Bab 29

4.7K 121 13
                                    

     Merasa frustasi oleh situasi yang ia buat, tak sadar bianca menangis didepan lelaki yang ia anggap teman ini, dan bergumam seandainya waktu bisa ia atur dia akan mengatur waktunya ke waktu kejadian yang indahnya saja, dan ia terlelap.

     Bianca terbangun dengan kepala pening. Semalam ia mencoba untuk mengendalikan dirinya, sekarang kepalanya berdenyut-denyut. Pasti gara-gara semalam ia tertidur dalam keadaan yang kurang fit.

Iapun berdiri dan mencari thomas. "Thomas." El melihat sekeliling ruangan. "Thomas lu udah pergi." Tiba-tiba pintu terbuka.

Thomas mengangkat kantong plastik yang berisi makanan yang baru ia beli. "Morning cantik." Thomas berjalan ke tempat el berdiri, lalu ia meletakan makanannya didepan meja yang ada disana.

"Lu bangunnya cepet banget."

"Iyadong. Mau beli makanan buat sih inces." Thomas tersenyum tulus, senyuman yang paling kaum hawa sukai. Senyuman termanis yang berasal dari lubuk hati paling dalam. Bagi el, lelaki yang mempunyai senyuman seperti itu hanya ayahnya, mungkin sekarang berubah. Atau malah bertambah??

"Kejadian kemaren." El tertunduk.

"Udah gk usah dipikirin, makan dulu aja. Abis makan baru ngomong, kan capek dari kemaren. Btw kamu gk usah khawatir. aku udah bilang ke adek kamu kok kalo kamu nginep sama aku."

El melotot. "Apa!! Lu bilang ke adek gua, gua nginep sama elu. Aduh tolol banget lu."

"Emangnya napa??" Tanya thomas sambil memasukan sesuap bubur yang ia beli tadi.

"Yakann, nanti gua gk boleh temenan ama elu lagi." Wajah el memerah.

"Ciaelah gua dianggep temen." Thomas mencolek dagu el.

"Wihh, sekarang udah gaul. Udah ngomong gue elu." El mencolek dagu thomas juga.

"Mungkin keceplosan. Aku juga dari waktu itu panggil kamu el." Thomas tertawa. Namun tawanya sirna saat melihat wajah el.

"Maap." El malah memakan bubur itu dengan lahap, belum sampai 5menit bubur itu sudah ludes. Thomas hanya mengagakan mulutnya.

"Gpp kok, gua gk marah." El tersenyum.

"Btw kemaren kamu kenapa??" Tanya thomas dengan nada sedikit gugup.

El menegukan minumnya. "Kemaren hujan dan gua gk mau kena hujan."

"Gk mungkin, masa gitu doang kamu ampe nangis."

"Beneran!!" El mengacungkan jarinya yang berbentuk V.

"Aku mau tanya sesuatu, boleh??" Thomas menaikan alisnya.

"Boleh."

"Kamu nganggep aku temenkan??" Tanya thomas dengan ragu. Mungkin saja tidak.

"Iyah." Thomas langsung membalas. "Kalau begitu kamu harus terbuka sama temen kamu, terutama aku." Ketus thomas.

Teriak Bianca ketus. "Yaudah!!" Thomas langsung mendekat kebianca.

***

Flashback on

Hari yang cerah menyinari kota ini, seluruh kota ini cerah. Tidak ada tempat yang berbeda cuaca. Angin sepoy, matahari yang tidak terlalu panas, serta ditemani oleh orang yang kita sayang.

"Ma, jalan-jalan yuk." Ajak ku pada wanita dihadapanku.

"Mau kemana sayang." Ibu menghelus rambutku.

"Kita ajak dede jalan-jalan."

"Yaudah mau ketaman??" Waktu menunjukan pukul 4sore. Keadaan pada saat itu tidak terlalu buruk, karena cuaca yang bagus.

Sepanjang perjalan aku, dan ibu menyanyikan lagu untuk adek, adek tersayang. Ibuku menggendongnya sambil berjalan dan aku memegang kantong celana ibu.

