Bab 7

5.2K 125 2
                                    

     Pelajaran ekonomi hampir selesai, jadi hukuman Thomas akan berakhir sebentar lagi.

"Siap beri salam" teriak ketua kelas sambil berdiri yang kemudian para anggota kelas ikut berdiri

"Terima kasih bu" kata mereka kompak dan kembali duduk. Dengan terlontarkannya kalimat barusan, otomatis masa penyiksaan Thomas telah berakhir.

     Thomas kembali ke kelas dengan wajah yang sangat kusam dan dengan tubuh yang kelelahan. Semua orang dapat merasakan apa yang dirasakannya, kecuali Bianca pastinya.

"Gimana udah cukup belom?" tanya Bianca yang dengan nada tak ada rasa kasihan sama sekali. Thomas tidak menghiraukan pertanyaan Bianca. Thomas kembali keluar kelas, entah kemana ia pergi.

     Setelah berada di meja piket yang letaknya tidak jauh dari kelasnya. Thomas mencari guru piket hari itu. Ternyata Bu Nita, wali kelasnya lah yang menjadi guru piket saat itu.

"Ada apa Thomas? Kok kamu pucet banget?" tanya Bu Nita khawatir dan menyuruh Thomas duduk dikursi yang ada di meja piket

"Saya gak apa apa kok bu. Cuman kayaknya kecapekan aja abis dapet hukuman tadi"

"Banyak istirahat ya Thomas. Oh ya, kamu kesini ada apa?"

"Saya mau ijin pulang bu, sakit banget kepala saya"

"Oh yasudah. Kayaknya kamu juga lagi sakit. Nih saya buatkan surat ijin untuk keluar. Cepat sembuh ya Thomas." Thomas merasa lega, karena ia diijinkan pulang, jadi ia bisa istirahat dirumah.

     Thomas kembali ke kelasnya untuk merapikan barang bawaannya. Untung saja sekarang adalah jam istirahat kedua. Jadi Thomas tidak perlu banyak keluar suara untuk menjawab pertanyaan guru yang mengajar.

"Knapa lu? Kok kayak mau mati gitu?" tanya Bianca saat Thomas sedang merapikan bukunya. Lagi lagi thomas tidak merespon. Nampaknya Thomas sudah lelah dengan kelakuan Bianca setelah selama ini bersabar.

"Oh ya, nih bukunya. Makasi, dengan itu gua ga keliatan kayak mau mati kek lu sekarang" ini pertama kalinya Bianca mengucapkan trima kasih pada Thomas. Tapi tetap saja kelakuannya tidak bisa diampuni.

     Thomas mengambil buku ekonomi yang diberi Bianca. Ia yakin itu adalah buku miliknya, walau nama Thomas disampul buku itu sudah dirobek agar tidak ketahuan oleh Bu Shilla tadi.

*****

     Thomas gatau harus pulang naik apa sekarang, karna ia diantar ayahnya tadi pagi. Dengan muka yang pucat, Thomas berjalan dari sekolah kerumahnya. Walaupun bisa terbilang rumah Thomas jauh bila hanya ditempuh dengan berjalan kaki. Hujan lebat tadi siang membuat banyak genangan air dijalanan serta membuat Thomas harus jalan berhati hati.

Ia berjalan di trotoar seperti yang diperintahkan pemerintah bagi pejalan kaki.
Tiba tiba...

*byurrr

     Baju Thomas yang awalnya berwarna putih-putih karna seragam hari selasa, berubah menjadi coklat-putih. Kejadian mobil dengan kelajuan cepat yang melindas genangan air barusanlah yang menyebabkan baju Thomas berubah warna. Satu fakta yang didapatkan Thomas adalah, plat mobil tersebut berakhiran BEA. Thomas yakin itu adalah mobil Bianca, dia pasti sengaja melakukan itu padanya. Padahal belom 2jam yang lalu Bianca lah yang membuat Thomas tak berdaya seperti ini. Satu yang Thomas pikirkan. "Bukannya Bianca dan teman temannya seharusnya berada disekolah sekarang?"

*flashback on

"Wah gaseru nih kalo belajar gaada si cups"

"Ya kan lo yang bikin dia sakit Bi." kata Cecil kasihan pada Thomas.

"Madol lah kuy" ajak Bianca yang membuat cecil kaget, karna tidak mungkin seorang cecil m.a.d.o.l

"Gak!! Lu aja sama Loren" waww cecil membentak Bianca

"Heh lo berani ngebentak gua?" Komentar Bianca. Tak boleh ada seorangpun memarahinya. Baginya, ia lah yang paling berkuasa disekolah

"Sorry el gamaksud, tapi srius gua gaikutan madol"

"Yauda loren, lo ikut gua!" karna itu perintah, jadi Loren tidak bisa menolaknya

"Mau ngapain emangnya lo Bi? Sampe madol segala dah" tanya cecil penasaran

"mau kerjain si cups lah. Apa lagi kerjaan gua slain kerjain dia?" balas Bianca tertawa bahagia

"Eh gila lu? Mau diapain emang?"

"Gatau. Liat aja nanti enaknya diapain"

*flashback off

     Sekarang Thomas tidak bisa melakukan apapun. Ia hanya bisa pulang kerumah untuk segera mengganti pakaiannya, atau tidak ia akan masuk angin dan makin sakit besok sehingga tidak masuk sekolah. Dan Thomas tidak ingin itu terjadi karena ia akan melewatkan semua mata pelajaran dihari itu.

     Saat ingin melewati rel kereta, palang kereta tertutup sehingga ia harus ikut berhenti seperti kendaraan lainnya atau nyawanya akan melayang jika ia menerobos palang itu. Tiba tiba ia melihat seorang anak kecil yang membawa tumpukan koran dan majalah. Nampaknya anak kecil itu berjualan koran. Pakaian yang dipakai anak kecil itu tidak jauh beda dengan yang dikenakan Thomas. "Tidak layak" baju putih yang sudah menguning serta celana pendek dengan beberapa jahitan dan sendal dipakainya. Walaupun Thomas dalam kesulitan, ia tetap membantu anak itu dengan niatan membeli majalahnya walaupun ia tidak tertarik dengan bacaan seperti itu.

     Thomas mengeluarkan selembar uang berwarna hijau dan menukarkannya dengan majalah yang harganya tidak sebesar uang yang dikeluarkannya.

"Makasih ya kak, ini kembaliannya" kata anak kecil itu sambil berusaha mengeluarkan beberapa uang receh dari tas pinggang yang sudah tidak layak juga.

"Oh gausa dek. Ambil aja kembaliannya." balas Thomas dengan sopan disertai dengan senyuman manisnya. Thomas selalu tetap tersenyum dalam keadaan apapun.

"Makasih banyak kak. Itu baju kakak kenapa? Mau aku bersihin?" tawar anak itu

"Ngga apa apa dek. Rumahku gajauh dari sini. Aku bisa nyuci sendiri kok dirumah" kata Thomas yang dibalas dengan senyuman anak itu. setelah kereta lewat, thomas langsung berjalan menuju rumahnya.

----------------------------------------------------------------------

Hayoo apa yang mau thomas lakukan????

Bisa tebak??

Jangan lupa comment dan like yah gengss... 

Sekalian follow partner gua yah Kristina_cahya

First KissWhere stories live. Discover now