HMH 8

14.7K 437 4
                                    


Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja suasana kantor berubah menjadi gaduh. Banyak karyawan yang tengah berkumpul untuk melihat apa yang terjadi.

"sudah aku katakan, aku tidak  melakukan kesalahan apa pun!. jadi ini bukan kesalahanku!  aku hanya mengikuti apa yang bapak  katakan sebagai atasan saya! Tidak lebih " Yeslin yang tersulut emosi dan tanpa sadar meninggikan nada suaranya. Saat bicara dengan Randy. Tak peduli lagi apa yang terjadi sekarang. Tidak peduli sekarang dirinya tengah menjadi tontonan semua karyawan yang kali berbondong-bondong mengerubuti Randy dan dirinya

Bahkan Yeslin sudah tidak memedulikan bisik-bisik karyawan  lain yang terlihat tengah membicarakan tentang dirinya yang terlalu berani dengan meninggikan suaranya pada sang bos

" Beraninya kua..." Randy yang mulai tidak bisa sabar menghadapi Yeslin. Apa lagi sekarang mereka terang-terangan menjadi tontonan semua orang

"Kau pikir kau itu siap?! Kau itu hanya wanita Rendahan yang aku angkat Drajat dan kastanya!, dari gelandangan menjadi Nyo- "Randy langsung mengetik kalimatnya sebelum dia keceplosan bicara dan mengatakan status mereka di hadapan semua orang

"Menjadi apa! Aku tahu kau tidak akan mengatakannya! Karena Anda tidak pernah bisa jujur! " Kali ini Yeslin yang secara tidak langsung menantang Randy apakah pria itu berani mengatakan kebenarannya para semua orang yang ada saat ini. Yang tengah menjadikan mereka tontonan. Malu biar sekalian saja pikir Yeslin

Dan kini terdengar selentingan orang-orang yang menanyakan siapa Yeslin. Apa pekerjaannya sebelum menjadi sekretaris Randy.

Bahkan ada yang terang-terangan diantara mereka yang menebak. Mungkin sebelumnya Yeslin bekerja sebagai wanita penghibur. Di lirik dari kebiasaan bos mereka yang tiba-tiba saja memilih sekretaris wanita.

Dan itu cukup menghebohkan seluruh kantor pada waktu itu. Dan jika kali ini apa yang di pikirkan mereka semua benar. Maka sudah pasti akan terjadi keributan antara karyawan yang pro dan kontra pada Yeslin

Dan Randy yang tidak ingin keributan ini semakin menjadi hiburan gratis bagi semua karyawannya. Dengan cepat Randy menarik Yeslin untuk mengikuti langkahnya. Tidak peduli bagaimana Yeslin terus meronta untuk minta di lepaskan

Saat sudah sampai di ruangannya Randy langsung membuka pintu dan langsung menutup pintu dan menguncinya tanpa melepaskan genggaman tangannya pada tangan Yeslin. Bahkan Randy tidak peduli tangannya yang memerah karena di pukuli Yeslin selama mereka berjalan ke ruangan Randy

"Lepaskan aku kejam!" Teriak Yeslin

"Diamlah jangan berisik suratmu itu membuatku pusing!" Bentak Randy

"Kalau Anda tidak mau saya berisik. Maka keluarkan saya dari sini" ucap Yeslin

"Jangan harap! Kau akan dengan mudah keluar dari ruangan ini sebelum masalah kita selesai" tutur Randy yang penuh dengan penekanan

"Apa lagi yang harus kita bicarakan lagi" ucap Yeslin yang sudah merasa jengah dengan pertengkaran ini

"Saya kira selama ini Anda sudah belajar untuk jadi wanita baik-baik, tapi ternyata saya salah. Sekali seseorang itu penipuan maka dia akan  tatap penipu, " pekik Randy

"Apa maksudmu aku tidak pernah menipumu atau berkata bohong padamu. Dan itu termasuk dalam pekerjaan. Tak peduli berapa bencinya kau padaku tapi aku tidak pernah berbohong padamu sejak pertama kali kita bertemu! “tutur Yeslin

"Kau bisa mengatakan kau aku ini gembel atau gelandangan yang kau pungut di jalan. Dan juga aku itu adalah seseorang yang kau angkat derajatnya, aku juga tidak masalah kalau tidak ada orang yang boleh tahu tentang hubungan kita, aku tidak keberatan..."

" Lalu karena hal sepele ini, kau menyalahkan aku! Bahkan aku tidak masalah jika kau menyalahkan semua hal yang terjadi padamu selama ini itu karena aku, akan aku terima"

"Tapi. Saat kamu tidak pernah percaya pada kejujuranku maka semua itu terserah padamu” pekik Yeslin yang kali ini benar-benar mengeluarkan semua kekesalan yang ada dihatinya

Cup..

Entah apa yang terjadi saat ini dan dari mana pikiran itu muncul yang jelas saat itu  yang ada di dalam pikiran Randy hannyalah membuat wanita ini diam secepat mungkin.

Dan saat Randy melepaskan ciuman singkatnya dari bibir Yeslin. Maka sebuah tamparan yang didapatnya

"Kau..."geram Randy saat memegang pipinya yang harus saja di tampar oleh Yeslin

"Apa? Kau mau menyalahkanku atas apa yang terjadi tadi. Kau ingat itu semua salahmu. Kalau saja kau ingin diam maka aku tidak akan menggunakan cara tadi. dan kau melimpahkan semuanya padaku? Apa kau sadar siapa aku...!! " Tukas Randy

"Dan satu yang sepertinya harus  aku ingatkan. Aku ini bosmu, atasanmu..." Randy yang seakan mempertegas tentang sestatusnya di sini dengan Yeslin yang merupakan adalah seorang bos

" Dan kau, kau itu hanya sekretaris... Ingat kau hanya seorang  sekretaris bukan lebih dari itu.." ucap Randy yang memberikan penekanan di kata sekretaris pada Yeslin

"Ya...!! aku tahu aku hanya sekretarismu saja !! dan karena aku sekretarismu. Aku tidak Ingin proyek ini batal. Jangan kau pikir proyek ini hanya proyekmu. Ini juga milikku!. apa kau lupa?!. demi proyek ini kau yang membuatku bekerja dan terus Bekerja, padahal kau tau itu bukan tugasku!. Meskipun dengan berat hati aku masih mengerjakannya. Hanya karena aku tahu seberapa pentingnya proyek ini untukmu. "Ucap Yeslin penuh penekanan

" Dan asal akan kamu tahu saja, kalau bukankan karena ide yang aku berikan maka proyek ini tidak akan berjalan lancar seperti ini..." Yeslin yang juga tidak mau kalah ketika dirinya kali ini seperti orang yang di persilahkan atas masalah berkas yang salah untuk dia bagikan sebelum mitting di mulai tadi...

"Jadi sekarang Aku mulai hitung-hitungan denganku? Baiklah kalau begitu. Siapa yang disini di bantu dan mendapatkan bantuan?"

"Kalau bukan karena aku, mungkin kau akan kehilangan ibumu bukan, waktu di rumah sakit"

" Kalau bukan karena aku, apa mungkin rumah yang saat ini ditempati oleh keluargamu itu akan tetap jadi milikmu"

"Kalau bukan karena aku juga, apa kau masih bisa ada dan berdiri di harapanku, beradu argumen sepeti saat ini"

" Kau juga yang mengajukan imbalan padaku dengan meminta satu permintaan apa pun itu bukan pada saat kita bicara malam itu di meja makan? " Seringai Randy

" Dan satu hal lagi, sepertinya aku juga harus mengingatkanmu dimana posisimu itu."

" Sudahlah Pak saya tidak ingin mendengar semua kata-kata Bapak..." Yeslin yang menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya

" Terserah Bapak mau menganggap saya salah atau benar, Saya rasa sudah tidak ada hal yang perlu didebatkan lagi diantara kita " tambah Yeslin dan berlalu pergi meninggalkan Randy di ruang miring. Tanpa memberi kesempatan kepada Randy untuk kembali mengatainya.

Meskipun tidak bisa dipungkiri bawa apa yang di katakan Randy itu hampir semuanya benar. Tapi apakah harus pria itu mengatakan semuanya?

Ruangan Yeslin

Yeslin masuk ke dalam ruangannya dengan wajah yang menahan kesal dan marah yang ingin meluap...

"Apa-apaan dia bilang aku yang salah..? " Ucap Yeslin dengan perasaan kesal

" seharusnya dia itu berterima kasih padaku...? " ucap Yeslin yang benar-benar di buat kesal dengan apa yang terjadi hari ini

" apa aku salah karena aku sudah menolongnya, agar tidak malu di depan para investor..." ucap Yeslin yang masih benar-benar kesal pada Randy dan melupakan rasa kesalnya pada foto Randy yang ada di kalender kantor

" Tapi ini bukannya malah berterima kasih dia malah menyalahkanku, katanya aku tidak becus dan tidak benar melakukan sesuatu hal yang sepele" Yeslin yang kesal dan sebal hingga mencoret-coret foto wajah Randy dengan spidol

" Seharusnya dia sadar diri, kalau saja dia tidak memberikan map atau berkas yang salah, maka semua ini tidak akan terjadi tidak ada namanya kesalahpahaman ataupun mis komunikasi " ucap Yeslin lagi yang semakin bernafsu untuk mencoret-coret foto Randy, seakan dia sedang benar-benar mencoret-coret wajah Randy yang sesungguhnya

"Kalau bukan untuk membayar hutang kepadanya yang sangat banyak aku pun sudah tidak mau bekerja di tempat ini. Apa lagi bekerja dengan orang yang keras kepala, egois ingin menang sendiri , tidak mau salah, ,selalu benar dan satu lagi dia itu selalu memaksa " Yeslin yang meluapkan amarahnya tidak cukup dengan coretan kalender Yeslin  melupakan emosinya dengan semua barang-barang yang ada di sebelahnya yang dijadikan sasaran sebagai luapan amarahnya dengan meletakkan barang-barang  itu secara keras hingga menimbulkan suara. Dan saat Yeslin mencoba menenangkan amarnya yang terbayang adalah kita Randy yang tiba-tiba saja menciumnya. Yang bahkan tidak ada rasa bersalah. Namun justru memancing Yeslin untuk terus berdebat dengannya

Disaat Yeslin Tengah benar-benar marah tiba-tiba saja handphone-Nya berdering

" Siapa sih yang telepon hari ini tidak tahu apa, jika aku ini sedang tidak mood untuk mengangkat telepon dari siapa pun..." Gumam Yeslin yang seperti malas memandang ke arah ponselnya

" Siapa yang menghubungiku, dan Nomornya tidak di kenal, apa nomor baru tapi siapa?” Yeslin yang mengangkat panggilan dengan hati yang masih kesal

" Siapa dan kenapa dia selalu saja menelefonku sejak tadi " Gumam Yeslin

Yang akhirnya menyerah dengan dering ponsel yang selalu mengganggunya membuat  harus mengangkat panggilan tersebut

"Halo...."

" Siapa ini..." Tanya Yeslin pada seseorang yang sedang meneleponnya saat ini dengan suara malas untuk menjawab

"Apa-apaan ini masak kau lupa dengan aku " suara seseorang, yang membuat Yeslin bingung, serta membuat Yeslin semakin lelah dengan harinya saat ini

" Lupa?"

"Salah sambung kali. Di handphone-Nya  tidak  ada nomornya jadi jangan sok kenal" Yeslin yang menjawab dengan ketus. Bagaimana tidak suasana hatinya yang sedang acak-acakan. Sekarang ada orang usil yang menghubunginya dan pura-pura sok kenal

" Siapa yang aku lupakan? " Tanya Yeslin pada orang tersebut

"Aku yang mengantarkan kamu pulang waktu itu, yang memberikan kamu tumpangan" jelas orang tersebut

" Febian..." Tanya Yeslin

"Nomormu ganti lagi?" Tanya Yeslin

"Iya ini aku, nomorku ada dua yang kemarin untuk kerja dan yang ini khusus untuk orang-orang yang?" Tanya Febian

"Emmm.... Oh.... Tidak begitu..."Ucap Yeslin gugup

" Lalu kenapa? " Tanya Febian

" Oh...... Itu karena aku, tidak melihat siapa yang meneleponku, maklum hari ini aku sedang sangat sibuk..." Ucap Yeslin yang berbohong pada Febian.

"Oh.... Begitu aku kira kau memang tidak ingat dengan aku.." ucap Febian

" Febian, aku sudah di panggil untuk rapat, da..." Ucap Yeslin yang langsung menutup sambungan teleponnya
😊😊😊😊😊😊😊😊

He Is My Husband (Selesai season 01)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang