20 Februari 2016.
El terbangun dari mimpinya yang bermimpi sedang berada di Paris bersama seorang lelaki yang dikenalnya namun ia tidak tahu itu siapa karena tiba tiba mimpi indah el buyar. Ia kelihatan bingung karena tiba tiba ada selimut menyelimutinya bersama kedua sahabatnya yang tertidur lenyap di pinggir kasur miliknya. Karena merasakan sesuatu, Loren dan Cecil juga terbangun dari mimpinya
"Morning el. Udah bangun?" tanya Loren sambil berjalan kearah jendela dan membuka hordeng. Didapati sinar matahari menembus kekamar el dan menghiasi kamar indah el.
"Hmm" El hanya membalas pertanyaan Loren dengan jawaban yang singkat, padat, dan jelas disertai dengan anggukan. Mata cecilpun menyipit karena sinar matahari yang cukup terang.
"Gimana mimpinya semalam putri?" goda Cecil sambil mengucek matanya.
"Eh kan namanya Bianca. Kok jadi putri sih. Mabok lu?" kata Loren sambil menyenggol bahu Cecil.
"Ih. Tau ah lemot lu. Gimana el mimpinya?" sambung Cecil
"Semalem gua mimpi gua ada di paris. Sama cowo yang kayaknya gua kenal. Tapi gatau siapa, burem mukanya." El memikirkan wajah dari mimpinya itu.
"Jangan jangan cowok yang lu suka yah..." Timpal Loren santai tetapi membuat mata Cecil menatap Loren tajam
"Eh lu ngomong yang bener dikit napa." El menatap cecil dengan tajam.
"Hehe sorry." Cecil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oh ya el. Gua boleh tanya ngga?" kata Cecil pelan, karena dia tahu bahwa kondisi sahabatnya ini belum terlalu pulih.
"Nanya apa?" El menaikan satu alisnya.
"Tapi jangan marah sama gue ya hehe." Cecil menarik napas dalam-dalam.
"Iya. Knp sih?" El mulai serius lalu ia mendekati cecil dan loren.
"Lu kemaren kenapa? Kok nangis??" Cecil menanyakannya dengan suara yang kecil karena dia takut sahabatnya bersedih lagi.
"Iyah, lu kenapa el kemaren?" Timpa loren sambil mengambil telapak tangan el dan menatap dengan penuh kasih sayang supaya sahabatnya ini tidak merasa tertekan.
"Ehmm..." El menarik nafas panjang, kepala cecil maupun loren menganguk yang mengisyaratkan untuk el mulai berbicara.
"Jadi gini, beberapa hari lalu. Eh bukan beberapa hari lalu deh, udah lumayan lama. Thomas itu jadi babu gua soalnya gua kasihan yang pas dia mau bunuh diri ituloh jadi gua buat perjanjian gua bakal stop bully kalo dia jadi babu gua." El belom selesai menjelaskan tapi cecil memberikan air putih karena el sedikit batuk.
"Minum dulu el." Cecil memberikan airnya untuk el.
"Jadi selama ini lu narik thomas, abis itu Thomas kasih minum tanpa disuruh, Thomas bareng elu pulang, dan kegiatan lainnya itu dia sama elu, gegara dia jadi babu elu??" Tanya loren.
"Iyah." El menjawab setelah selesai meneguk airnya.
"Yaudah balik keintinya yah, kemaren lu nangis kenapa??" Tanya cecil kesekian kalinya.
Flashback on
El dan thomas berada di taman yang agak jauh dari lapangan bakset yang pernah el bawa kesana. Tetapi suasana yang berada disana berubah dari mereka sedang ngobrll biasa menjadi tegang.
"Weh lu ngapain!!" Teriak seseorang yang tak asing lagi bagi el yaitu marco.
El langsung menarik tangan thomas untuk meninggalkan marco yang sedang berjalan menuju dia. Thomas hanya mengikutinya, tetapi marco langsung berlari dan menarik tangan thomas, yang membuat thomas tertarik dan terlepas dati gengaman el.
"Lu ngapain deket-deket sama el!!" Marco menatap thomas dengan mata yang menakutkan seperti macan keluar dari kandangnya.
"Gua yang suruh.. kenapa?" El langsung melepaskan genggaman marco.
"Lu ngapain sih el mau sama dia, emang dia punya apa sih. Mending sama gua. Gua kapten basket, gua punya banyak uang, lu bakal bahagia sama gua. Lo bakal gua kasih apapun yang lo mau. Emang dia bisa kasih apa ke lo!!"
"DIA JUGA BISA BASKET!! JADI LU GK USAH SOK JAGO." Teriak el kepada marco.
"GK PEDULI DIA BISA BASKET ATAU NGGAK YANG PENTING GUA KAPTEN BASKET DAN GK ADA YANG BISA NGALAHIN GUA!!" Balas marco.
"JADI KAPTEN BUKAN BERARTI LO PALING JAGO. LO MENANG VOTING PEMILIHAN KAPTEN BASKET CUMAN GARA GARA MEREKA TAKUT SAMA LO!!" Mendengar perkataan Bianca. Marco cuman bisa diam aja
"Yaudah! Gimana kalo kita tanding basket aja noob?!" Ajak Marco pada Thomas dengan nada mengejek
Bukan Thomas yang menjawab, melainkan Bianca yang menjawab ajakan Marco. "Oke. Gua wasitnya. Yang kalah, gaboleh deket sama gua lagi!! Dan lo pasti kalah marco." Mendengar perkataan el, marco memasang muka dengan percaya diri dan berpikir bahwa dia akan menang, tetapi berbeda dengan thomas, thomas hanya terdiam karena dia tak bisa berkata-kata melihat mereka bertengkar.
"Yaudah gua tunggu ditempat biasa gua latihan." El meninggalkan marco sehabis menerima tantangan dari marco.
"Jam berapa?? Dan hari apa??" Marco mengahadang mereka berjalan.
"Jam berapa aja yang penting lu siap menerima kekalahan!! Datang aja hari kamis dan lu bisa latihan dulu hari ini berhubung hari ini hari rabu jadi lu bisa latihan dulu hari ini cupss." El berbisik dan meninggalkannya.
Flashback Off
"Jadi ceritanya gitu thomas diajak tanding basket." Jelas el.
"Watt?? Gua gk salah denger?." Loren berteriak sambil melontarkan kata itu.
"Iyah el gua gk salah denger?." Cecil menatap el.
"Emang gua ngomong apa??" El bingung.
"THOMAS." Mereka menjawab secara bersamaan.
"Yaudah sih gitu doang." El mengelak walaupun dia malu.
"Yaelah el lu udah deket yah ama dia. Cie..." Loren menyenggol dia.
"Yaudah gua gk mau lanjut cerita." El mengancam mereka.
"Yaudah lanjut. Lu mah banyak ngomong lor." Cecil mendorong loren dengan kakinya.
"Abis itu dia latihan ama gua dan pas hari H gua lari kan pas pulang, gua tinggalin lupada gua kejer waktu buat bisa latihan bentar." Gitu doang.
"Yakin lu gitu doang??" Cecil menatap el dengan bingung.
"Iyah abis itu kita lanjutin buat taruhannya deh." El menjelaskannya dengan singkat, lalu ia meregangkan badannya.
"Gk mungkin gitu doang el." Loren menarik el untuk duduk kembali.
"Jadi gini..."
---
Makin banyak pertanyaankan
1. Siapa yang menang taruhan
2. Kenapa el nangis
3. Kenapa thomas menghilangUdah ada 3 gantungan kalo penasaran ikutin terus yah
Jangan lupa vote, komen dan follow juga
Berhubung ini wattnya kolaborasi jadi follow juga yah ( Kristina_cahya )
Thanks yah yang udah ikutin...

YOU ARE READING
First Kiss
Teen Fiction[#107 Teen Fiction - 06.11.2017] [#1 Keren - 30.05.18] [#5 Galau - 31.05.18] Siapa sangka anak yang disebut sebagai anak yang berandalan dan dianggap sebagai anak yang tidak berperilaku baik, ditambah lagi anak yang bisa dibilang troublemaker. Tetap...