PART 5

1.4K 65 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 15.00.

Ryan masih setia menemani Kiki di rumah sakit sedangkan Deon lagi keluar sebentar.

"Hmm... yan gue bosen nih di sini terus, jalan keluar yuk"ajak Kiki.

"Ayo dah"Ryan membantu Kiki duduk dikursi roda.

Mereka jalan-jalan disekitar taman rumah sakit.

Dengan nuansa mendung yang menghiasi sore hari ini di rumah sakit.

"Yan kalo gue pergi untuk selamanya mungkin gak orang tua gue nangisin kepergian gue?"Kiki menatap kakinya.

"Lu ngomong apaan sih?"Ryan memegang pundak Kiki.

"Iya gue rasa hidup ini gak ada artinya lagi"Kiki melepas tangan Ryan dari pundaknya.

"Lu gak boleh ngomong gitu Ki"

"Gue dah gak sanggup jalanin ini semua"Kiki menundukkan wajahnya.

"Ki, emang cuma lu aja yang ngerasain ini semua?"

Hening tak ada jawaban.

"Gue sama Deon juga ngerasain hal yang sama"

"Tapi gue gak sekuat lu dan Deon yan"ujar Kiki sedih.

"Stop sedih kayak gini deh lu bukan Kiki yang gue kenal tau gak"

"Hmm... yaudahlah ya bener apa kata lu"Kiki tersenyum.

"Ngapain sedih kalo bisa bahagia?"

"Iye bawel"

Beberapa menit kemudian Deon dateng kesana.

"Ternyata lu bedua disini?"tanya Deon.

"Iya nih Kiki bosen dikamar terus"jawab Ryan.

"Rafa sama adek lu kok belom balik juga yah?"tanya Kiki heran.

"Gak tau mungkin lagi OTW"jawab Ryan santai.

"Kalo misalnya Rafa sama Nela nikah lu jadi kakak iparnya Rafa dong yah"khayalan Kiki.

"Lah udah jauh aja lu pikirannya"

"Bisa jadi kan, yan"

"Kagaklah

"Yan, tadi kan gue ke cafe terus ngeliat bokap sama nyokap lu lagi ngobrol sama orang tua gitu"ujar Deon.

"Terus lu denger mereka ngomong apa?"tanya Ryan.

"Kagak lah dosa kali dengerin orang tua ngomong"jawab Deon.

Drtt.... drrttt..... drrtt.....

Hp Ryan bergetar tanda panggilan masuk.

"Halo iya mah?"

"...."

"Iya Ryan pulang sekarang"

"...."

"Iya, yaudah dah dulu ya"Ryan mematikan sambungan telfonnya.

"Kenapa, yan?"tanya Kiki.

"Gue harus pulang sekarang, kalian gak papa kan ya gue tinggal?"tanya Ryan ragu.

"Ya gak papa"jawab Deon.

"Yaudah gue cabut yak"Ryan pun pergi dari sana.

***

Dirumah

Selang beberapa menit Ryan sampai dirumah.

Terlihat dua mobil mewah terparkir didepan rumahnya.

"Pokoknya yah gue gak mau dijodohin sama anak dia"bisik cewek itu ke kakaknya.

"Eh kalo misalnya dia ganteng gimana? Apa lu bisa nolak?"tanya kakaknya ke cewek itu.

"Yah tergantung sih"jawab cewek itu.

"Assalamualaikum"salam Ryan.

"Wa'alaikum salam, eh Ryan anak mama udah pulang"mama menggandeng lengan Ryan.

"Ini anak kami, Santoso namanya Ryan"papa menepuk pundak Ryan.

"Sore om tante"sapa Ryan.

"Tuh mampuy lu ganteng kan gue bilang?"tanya kakaknya ke cewek itu.

"Paan si biasa aja"jawab cewek itu bohong.

"Wah ternyata ganteng yah anak kamu"puji Pak Santoso.

"Ryan kenalin ini teman papa dan mama dari luar kota"kata papa.

"Iya pah"jawab Ryan.

"Oh iya Ryan kenalin ini Prila dan Qiray anak om dan tante"Pak Santoso menunjuk ke anak-anaknya.

"Hay salam kenal"sapa Ryan kikuk.

"Iya selo kali jangan kikuk gitu"kata Kak Qiray.

"Eh iya"sahut Ryan.

"Ryan tolong kamu ajak jalan-jalan Prila keliling jakarta yah"pinta mama.

"Lah kok begitu mah?"tanya Ryan bingung.

"Iya kan Prila ini dari kota belum pernah kesini jadi kamu ajak jalan-jalan yah"

"Iya Ryan anak tante ini belum pernah kesini kecuali kakaknya yang udah sering bolak-balik ke jakarta"jelas Bu Ananda.

"Mi, apa-apaan si enggak ah gak mau aku maunya sama Kak Qiray aja"tolak Prila.

"Lah gue mau nemenin papi sama mami disini"jawab Kak Qiray.

"Ayok Ryan pergi sana sama Prila"perintah mama.

"Yaudah, assalamualaikum"kata Ryan nyerah.

Mereka berdua pun pergi dari sana.

"Lo gak ada mobil?"tanya Prila yang melihat Ryan naik motor sportnya.

"Gak ada gue cuma punya motor ini"jawab Ryan.

"Yaudah gue gak mau ikut"tolak Prila.

"Yaudah gak papa sih kalo gitu"Ryan menyalakan mesin motornya.

"E..eh yaudah deh iya dari pada gue dipecat sama papi jadi anak"

Ryan hanya tertawa kecil mendengar ocehan Prila.

"Ayok cepet jalan"Prila menepuk pundak Ryan supaya menjalankan motornya.

"Iya-iya bawel"Ryan pun menjalankan motornya.

***

Taman bunga

"Eh kok lo malah ngajak gue kesini?"tanya Prila yang turun dari motor.

"Lu juga turun kan?"tanya Ryan balik.

'Bodoh ngapain gue pake turun segala?'batin Prila.

"Gue kira lo berenti karena bannya kempes gitu?"alasan Prila.

"Yeh seterah lu deh"Ryan pun turun dari motornya.

Keheningan yang menyelimuti mereka berdua seakan tak ada pembicaraan.

"Sebenarnya maksud tujuan orang tua lu ke rumah gue apa?"tanya Ryan memecah keheningan.

"Kata papi, gue mau dijodohin sama anak temennya dan ternyata anaknya itu adalah lo, siapa tadi nama lo?"tanya Prila.

Ryan hanya diam mendengar perkataan Prila.

"Wei... kenapa diem aja?"tangan Prila mengibas-ngibas tepat didepan muka Ryan.

"Gak papa kok"Ryan masih menatap lurus ke depan.

"Nama lo siapa cumi?"tanya Prila sekali lagi.

"Ryan"

"Oh Ryan"Prila manggut-manggut.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang