Jam sekarang sudah menunjukan ke angka 6, thomas yang sudah memakai seragam hari ini. Seragam hari ini adalah putih abu-abu, baju yang dipakai thomas terlihat rapi dan wangi. Seragam ini terlihat jelek namun, jika thomas sudah memakainya baju ini menjadi baju termahal sedunia.
Thomas sedang asik memainkan rambutnya supaya tertata dengan rapi. Karena dia sekarang sudah menunjukkan jati dirinya maka dia harus terlihat seperti dulu.
"Thomas." Panggil suara halus dari bawah.
"Iyah, ma. Ada apa??" Thomas membalas panggilan ibunya dan ia langsung mengambil tas sekolah dengan handphonenya.
"Ada apa ma??" Thomas turun dari tangga dan ia langsung berlari kedapur untuk sarapan.
"Udah jam 6. Gk mau pergi kesekolah."
"Mau kok ma. Ini lagi siap-siap." Thomas memakan roti yang ada dimeja.
"Yaudah sana, hati-hati." Thomas langsung berbalik badan dan ingin langsung pergi kesekolah.
Namun dia dikagetkan oleh sesosok perempuan yang tak diundang dan mungkin lumayan susah untuk diusir. Perempuan itu adalah Bianca, Thomaspun bingung kenapa Bianca ada disini dan dia bingung Bianca tidak tau rumah thomas tapi dia bisa datang kerumahnya.
Thomas menutupi kegirangannya dengan gayanya yaitu cuek dan dingin. Bianca hanya tersenyum dengan girang, tetapi perlahan senyumnya memudar. Semua itu disebabkan oleh thomas yang hanya melewatinya dan tidak mengeluarkan sepatah katapun.
"Weh, lu kok kayak gk liat gua." El menarik tangan thomas.
"Tante, anak tante nakal." Teriak el.
"Kok kamu sok deket banget ama mama aku, emangnya kamu udah kenal lama sama mama aku." Kata thomas lalu melepaskan genggaman el secara perlahan.
"Jadi, elu gk suka, yaudah." El berjalan keluar dari rumah.
"Tante aku pergi dulu yah.makasih tante." El pergi.
"Iyah." Ibu thomaspun berjalan untuk melihat anak dan teman anaknya pergi kesekolah.
"Loh kok gk bareng?? Biancanya mana??" Tanya ibunya.
"Dah ma." Thomas berlari keluar, ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"El, tunggu." Teriak thomas, thomas langsung mengeluarkan motornya.
Tak disangka suara barang jatuh yang cukup besar, el langsung mencari asal usul suara itu. Ternyata itu berasal dari depan rumah thomas. El melihat motor dan sang pengendaranya menempel dengan jalanan.
Reaksi yang tak terpikirkan dihadapi oleh thomas. Reaksi yang tak pernah ia lihat dan ia rasakan sejak pertemuan mereka. El yang langsung berlari dan memasang muka khawatir menghampiri thomas.
"Elu kenapa?? Ada luka gak?? Elu kok bisa jatoh?? Jaga diri elu dong!!" Pertanyaan dan 4 kata terakhir membuat thomas tersenyum.
"Kok kamu perhatian?? Kok kamu takut gitu?? Kok kamu pegang tangan aku?? Kok kamu gk marah?? Kok kamu gk cuek??" Tanya thomas untuk membuat bianca menjadi malu.
"Apaan sih!!" El memukul pundak thomas, thomas merasa kesakitan. Muka thomas yang mengekspresikan bahwa ia sangat sakit, lagi-lagi membuat hati el tergoyah.
"Aduh sorry lu kok jadi sakit lagi." Thomas langsung berdiri dan el hanya memperhatikan ia berdiri dan ia ikut berdiri.
"Dasar king of drama!!" El langsung mengambil helm yang ada dimotor thomas. El sudah tahu bahwa helm itu selau ia pakai jika thomas yang memboncenginya.
"Yuk jalan." El tersenyum, thomas mengangkat motornya dan menyalakan mesinnya lalu mereka berangkat kesekolah.
Sepanjang jalan ia mereka tidak mengobrol, el yang mencoba untuk berbicara tetapi tidak ada balasan. Jadi el hanya menaiki motor sambil melihat sekeliling kota tersebut.
Waktu terasa cepat, kerena mereka sudah sampai ke tempat yang menyeramkan. Tempat itu adalah sekolah trikara. Tempat dimana orang yang ingin menimba ilmu, sebaliknya bagi dia ini bukan tempat menimba ilmu. Tempat ini dipandang seperti tempat pembuangan akhir alias sampah.
"Turun!! Kita masuk." El menghela napas.
"Yok masuk." Thomas mengandeng tangan el sepanjang jalan menuju kelas. Sepanjang jalan mereka seperti artis yang sedang berjalan di red carpet. Semua dikagetkan karena mereka melihat el dan thomas saling bergandengan, selayaknya pacaran.
Merekapun sampai dikelas tetapi gandengan mereka tidak ada hentinya. Tetapi gandengan itu semakin kuat dan mereka semakin melekat satu sama lain.
"Weh, lu kenapa gandeng gua??" Tanya el, kerena biasanya yang sering menarik tangan orang adalah dirinya.
"Emangnya gak boleh?? Kan biasanya lu narik tangan aku yah aku gantian, gk boleh??" Thomas menaikan alisnya.
"Boleh sih." El tersenyum.
"Cieee, kamu suka yah sama aku." Goda thomas.
"Apaan sih!! Gk jelas." El mencubit tangan thomas yang membuat thomas kesakitan.
"Yaudah sih!! Mau marah?? Yaudah." Thomas mengeluarkan barang dari tasnya.
"Weh lu mau tau gk??" Thomas tidak membalas pertanyaan dari el.
"Gua lebih suka pagi dari pada malem. Soalnya kalo pagi gua bisa ketemu orang yang gua sayang dan orang yang gua suka, orang yang gua rindu. Tapi kalo malem gua gk bisa ketemu orang yang gua sayang, suka, dan yang gua rindu." El menempelkan kepalanya ke pundak thomas, yang membuat seluruh kelas menganga karena melihat mereka berdua.
"Contohnya guakan." Thomas membalas dengan singkat dan dengan nada yang datar.
"Kepdan lu." El menepok jidat thomas.
"Gpp, yang penting gua suka ama elu!!" Thomas mengatakannya dengan suara yang lumayan kencang.
"Apaan sih!!" El memainkan hpnya.
"Yah mukanya merah." Thomas terkikik melihat wajah el yang memerah.
Jangan lupa comment dan vote yah.Ikutin terusya...
Berhubung wattnya colab jadi kalian bisa follow partner gua Kristina_cahya
Thanks yah yang udah ikutin dari awal dan thanks juga buat votenya.
Ditungguyah part selanjutnya pasti keren jadi ikutin terus dan jangan lupa share keteman-teman kamu.
---
Jangan lupa comment dan vote yah.
Ikutin terusya...
Berhubung wattnya colab jadi kalian bisa follow partner gua Kristina_cahya
Thanks yah yang udah ikutin dari awal dan thanks juga buat votenya.
Ditungguyah part selanjutnya pasti keren jadi ikutin terus dan jangan lupa share keteman-teman kamu.
![](https://img.wattpad.com/cover/99671550-288-k779985.jpg)
YOU ARE READING
First Kiss
Teen Fiction[#107 Teen Fiction - 06.11.2017] [#1 Keren - 30.05.18] [#5 Galau - 31.05.18] Siapa sangka anak yang disebut sebagai anak yang berandalan dan dianggap sebagai anak yang tidak berperilaku baik, ditambah lagi anak yang bisa dibilang troublemaker. Tetap...