Bab 8

4.9K 127 2
                                    

Setelah sampai dirumah, Thomas langsung menaruh majalah yang tadi dibelinya dan naik ke lantai 2 untuk mandi dan menukarkan pakaian seragam sekolahnya dengan baju rumah. Tak lama ia sudah selesai dengan pekerjaannya tersebut.

Thomas turun ke lantai1 dan menyalakan tv. Tiba tiba Thomas tertarik dengan sesuatu. Ia langsung membuka majalah tersebut ke halaman 57. Halaman yang membuatnya tertarik. Di tengah halaman terdapat judul sebuah berita dengan font yang cukup besar.

Seorang siswa SMP melarikan diri karena menjadi korban bullying

"Seorang siswa berinisial TIA mencoba untuk bunuh diri, salah satu teman korban menyatakan bahwa korban menjadi korban bullying salah satu geng disekolahnya tersebut. Lebih mengejutkannya lagi pelaku adalah seorang perempuan. Terlebih lagi, korban baru bersekolah disana selama kurang lebih satu bulan." Pikiran negatif Thomas buyar ketika sang ayah mengaggetkannya dari belakang.

"Tumben udah pulang kamu ri? Kenapa bengong gitu?" Ari adalah panggilan Thomas dirumah.

"Eh papa udang pulang. Tadi aku pusing trus ijin pulang. Ngga bengong kok pa, lagi mikirin pelajaran yang aku lewatin disekolah." Jawab Thomas terpaksa berbohong karena tidak ingin membuat ayah kesayangannya khawatir.

Setelah papa meninggalkan ruang tamu, Thomas buru buru menutup majalah yang terbuka pada halaman 57 dan langsung naik ke lantai2. Mungkin dengan belajar dikamar kesayangannya akan membuat pikiran Thomas jauh lebih baik dan dapat melupakan berita barusan.

Tetapi segala kegiatan yang ia lakukan untuk melupakan itu nihil karena di pikirannya tetap terngiang-ngiang tentang kasus bunuh diri itu. Suatu saat ia mengetahui mengapa orang itu bunuh diri yaitu dia tertekan dan dia memikirkan bahwa jika ia mati, maka tidak ada yang mengganggu kehidupannya lagi.

***

Tak lama ia langsung bergegas membereskan barang yang ia bawa dan ia langsung meminta ijin kepada ayahnya dan langsung pergi. Thomas ijin kepada ayahnya dengan alasan ia ingin mencari udara segara. Thomas langsung ketaman dekat rumahnya tanpa menaiki kendaraan karena jaraknya yang cukup dekat.

Tak lama ia sampai disana dan langsung duduk dibangku yang berada di bawah pohon besar. Ia pun meletakan tas yang ia bawa dan berjalan-jalan sejenak sambil menatap langit yang sedang memanjakan manusia yang melihatnya.

Tiba-tiba dipikiran thomas terngiang-ngiang kembali tentang berita anak yang bunuh diri karena dibully dan ia juga memikirkan perhatian ayahnya kepadanya selama ini, kedua hal itu membuat thomas pusing. Thomas berusaha untuk tak memikirkan hal yang membebani dia. Pikirannya terganggu oleh...

"Gila liat deh tuh orang culun banget!!" Kata orang yang tak dikenal thomas.

"Iyah nggak banget gua yakin dia pasti dibully disekolahnya." Kata teman orang itu satu lagi

"Pasti di sekolahnya dia, dia menderita banget kerena perbuatan temannya."

"Iyah orang tadi aja diberita ada berita tentang anak sma juga bunuh diri karena dibully."

"Serius lu, masa ngebullynya ampe korbannya mikir buat bunuh diri, pasti dia dibully habis-habisan diserang 1 sekolah kali, makanya dia jadi males hidup."

"Iyah bener banget."

Thomas mendengar semua percakapan mereka dan itu persis dengan kehidupannya disekolah. Tetapi hanya satu yang beda yaitu anak itu bunuh diri. Thomas selalu memikirkan untuk bunuh diri karena dia sudah tidak kuat untuk menjalani hidup ini, terutama setelah masuk kedalam SMA Trikara yang dikira kehidupannya akan berbeda dengan kehidupan di Malang. Tetapi sama saja, bahkan lebih parah.

"Mengapa Tuhan memberikan cobaan seperti ini kepadaku." Thomas berbicara dengan suara yang kecil.

Thomas kembali ke tempat duduknya dan dia mengeluarkan selembar kertas dan pulpen. Dia menulis dikertas itu, setelah ia selesai, dia kembali memasukan kertas dan pulpen itu kedalam tasnya lagi.

Tak lama ada sekelompok anak yang mendatangi thomas.

"Eh lu, lu anak mana?? Culun banget lu, ini daerah gua jadi kalo lu mau duduk disini lu harus kasih setoran dulu jangan asal duduk aja lu!" Pintah anak sma yang seperti preman.

"Oohh maaf kak, aku gk tau tapi aku gk bawa uang jadi aku gk bisa bayar kakak." Thomas mengatakan kata-kata itu dengan suara yang melas dan sedikit takut.

"Halah boong lu!! Lu gk bawa hp??? Gua gk mau tau lu harus bayar!!" Bentak preman yang lain.

"Beneran kak." Thomas memandangi sekelilingnya dan dia dikepung oleh preman preman gajelas.

"Yaudah sebagai gantinya." Preman itu mengambil kaca matanya, dan melempar-lempar ke temannya. Dengan sengaja preman itu menjatuhkan kaca matanya dan menginjaknya dengan sengaja.

"Aduh maaf yah kaca mata lu rusak." Preman dan teman-temannya tertawa dan pergi meninggalkan dia.

Setelah kejadian itu dia hanya menatapi kaca matanya yang telah hancur, walaupun dia tak bisa melihat dengan jelas. Thomas semakin murung dan berpikir kehidupannya tak berarti.

---

Mau tau thomas ngapain selanjutnya??

Ikutin terusya...

Jangan lupa komen dan vote yah....

Berhubung wattnya colab jadi kalian bisa follow partner gua Kristina_cahya

Thanks yah yang udah ikutin dari awal dan thanks juga buat votenya.

Ditungguyah part selanjutnya pasti keren jadi ikutin terus dan jangan lupa share keteman-teman kamu.

First KissWhere stories live. Discover now