Disaat Ryan hendak melepas genggamannya ada sebuah tangan yang menahan tangannya.
Ryan menoleh ke arah tangannya yang dipegang oleh Nela.
"Nel, lu udah sadar? " Tanya Ryan pelan sambil duduk di kursi dan menggenggam tangan Nela.
Nela mengangguk pelan dan menatap mata Ryan sayu.
"Gue panggilin dokter yah, sebentar, " ucap Ryan hendak bangkit namun ditahan oleh Nela.
Ryan menatap Nela bingung dan duduk kembali.
"Kenapa? Ada yang sakit? Atau lu mual? "
Nela hanya diam menatap Ryan dengan tatapan kosong.
"Nel, ngomong sama gue siapa yang udah--"
Nela tiba-tiba teriak tidak jelas sambil memukul Ryan dengan keras.
"PERGI DARI SINI JANGAN TEMUIN AKU..." teriak Nela.
Ryan yang kebingungan langsung memanggil dokter.
Tapi dokter maupun suster belum tiba juga disana.
"Nel, sadar ini gue kakak lu," Ryan memeluk Nela erat.
"PERGI... TINGGALIN AKU." Teriak Nela memberontak dipelukan Ryan.
"Mana si nih dokternya, bodoh banget udah tau ada pasien yang begini malah kagak ada," gerutu Ryan sambil mengelus kepala Nela menenangkannya.
"PERGI... AKU MOHON..." pinta Nela sambil menangis.
"Gue gak mungkin pergi Nel, gue bingung lu kenapa?" Ryan mengangkat dagu Nela.
"PERGI..." teriak Nela lagi.
Tak lama setelah itu dokter dan beberapa suster pun datang kesana.
"Tolong mas tunggu diluar dulu," suster mendorong pelan Ryan keluar dari sana.
Ryan terduduk dilantai dengan hp yang sudah menempel ditelinganya.
"Hallo, yan ada apa?" Tanya Rendra.
"Nela dirumah sakit, pah." Jawab Ryan.
"Rumah sakit? Kamu udah temuin dia?"
"Iya cepetan papa sama mama kesini." Ryan mematikan sambungan telfonnya dan memberikan alamat rumah sakitnya ke mereka.
"Gue mohon Nel jangan kayak gini," Ryan memeluk kedua kakinya erat.
***
Di sekolah....
Deon sedang memperhatikan Kiki yang makan dengan lahapnya tanpa beban.
Saat ini mereka sedang bolos jam pelajaran Bu Eriska, ya siapa lagi kalau bukan guru Matematika yang terbilang killer.
Deon senang kalau Kiki sudah bisa makan selahap ini.
"Yon, ngapain lu ngeliatin gue terus? "
Deon tersentak kaget dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Eh Yon, menurut lu si Leon itu bakalan jadi temen sejati atau cuma dateng pas ada maunya aja? "
"Yah, kalo misalnya dia pengkhianat kita bantai lah tapi tunggu lu sembuh dulu. "
"Hehehe.... Iyalah masa lu mau gendong gue lagi pas bantai Leon. "
"Woi.... " teriak Leon mengangetkan mereka berdua.
Leon tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya melihat Kiki tersedak makanan.
Deon langsung memberikan minum pada Kiki dan menepuk pelan belakang pundaknya.
"Lu kalo mau ngangetin liat dulu apa si, " omel Kiki sambil mengelus dadanya.
Deon juga langsung menoyor kepala Leon saking sebalnya.
"Maaf elah, gue kan gak sengaja. "
"Kok lu tahu kita ada disini? "
"Iya soalnya tadi gue disuruh ke kelas lu eh kagak ada kalian. "
"Apaan si? "
"Eh cabut kuy, ke rumah sakit siapa tau Nela udah sadar. "
Perkataan Leon langsung diangguki oleh Deon dan Kiki.
"Naik cepetan, " ucap Deon sambil berjongkok di depan Kiki.
Kiki pun langsung menaiki pundak Deon dengan senang hati.
"Yon, nanti kalo gue udah sembuh terus kaki lu terkilir atau keseleo bilang aja ke gue. " Ucap Kiki.
"Emang kenapa? "
"Gue yang akan gendong lu nanti, itung itung balas budi. "
"Oalah, iya gak papa elah. "
Leon hanya diam menatap dua orang itu.
"Eh ayok GC, lu bawain kursi roda gue, " perintah Kiki yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Leon.
***
Rumah sakit....
Ryan masih diam di bangku sambil menundukkan wajahnya yang dari tadi ditanyai pertanyaan oleh Rendra.
"Jadi dari siapa kamu tahu kalau Nela ada disini? " Tanya Rendra.
Fanya berjalan mondar-mandir sambil menghapus air matanya yang jatuh.
"Ryan... "
Ryan menoleh ke sumber suara itu dan sangat beruntunglah dia karena tiga temannya datang tepat waktu.
"Siang om, tante. " Sapa mereka bertiga.
"Deon, Kiki kenapa? " Tanya Rendra melihat Kiki yang duduk di kursi roda.
"Kecelakaan om. " Jawab Deon.
"Saya Leon om, temen barunya Ryan, " ucap Leon mengulurkan tangannya di depan Rendra.
"Saya Rendra dan itu Fanya orang tuanya Ryan dan Nela, kamu satu sekolah sama Ryan? " Tanya Rendra.
"Iya om, tapi beda kelas, saya juga yang udah ba---" ucapan Leon terhenti karena kakinya di sengol pelan oleh Deon yang ada disampingnya.
"Kenapa si Yon? " Bisik Leon.
"Biarin Ryan aja yang jelasin semuanya. " Bisik Deon.Rendra hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali menatap Ryan.
"Nela kenapa Ryan? " Tanya Rendra sesabar mungkin.
"Nela... Udah gak perawan lagi, pah, " jawab Ryan semakin menundukkan kepalanya dan mulai terisak pelan.
"APA.... "
Yuk gaes cek work aku, buat kalian yg udah nunggu AFRA publish bisa langsung baca.
Jangan lupa kasih votenya biar bisa lanjut ke part berikut.
Makasih semuanya
Assalamualaikum 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Teen FictionOrang yang sering tertawa adalah orang yang menyimpan kesedihan paling dalam. Ryan dengan sejuta tanggung jawabnya untuk menjaga Nela sang adik. Nela dengan segala kerapuhannya. Deon yang setia dengan Ryan sahabatnya. Rafa dengan kelembutan hatin...