kan gue ngasihnya uang pas."

"Sori, gue mah suka gak ada duit kecil.'

"Adanya duit besar?"

"Apalagi itu, ya kagak ada lah."

"Sialan lo!"

Anin pusing melihat tingkah dua orang di depannya. Ia mencoba mencari posisi enak untuk tidur. Akhirnya, Anin memeluk pinggang Evan dan memejamkan matanya.

"Sstt. Sstt."

"Apa sih?"

"Diem, Ja! Liat ke belakang!" Faiza menoleh ke belakang dan memberikan reaksi terkejutnya.

"Foto, Ja! Buru! Keburu bangun!"

"Oke!" Faiza memotret Anin dan Evan yang sedang tertidur dengan kamera ponselnya.

"Kyut banget sih, kapan gue bisa gitu ya," gumam Faiza sambil menatap hasil potretannya.

"Kayak punya pacar aja lo, Ler."

"Punyalah!"

"Yang tadi nelepon itu?"

"Hm."

"Siapa sih? Gue penasaran sumpah! Kasih tau dooong!"

"Oke, tapi jangan bilang-bilang ya! Awas lo kalau ember gue gampar lo!"

"Kayak salsa biskuat aja."

"Sebenernya cewek gue itu adalah..." Faiza mendekatkan wajahnya ke telinga Aldy dan membisikkan satu nama.

"Anjir! Seriusan lo? Kok bisa jadian sama dia?"

"Awalnya gara-gara jatuh."

"Jatuh dari mana?"

"Dari matamu matamu ku mulai jatuh cinta!"

"Malah nyanyi! Dasar!"

Setelah beberapa jam di perjalanan, mereka tiba di rumah Evan. Aldy membangunkan Evan dan Anin yang masih tertidur. Faiza langsung keluar dari mobil dan kembali teleponan dengan pacarnya—mungkin.

Nothing Special Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang