Matahari sudah terbit dan jalanan sudah mulai ramai oleh orang tua yang mengantar anaknya kesekolah dan orang tua yang pergi untuk berkerja. Thomas sudah jalan kesekolah dan untung hari ini ayahnya yang mengantar kesekolah.
"Gimana nak sekolahmu kemaren??"
"Enak pa, seru kok sekolahnya."
"Ohh baguslah. berarti papa gk salah pilih."
"Iyah makasih ya pa udah nyari sekolah yang bagus ke aku."
***
Setelah sampai disekolah, ia langsung turun dari mobil dan berpamitan kepada ayahnya. Thomas langsung berjalan ke kelasnya, seperti biasanya ia selalu membaca buku yang ada di tangannya, tetapi ia mendapatkan masalah LAGI."Aduh" teriak bianca dengan kencang.
"Aww.." lirih Thomas reflek bersamaan dengan teriakan Bianca.
Pemandangan dilapangan sekolah pagi ini tidak seperi biasanya. Jika biasa terlihat banyak siswa/i yang sibuk masuk kedalam kelas karna takut telat, tapi sekarang yang terlihat adalah seorang pria culun yang sedang duduk di tanah dengan buku yang berserahkan bersama dengan seorang gadis cantik yang memiliki tampang menakutkan, serta para siswa/i yang baru datang menyaksikan kejadian itu. Mungkin pria culun itu bukan duduk, jatuh lebih tepatnya. Ini merupakan kedua kalinya Thomas dibully Bianca. Bukan kedua kalinya, tapi mungkin yang kesekian kali.
"Maaf.." kata Thomas pelan karna ia tidak ingin mencari masalah pada wanita dihadapannya.
"Eh nerd, lo jalan bisa liat liat ngga?! Ini kedua kalinya lo nabrak gua!!" mungkin kata kata yang keluar dari mulut Bianca seharusnya dilontarkan oleh Thomas. Karna jelas jelas Bianca yang menabraknya.
"Iya sorry, aku ga sengaja" Thomas langsung buru buru merapikan buku serta kertas yang berserahkan dan dengan kesakitan ia berdiri dari tempat duduknya.
"Makanya jangan baca buku mulu. Percuma ga makin pinter juga lu." Mendengar perkataan Bianca barusan, membuat hati Thomas tertusuk. Mungkin akan tidak masalah perkataan Bianca bagi orang lain. Tetapi sangat menyakitkan bagi Thomas. Thomas langsung berjalan sambil tertunduk menuju kelasnya. Tiba tiba ia teringat perkataan ayahnya tadi pagi "Ohh baguslah berarti papa gk salah pilih." sebenarnya tidak ada yang salah dengan kalimat itu. Ayahnya memang tidak salah pilih, tetapi bagaimana jika ayahnya tau bahwa anak kesayangannya diperlakukan seperti itu disekolah? Yang lebih penting lagi, Thomas dibully oleh seorang anak perempuan.
*****
Pukul 10:05. Jam yang paling ditakuti, karena jam pelajaran selanjutnya akan dimulai setelah sekitar 30 menit para siswa menghabiskan waktu dikantin. Thomas tidak membawa bekal saat ini, jadi terpaksa ia harus membeli makanan dikantin. Untung saja Bayu datang dan menemani Thomas menyantap basonya, jadi Thomas tidak sendirian.
Pelajaran yang paling ditakutkan akan dimulai. Bukan karna pelajarannya yang sulit, tapi karena gurunya yang terbilang killer. Bu Shilla belum masuk kelas, tetapi para siswa/i kelas 10-C sudah sibuk mengeluarkan buku pelajaran Ekonomi.
Setelah sibuk membongkar tasnya, Thomas tidak menemukan buku Ekonomi di dalam tasnya. Padahal Thomas yakin ia tidak akan lupa untuk membawa buku tersebut.
"Ehm maaf kamu liat buku aku ngga?" tanya Thomas pada cewe yang ada bersamanya dilapangan tadi pagi. Tetapi perempuan itu tidak menghiraukan pertanyaan Thomas. Thomas kembali sibuk mencari bukunya hingga ke seluruh ruangan kelas 10-C.
Tak lama Bu Shilla datang dengan membawa perlengkapannya. Selain buku pelajaran ditangannya, juga ada penggaris kayu sepanjang 100cm yang slalu ia bawa kemana mana. Benda itu lah yang ditakuti para murid. Thomas dalam masalah sekarang. Dia tidak membawa pelajaran guru yang tergolong killer. Setelah seluruh penghuni kelas 10-C memberi salam pada Bu Shila, Thomas mengangkat tangan kanannya.
"Ya Thomas ada apa?"
"Maaf bu saya tidak membawa buku pelajaran Ekonomi. Mungkin saya lupa memasukan bukunya kedalam tas semalam" kata Thomas pelan. Ia lebih baik mengaku sekarang dari pada nanti ke gep oleh guru killer satu ini. Walaupun akan tetap mendapat hukuman, tapi pasti hukumannya akan lebih ringan.
Hampir seluruh penghuni kelas kaget mendengar perkataan Thomas. Karena baru kali ini Thomas tidak membawa buku. Bukan karena lupa memasukannya atau tidak, tapi tas Thomas setiap hari hampir terlihat seperti orang yang membawa semua buku pelajaran. Jadi mustahil sepertinya jika seorang Thomas ketinggalan buku pelajarannya.
"Yasudah karna ini baru pertama kali kamu melakukan ini. Hukuman kamu ringan saja"
"Wah tumben.. Lagi kesambet apa nih guru" bisik salah satu orang yang duduk di samping Thomas dan Bianca
"Kamu lari lapangan 3x. Kalau sudah, sapu lapangan indor, dan menghormat pada bendera. Waktu mu sampai jam pelajaran saya berakhir" lanjut Bu Shilla yang membuat beberapa siswa kaget. Begitukah hukuman yang ringan baginya?
Thomas langsung keluar dengan muka yang sangat melas. Sedangkan Bianca tertawa kecil di tempat duduknya.
"Bi. Ini rencana lu?" tanya Cecil
"Yeps. Gimana keren kan?" balas Bianca gembira
"Ga kasian lu? Udah tau ni guru killer" tanya Loren, padahal ia sudah tau jawabannya. Pasti Bianca GAK KASIAN.
"Ngga la. Yang penting gua seneng. Bodo amat mau guru killer atau bukan. Lagian gua juga kasian nih sama ni guru dah beberapa hari kayaknya ga dapet mangsa" jelas Bianca panjang lebar.
---------------------------------------------------------------
Hayoo Bianca ngapain Thomas sampe bisa dikeluarin gitu? Ditunggu part selanjutnya yaa
Jangan lupa comment dan like yah gengss...
Dan jangan lupa follow partner gua yah Kristina_cahya
YOU ARE READING
First Kiss
Teen Fiction[#107 Teen Fiction - 06.11.2017] [#1 Keren - 30.05.18] [#5 Galau - 31.05.18] Siapa sangka anak yang disebut sebagai anak yang berandalan dan dianggap sebagai anak yang tidak berperilaku baik, ditambah lagi anak yang bisa dibilang troublemaker. Tetap...