Anin menatap Evan yang sedang bercanda bersama teman-temannya. Sepertinya orang itu tidak sadar, bahwa dirinya sedang memerhatikannya.
'Lo masih bisa ketawa gitu ya, Van. Disaat gue sedang sedih mikirin lo.'
"Nin, udah. Gue yakin, Evan nanti baikan lagi kok." Felly mengusap bahu Anin pelan.
"Apa gue minta putus aja, ya?"
"Jangan. Pacaran sama Evan keinginan lo dari dulu kan? Dengan semudah itu lo ngebuang semua yang udah lo capai?"
"Tapi, Fel, buat apa gue pertahanin lagi? Kayaknya, gue sama dia emang ditakdirin untuk sahabatan bukan jadi pasangan."
"Ssst! Lo gak boleh ngomong gitu, kita liat kedepannya dulu ya. Jangan ngambil keputusan disaat lo lagi bimbang, oke?"
Anin mengangguk, lalu memeluk sahabatnya itu.
"Ditambah Feby yang masih marah sama gue. Orang-orang pada kenapa, sih?!" Anin melepaskan pelukannya perlahan, dan mulai mengeluarkan isi hatinya lagi.
"Feby cuma kesel aja, Nin. Pasti nanti baik lagi kok. Percaya deh, lo pasti udah hafal sifat dia kayak gimana kan?"
"Hm."
"Udah ah, jangan sedih lagi."
_____
"Nin, kantin?"
"Eh, Lang. Gak ah, gue disini aja."
"Ya udah gue temenin."
Gilang duduk disamping Anin yang sedang membaca novel lamanya di taman belakang sekolah.
Anin jadi teringat saat pertama kali ia bertemu Fauzi. Di taman ini, dengan aktivitas yang sama–membaca novel lamanya.
'Si Fauzi udah bahagia sama sodaranya si Evan, lah gue kapan bahagianya?'
Anin tertawa miris, dalam hati ia merasa jengah dengan semua ini.
"Kenapa, Nin?"
"Eh, eng-enggak."
"Lo masih marahan sama Evan?"
Anin mengangguk lemas, "Udah ah, jangan ngomongin masalah itu."
"Sorry, tapi gue udah minta maaf kok sama dia. Tinggal nunggu waktu yang tepat, dia bakal balik lagi kok."
"Kalau gue udah gak kuat nunggu?"
"Gue cuma kasih tau, jangan nyerah. Jangan sampai lo nyesel nantinya."
"Thank's, Lang."
Gilang melihat Evan berada di ujung taman–sedang memerhatikannya dengan tatapan sinis.
"Em, Nin. Gue ke kelas dulu ya."
"Iya."
Gilang berbisik, "Ingat, jangan putus sama Evan."
Anin tersenyum kala mendengar bisikan Gilang. Gilang pun pergi meninggalkan Anin sendiri di taman.
"Samperin, tuh, cewek lo. Gak bakal gue rebut kok." Gilang menepuk bahu Evan lalu meneruskan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Special
Teen FictionHighest Rank #118 In Teen Fiction (25/03/17) [CERITA SUDAH LENGKAP/COMPLETED] BLURB : Cinta, keluarga, sahabat, kisah masa sekolah, semua tercantum disini. Apa yang salah dengan cinta sama sahabat sendiri? Mereka bersahabat sejak kecil. Hingga kin...