8 - Senyuman Itu

4.1K 351 36
                                    

Evan pulang tanpa ada Anin disisinya. Ia merasa bersalah karena telah mengusir Anin. Tapi apa boleh buat, ia sudah sangat kecewa dengan Anin.

Sesampainya di rumah, Evan langsung merebahkan tubuhnya. Ia sangat penat dengan masalahnya hari ini, Evan memilih untuk tidur sejenak.

Ah sial! Evan tidak bisa tidur, tatapannya tak berpaling dari jendela kamar Anin. Berharap ada seseorang yang menunggunya disana, tetapi jelas saja, itu hanya harapan Evan

_____

Anin memasuki rumahnya dengan berjalan gontai. Di ruang tengah terdapat Fero yang sedang membaca komiknya. Tanpa menghiraukan Fero, Anin menaiki tangga menuju kamarnya.

Fero melihat Anin yang lemas seperti itu langsung bertanya dan menahan Anin agar melanjutkan jalannya.

"Lo kenapa, Dek? Lemes gitu?"

"Gak, aku ke atas dulu, A."

"Tadi pulang naik apa? Kok gak sama Epan?"

"Ojek. Tadi aku ada urusan dulu di sekolah, jadi aku suruh Evan balik duluan."

"Beneran? Kok, kayak capek gitu? Abis ngapain emang disekolah?"

"Aa gak usah banyak tanya, deh! Aku tuh capek! Aku cuma butuh dimengerti, jadi please ngertiin Anin! Anin mau tidur!" ucap Anin kesal.

"Dih, tuh anak kenapa dah? Baperan amat."

Fero merasa ada yang tidak beres dengan adiknya itu, lantas ia menghampiri rumah Evan untuk bertanya.

"Assalamu'alaikum!!!! Epaaann!!" Ferobsudah berada tepat di depan pintu rumah Evan.

Tidak ada jawaban. Fero mengetuk pintu rumah Evan sedikit keras.

"Assalamu'alaikum!! Pan! Ini gue!"

Tidak ada jawaban. Saat Fero akan mengetuk pintu lagi, pintu terbuka dan terpampang wajah kusut Evan seperti yang kelelahan, sama seperti Anin.

"Wa'alaikumsalam. Ada apa, Bang?" ucap Evan dengan malas.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Ya udah, ngomong aja."

"Gak bakal nyuruh gue masuk dan bikinin teh atau kopi gitu?"

"Silahkan masuk."

Fero memasuki kediaman Evan dan duduk di sofa ruang tamu, tak lama kemudian Evan datang membawakan secangkir teh untuk Fero.

"Gue becanda kali, Pan. Tapi tengkyu dah." Fero menyeruput tehnya.

"Abang mau ngomong apa?"

"To the point aja ya. Lu lagi ada masalah sama si Anin?"

"Nggak ada, Bang. Emang kenapa?" jawab Evan bohong.

"Tadi Anin mukanya kusut banget badannya lemes, sama kayak lo gini. Siapa tau kalian ada masalah."

"Nggak kok, Bang."

Nothing Special Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang