Bab 34

248 7 0
                                    

"Yuk pulang." Thomas sambil memasukan kunci kedalam lobang kunci motor.

"Incess." Thomas sengaja memanggilnya lagi karena El  tidak menghiraukannya.

"Woii." Lalu teriakan Thomas yang membuat El terbangun dari lamunannya daritadi.

"Eh iyah ayok." El kaget dan ia langsung mengambil helm yang bisa dibilang daritadi Thomas pegang.

"Kok bengong mulu sih, dari pelajaran pertama sampe dah mau pulang aja bengong. Kamu kenapa??" Tanya Thomas bingung.

"Gpp." Jawab El dengan pasti.

"Yakin??" Thomas menaikan satu alisnya. Bisa dibilang kebiasaan Thomas jika sedang merasa ada yang tidak beres.

"Iyah!! Sumpah dah. Kita pulang aja." Pinta El sambil memakai helm yang ia ambil dari tangan Thomas. Thomas memundurkan motornya dan membalas stank kekiri sampai mentok. Setelah motornya lurus alias sudah siap untuk ditumpangi barulah El naik kemotor tersebut.

Perjalanan dilalui seperti biasa tidak ada perckapan yang bisa dibilang penting maupun seru. Mereka saling diam disetiap kali perjalan pulang maupun pergi kemanapun. Thomas yang bisa dibilang cuek, walaupun cueknya gk stadium4. El yang bisa dibilang gk jelas, namanya juga cewek gk jelas, bener gk??

Cewek gk jelas, itulah keadaan El sekarang. El betingkah aneh, dia dari tadi senyum dan tertawa sendiri. Thomas menyaksikannya melalui spion kirinya. Spion kiri Thomas selalu mengarah keEl, jika tumpangannya adalah El. Perempuan itu sudah masuk kedalam lamunannya yang tak satu orang ketahui apa yang ia lamunni dari tadi pagi.

Lamunan El buyar ketika ia sadar dari lamunannya kalau ia tidak sedang dalam perjalan pulang kerumahnya. Namun perjalanan ini menuju kerumah pemilik motor tersebut. El menyadarinya karena dia baru sadar bahwa dia memasuki komplek rumah Thomas dan melihat taman yang disetiap 1meternya diberi lampu taman yang jika hari sudah malam lampu tersebut menyinari sekitar rumah Thomas.

"Kok lu bawa gua kerumah elu??" Teriak El, kalau El berbicara biasa pasti Thomas tak dapat mendengar perkataannya.

"Gakpapa." Balas Thomas dengan kencang. El diam saja karena dia tidak peduli mau kerumah siapa, yang penting dia kenal siapa yang membawanya. Tibalah mereka dirumah berpagar hitam besar. Tak salah lagi pagar runah tersebut menandakan itu rumah Thomas.

"Turun, sekalian bukain pintu." Jarang sekali El mau mendengarkan perkataan Thomas untuk membuka pintu. El langsung turun membuka pintu pagar dan Thomas langsung me-gas motornya untuk masuk kedalam rumahnya. Selesai Thomas membuka helm dan mengambil helm dari tangan El.

"Lu ngapain bawa gua kesini." Tanya El sambil berjalan menuju pintu rumah.

"Kenapa?? Gk boleh??" Sambil menaiki beberapa anak tangga untuk sampai kepintu rumahnya.

"Gpp sih, tapi tumben aja." Jawab El.

"Dirumah cuman sendiri, jadi kita bisa begitu." Thomas dibalas dengan tonjokan keras.

"BEGITU APAAN??" Teriak El.

"Apaan sih!!! Sakit tau. Kamu gk mau temenin aku?? Aku sendiri dirumah mama papa lagi pergi gk ada yang masakin jadi aku ajak kamu kesini." Jawab Thomas sebagai alasan.

"Lu kira gua pembokat elu." Jawab El sinis.

"Jadi kamu gk mau masakin?? Yaudah aku anterin pulang. Palingan aku gk makan sampai mama papa pulang. Mama papakan lagi ke bandung pulangnya lusa, berarti makannya lusa." Thomas kembali mengunci pintu rumah dan berjalan balik untuk mengembalikan El kerumahnya.

"Gk jangan!! Yaudah cepet buka, gua masakin." El yang masih punya hati akhirnya mengalah dan masuk kedalam untuk memasak makanan yang diminta Thomas.

Thomas membuka pintu melepas sepatu dan menaruh di rak sepaty depan pintu rumah yang diikuti El. Bisa dibilang Thomas orang yang maunya semua yang dilihat, dikerjakan, dipikirkan, dikatakan, apapun yang ia lakukan harus perfect. Selain itu Thomas benci kotor maupun berantakan, bisa dibilang thomas berbeda dengan anak lelaki yang lain. Namun itu tak masalah yang penting itu baik.

"Mau dimasakin apa??" Tanya El sambil menaruh tasnya disofa.

"Masih inget gk kamu masakin apa ke aku pas pertama kali aku kerumah kamu??" Thomas mendekatkan dirinya ke El dan menyenggol bahunya.

"Ng... ngg... nggak." El menjawabnya dengan terpatah-patah.

"Kok gagap?? Kamu pura-pura lupa yah." Thomas loncat dari belakang sofa dan duduk disofa.

"Nggak!! Gua beneran lupa kali!!" El menjawabnya dengan sinis karena dia takut ketahuan kalau dia sebenarnya tahu apa yang ia masak waktu itu.

"Yaudah kamu waktu itu masakin aku mie goreng jadi aku sekarang mau makan mie goreng. Tolong masaknya kayak waktu itu yah soalnya enak." Sambil mengambil remot dimeja. Elpun langsung berjalan kedapur untuk memasak pesanan Thomas.

Tok.. tok... tok....
Suara pisau yang terketok talenan. El sibuk memotong, mencingcang, menngongseng, maupun mengaduk. Cewek ini sangat fokus untuk memasak mienya ini. Sekarang suaranya berubah menjadi
Seng... seng... seng...
Suara ongsengan spatula dipanci. El sibuk membolak balik mienya dan mengaduk mie supaya tercampur dengan bahan lainnya yang ia masukan.

El keluar dengan membawa 2piring penuh mie goreng diatasnya ada telor dadar dan bisa dilihat masih ada uap panas yang dihasilkan dari telor maupun mie itu. El jalan menaruh di meja depan TV, lalu ia kembali kedapur untuk mengambil minum. Tetapi El teringat kejadian ini terulang lagi, kejadian dimana ia memasak untuk Thomas dan Thomas tertidur.

El menatapnya sambil berdiri didepannya, setelah ia menaruh gelas yang berisi air putih. Ia menatap wajah Thomas yang bersih putih tak ada kotoran apapun. Bisa dilihat dari kejauhan alisnya yang tebal, lipatan mata yang mengalahkan kaun hawa, dan bibirnya yang pink kemerahan, bibirnya berbeda dengan orang perokok. Benar benar tidak pernah tersentuh rokok. El mendekat dan duduk disebelah Thomas sambil menatapnya. Tatapanya tak teralihkan daritadi.

"BAH!!!!" Teriak Thomas dengan kencang untuk mengageti El. Thomas yang melihat kejadian tersebut ia tertawa sampai terguling-guling.

"Apa-apaan sih!! Gk lucu tau gk!!" Bentak El, raut mukanya langsung berubah dari pantat panci yang bersih menjadi pantat panci yang gosong.

"Jangan ngambek dong, kan cuman bercanda."

"Gk lucu tau gk!!! Gua nanti mati gimana??" Jawab El dengan raut muka yang bisa dibilang seperti cewek ingin menangis.

"Kamu mana bisa mati, kamukan olahraga pasti kuatlah. Udah gk usah marah." Thomas duduk dilantai sambil menarik tangan El supaya mengikutinya duduk dilantai untuk makan.

"Aku kayak gitukan supaya kamu flashback, kalo pertama kali aku kerumah kamu. Akukan begitu jadi mana tau kamu inget, truss kamu jadi suka deh sama aku." Thomas mengucapkan kalimat itu dengan senyum sambil menyumpitkan mienya kedalam mulutnya.

"Yaudah gua emang kayak gitu waktu itu. Kenapa??" El jadi tak napsu makan dia memainkan HPnya.

"Udah simpen HPnya. Aku gk suka yahh, aku cuman bercanda jangan marah." Thomas mencolek dagu el dan mengedipkan mata kanannya. Mau tidak mau El harus makan kalau tidak mungkin Thomas jadi marah karna tingkah El.

---

Jangan lupa comment dan vote yah.

Ikutin terusya...

Berhubung wattnya colab jadi kalian bisa follow partner gua Kristina_cahya

Thanks yah yang udah ikutin dari awal dan thanks juga buat votenya.

Ditungguyah part selanjutnya pasti keren jadi ikutin terus dan jangan lupa share keteman-teman kamu.

Jangan bosen nunggu updateannya yah soalnya sibuk diusahakan bisa update cepet jadi ceritanya bisa selese. Jangan bosen yah ama author yang seperti ini labil, biasa anak muda #apaansih😂 . Support terus yah 😚😚

First KissWhere stories live. Discover now