Chapter 1

10.2K 521 31
                                    


Jarum jam pendek sudah mengarah ke angka enam. Sedangkan jarum jam panjang setara dengan angka duabelas, yang menandakan bahwa waktu akan dimulainya OSPEC sudah akan dimulai. Zahra pun bergegas berbenah diri karena ia tidak mau terlambat di hari pertamanya kuliah.

"Zahra! Ayo cepetan! Kita udah terlambat nih!" ujar Vera dari depan teras kos sambil menuntun sepeda ontelnya menuju ke luar pagar.

Tak lama kemudian, Zahra keluar dari pintu kos dan langsung menghampiri Vera yang saat itu terlihat kesal. "Maap, Boss!!" Dia meringis.

"Ini hari pertama kita OSPEC! Seharusnya lo lebih cepat sedikit!" omel Vera.

"Cepet naik! Gue yang bonceng deh!" seru Zahra, tangannya meraih setir sepada ontel milik Vera.

Tanpa berpikir panjang, Vera pun langsung naik di jok belakang sepedanya. Sementara Zahra bersiap mengayuh sepeda. Dengan kecepatan ekstra, Zahra mengayuh sepeda menyusuri jalanan kota Surabaya yang ramai akan kendaraan yang lalulalang. Dengan gesit, Zahra menerobos kemacetan dengan senyuman di bibir manisnya. Setelah bersusah payah, akhirnya mereka pun sampai di kampus dengan hanya menyita waktu sekitar delapan menitan.

"Parkirin sepeda!" ujar Vera lalu pergi dari hadapan Zahra menuju aula OSPEC yang agak jauh dari tempat parkir.

"VERAAAA!!" teriak Zahra mencoba memanggil Vera yang semakin menjauh darinya. "TUNGGU!!"

Zahra pun bergegas memarkir sepeda dan langsung berlari sekuat tenaganya menuju tempat OSPEC. Tidak ada waktu lagi untuk bersantai-santai bagi Zahra.

-----00-----

"Arrrghh!! Vera nyebelin!" gerutu Zahra sambil berlari hendak melewati koridor L yang mana dari arah berlawanan juga ada seorang pria dengan segelas kopi di tangannya. Hingga akhirnya tabrakan pun tak terelakkan antara Zahra dan pria itu. Zahra seketika langsung jatuh terjerembab di lantai sedangkan sang pria masih kokoh berdiri tegap di tikungan koridor. Namun, kopi yang dibawa pria itu tumpah dan membasahi kemejanya sendiri.

Zahra terdiam. Ia tidak tahu harus bilang apa. Ia kelihatan takut ketika ia mendapati ekspresi pria itu tampak geram. "Ma ma maaf," ucap Zahra gugup.

Pria tinggi semampai itu sama sekali tidak menyahut permintaan maaf dari Zahra. Namun, tiba-tiba ia meremas gelas kosong yang ada di tangannya dan melemparkannya ke arah Zahra. Lalu, ia pun pergi tanpa sepatah kata pun.

"Bukan gue aja yang salah! Dia juga salah! Seharusnya dia juga harus minta maaf, kan?" gumam hati Zahra sambil mencoba berdiri dari lantai yang kotor karena tumpahan kopi.

"Baju gue jadi kotor! Arrrgghh!!" omel Zahra sambil mencoba membersihkan pakaiannya. Ia pun melanjutkan langkahnya menuju tempat OSPEC.

-----00-----

"Jam berapa ini?!" ucap Geo, salah satu panitia OSPEC yang agak kesal kepada kerumunan Mahasiswa-Mahasiswi baru yang terlambat di hari pertama OSPEC.

"Assalamu'alaikum!" ucap Zahra dari ambang pintu aula OSPEC.

Tak ada satu pun peserta OSPEC yang berani menjawab salam Zahra. Hanya para panitia yang menjawab salam Zahra. "Wa'alaikum salam."

Sesaat perhatian Geo pun terpusat pada Zahra yang selangkah demi selangkah mencoba memasuki aula OSPEC.

"Kamu! Kemari!" ucap Geo dengan alis terangkat dan jari telujuk tertuju pada Zahra.

Zahra menuruti perintah Geo. Ia bergabung dengan Vera dan peserta OSPEC yang terlambat lainnya. Zahra menunduk. Rupanya ia agak malu. Keringat basah mulai menetes deras dari keningnya. Ia kelelahan setelah berlarian di koridor tadi.

Wonderful Heart ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang