"Senyum-senyum mulu, kenapa? Seneng?"
"Iya, lah, seneng."
"Aku hebat, kan?"
"Serah."
"Hehehe."
"Aku mau nanya, Van?"
"Nanya apa sayang?"
'Please, pipi gue jangan kayak tomat! Duh, malu gue!'
"Udah gue bilang, jangan pake sayang-sayang gitu, ih, geli!"
"Tapi kok blushing, sih?"
"Tau, ah!"
"Iya-iya, mau nanya apa, hm?"
"Gak!"
"Elah, jangan ngambek dong. Baru juga baikan."
"Yang nulis surat panjang kali lebar tambah tinggi itu kamu, kan?"
"Iya, semuanya aku yang bikin. Kenapa? Melting, ya?"
"Hehe, iya. Bagus. Aku suka."
"Suka tulisannya atau suka akunya?"
"Dua-duanya!"
"Sama aku juga suka."
"Suka siapa?"
"Suka sama Anin."
"Hehehe. Aku mau nanya lagi!"
"Tanyain aja!"
"Yang ngundang temen-temen semua, itu kamu?"
"Iya aku."
"Termasuk ngundang Raihan?"
"Iya. Dia kan mantan terindah kamu."
"Enak aja! Bukan!"
"Terus, mantan terindah kamu siapa? Orang kamu baru punya satu mantan."
"Dan aku hanya mau punya satu mantan."
"Bilang aja langsung, kalau kamu gak mau putus dari aku."
"Emang kamu mau putus dari aku?"
"Iya."
"Ih!"
"Kata pidi baiq juga, tujuan pacaran itu untuk putus, entah karena berpisah atau menikah. Dan aku harap kita adalah opsi yang kedua."
Keduanya kembali tersenyum dan saling memeluk satu sama lain. Tiba-tiba, ada satu pertanyaan lagi yang belum Anin lontarkan.
"Em, Van?
"Iya, kenapa lagi?"
"Tadi, kamu em, itu, ny-nyium aku?" Dengan segala ragu dan rasa malu, Anin berhasil menanyakan pertanyaan itu.
"Iya. Kenapa? Mau lagi? Boleh!" Evan mendekatkan wajahnya ke wajah Anin. Semakin lama semakin dekat, hingga akhirnya Anin mendorong bahu Evan.
"Ih, apaan, sih! Nggak, udah sekali aja cukup, anggep aja waktu itu lagi khilaf. Bikin aku malu tau gak?!"
"Malu kenapa?"
"Kalau tadi ibu sama ayah liat gimana? Apalagi ada orangtua kamu juga, temen-temen juga banyak lagi, kan malu!"
"Biarin. Mereka juga gak masalah, kan?"
"Ih, tau, ah! Pokoknya kalau lagi banyak orang, jangan kayak gitu!"
"Berarti kalau di tempat sepi boleh dong? Kebetulan juga sekarang lagi sepi nih."
"Bukan gitu juga! Ih, tau ah ngeselin! Gue balik!" Anin pergi meninggalkan Evan yang malah tertawa keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Special
Teen FictionHighest Rank #118 In Teen Fiction (25/03/17) [CERITA SUDAH LENGKAP/COMPLETED] BLURB : Cinta, keluarga, sahabat, kisah masa sekolah, semua tercantum disini. Apa yang salah dengan cinta sama sahabat sendiri? Mereka bersahabat sejak kecil. Hingga kin...