Kita melewati waktu dengan senang, ceria, semangat, dan penuh kasih sayang. Kita bermain ditaman, bernyanyi, memakan cemilan, tertawa bersama, serta mencari bentuk daun yang ibu beritahu.

Mungkin diluar sana masih banyak yang tidak bisa melewati waktunya dengan cara seperti ini. Aku sangat bersyukur memiliki orang tua seperti ini, serta adik yang lucu.

Namun semua itu sirna saat air turun dari langit secara tiba-tiba. Langit dari berwarna biru dicampur dengan putih berganti menjadi abu-abu gelap. Kita langsung berlari ketempat yang tertutup untuk berteduh.

Saat itu aku sudah berumur 8tahun, aku sudah bisa mengenal dunia luar, mengetahui jalan pulang dari taman kerumah, mengetahui jalan dari sekolah kerumah, dari rumah nenek kerumah, dan dari supermarket yang sering ibu datangi untuk berbelanja kerumah.

Semua itu ibu beritahu, karena kata ibu kita harus mengenal dunia luar. Oleh karena itu aku sering jalan kaki untuk mengetahui tempat yang belum aku ketahui.

Ternyata semua itu berguna, pepatah mengatakan dengarkan kata orang tua semua kata orang tua pasti ada maknanya.

Aku menggunakan daya ingat aku tentang jalan untuk pulang kerumah bersama adik aku yang masih kecil. Aku membawa adikku pulang ber2 saat itu karena ibuku yang menyuruhku. Pada saat itu hujan sedang turun.

Seingat aku, pada saat itu ada dua laki-laki yang memakai masker. Membawa benda yang ada didapur yang ibu sering pakai saat memasak.

Ibuku menyuruhku lari kerumah membawa adikku, ibuku menyuruhku jamgan melihat kebelakang, ibu menyuruhku menjaga adikku, ibu menyuruhku jangan lambat tetapi cepat.

Aku langsung berlari karena ibu yang menyuruhku, aku tidak melihat kebelakang. aku hanya berlari sambil membawa adikku dan aku menyanyikan lagu yang sering ibu nyanyikan sambil berlari, aku menggendong adikku dengan erat supaya adikku tidak jatuh, aku terus menambah kecepatan untuk cepat sampai kerumah.

Brakk... kringg... bling...

Suara yang kencang yang berasal dari belakangku, aku tidak boleh menoleh kebelakang tetapi karena aku penasaran. Aku menoleh dan melihat ibuku sudah tergeletak dijalan dan disebelah kirinya ada mobil yang menabrak pohon.

Aku tidak tahu harus melakukan apa, namun aku berlari kembali ke ibuku. Lalu aku mendengar yang keluar dari mulut ibuku. "Jangan nakal, jaga adikmu, jadilah tangguh, sampai jumpa." Ibuku langsung menutup matanya dan tersenyum. Aku langsung berlari membawa adikku ke supermarket dan mengatakan bahwa ibuku sakit, dan penjaga itu menelepon ambulan serta menemani aku ketempat ibuku sambil membawa payung agar kita tidak terkena hujan.

Baru saat itu aku mengetahui bahwa itulah namanya kematian
kita berhenti membuka mata, berhenti bernafas, dan saat itulah keadaan ibuku seperti itu.

Flashback off

"Makanya gua benci hujan. Cowok brengsek bajingan." El mengatakan itu sambil meneteskan air mata. Thomas menghelus kepala el, dan el menyenderkan kepalanya ke dada bidang milik thomas.

"Lu ngapain??" Tanya el, tapi masih memeluj thomas.

"Aku mau menunjukan cinta, kasih, dan kepedulian harus dibuktikan dengan cara aksi nyata bukan dari kata-kata. Karena aku cinta kamu." Thomas memeluk el dengan erat.

***

Jangan lupa comment dan vote yah. 

Ikutin terusya...

Berhubung wattnya colab jadi kalian bisa follow partner gua Kristina_cahya

Thanks yah yang udah ikutin dari awal dan thanks juga buat votenya.

Ditungguyah part selanjutnya pasti keren jadi ikutin terus dan jangan lupa share keteman-teman kamu.

First KissWhere stories live. Discover now