17 - Piket

3.6K 250 35
                                    

Di sekolahnya, Evan sangat mudah bersosialisasi dengan murid-murid disana. Terlebih, Evan yang mempunyai penampilan yang cukup menarik, membuat dirinya mudah memiliki banyak teman. Tapi apa artinya teman banyak tanpa Anin?

Entah Evan harus kesal, marah, kecewa, atau apapun pada orang tuanya. Pasalnya, ia sudah mencoba berkali-kali membujuk orang tuanya agar tidak pindah ke Jogja. Namun nihil, mereka tidak mengizinkannya.

Hari-harinya pun terasa hampa tanpa kekasihnya itu, baru saja jadian, sudah LDR lagi.

Harap bersabar, ini ujian.

Kini, Evan berjalan gontai menuju ruang makan untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.

"Azki, kamu kok lemes gitu? Kenapa sayang?" tanya Meli–ibunya Evan.

Fyi. Keluarga Evan, memanggilnya dengan penggalan nama depannya, yaitu Azki. Sedangkan teman-temannya memanggilnya dengan penggalan nama akhirnya, yaitu Evan.

"Gak papa, mah," jawab Evan malas.

"Pasti masalah kamu gak mau pindah kan?" Deri–ayahnya Evan, ikut angkat suara.

"Buat apa aku mikirin itu lagi, Pah? Akunya juga udah pindah, kan."

"Kamu pasti kangen sama Anin ya?"

"Ya iya lah, pah."

"Kamu kan bisa ke Jakarta pas liburan nanti."

"Tetep aja, nungguin liburan itu lama."

'Keburu Anin digaet cowok lain,' batin Evan.

"Azki tinggal sendiri di Jakarta juga berani kok," lanjut Evan.

"Tapi kita yang gak berani ninggalin kamu sendiri disana, sayang. Sekarang sarapan dulu aja ya." Meli mengelus bahu anak semata wayangnya itu, berniat menenangkan.

"Oh iya, nanti Hanny mau ke rumah. Kamu temenin dia ya, biar dia gak borring disini."

"Hanny? Siapa?"

"Sodara kamu yang waktu kecil sering main sama kamu itu loh, masa lupa?"

"Ya kan waktu itu aku masih kecil, ya iya lah aku lupa."

"Ya udah, nanti kalian kenalan lagi aja."

"Hm."

_____

Bel istirahat berbunyi, guru yang mengajar di kelas XI-MIPA-3 pun sudah keluar kelas.

Anin berniat mengembalikkan jaket milik Fauzi yang tertinggal di rumahnya kemarin.

"Feb, Fel, anter gue yuk! Ke kelas XII-MIPA-2."

"Ngapain, Nin? Males ah, ntar kakak kelas pada ngegodain kalau kita kesana."

"Ayo lahh, Feb. Please, gue mau ngembaliin jaket punya Fauzi."

"Fauzi siapa?"

"Aelah banyak omong banget dah, udah ayok anter gue. Ntar gue jelasin!"

"Ya udah deh, ayo!"

Anin bersama kedua temannya menuju kelas XII-MIPA-2, yang katanya kelas Fauzi.

"Maaf kak, ada yang namanya Fauzi?" tanya Anin sopan pada salah satu murid di kelas itu saat ia sampai di depan pintu kelas.

Nothing Special Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang