16.

1.1K 62 0
                                    

Ryan mengerjapkan matanya menetralkan pandangannya yang silau pada cahaya.

Deon langsung membantu Ryan untuk duduk disenderan bantal.

"Gue dimana? " Tanya Ryan.

"Lu ada dirumah sakit, tadi pas lu bilang yang sebenarnya bokap lu langsung nampar dan lu jatoh pingsan, kata dokter lu belum makan dari kemarin makanya lu jadi pingsan pas ditampar. " Jelas Deon.

Ryan memegangi kepalanya yang terasa agak pusing.

"Kenapa Yan, ada yang sakit? "

"Pusing Yon, gue mau lihat Nela sekarang, " ucap Ryan sambil mencabut infus yanga ada ditangan kanannya.

Ingin Deon tahan tapi Ryan sudah lebih dulu keluar kamar rawat.

Ryan berjalan terseok-seok sambil meraba dinding rumah sakit yang dingin.

Deon setia dibelakangnya sambil memantau jika nanti terjadi sesuatu pada Ryan.

Sesampainya disana Ryan melihat Rendra yang dengan emosinya membentak Fanya.
"INI YANG KAMU AJARKAN PADA NELA, HUH? " teriak Rendra.

"Aku gak pernah ajarin Nela buat nakal seperti ini, mungkin aja dia depresi karena papanya selingkuh. " Jawab Fanya sinis.

"Heh, kamu juga selingkuh Fanya Diandra... "

"Aku selingkuh? Gak salah kamu? "

"Iya bahkan kalo aku gak dateng tepat waktu saat itu mungkin sekarang kamu sudah mengandung anak orang lain. "

Plak...

Fanya menampar pipi Rendra dengan kasar.

"MAKSUD KAMU AKU WANITA JALANG BEGITU, RENDRA.... "

"Iya semacam itu. "

"Seandainya kamu tahu kalau aku dipaksa oleh teman bejatmu itu apa kamu masih mau menuduhku, Rendra? "

"Aku tahu betul siapa itu Wily dia adalah suami yang setia tapi semenjak aku mengenalkan kamu pada dia, apa jadinya sekarang, dia hampir saja bercerai dengan istrinya dan semua itu karena kamu. "

"Terus mau kamu apa? "

"Kita percepat perceraian kita dan aku yang akan mengasuh Ryan. "

"Seenak kamu yah ngomong begitu, aku gak mau ngerawat anak perempuan yang sudah tidak suci. "

Nela diam mematung mendengar percakapan orang tuanya yang membuat hatinya mencelos sakit.

Tanpa Nela sadari Ryan menatapnya dari kejauhan.

'Maafin gue Nel, gue gak bisa jagain lu. ' Batin Ryan.

"Mah pah... Maafin aku, " gumam Nela kembali menutup pintu kamar rawatnya.

"Ya itu terserah kamu, mau merawat perempuan itu atau tidak, intinya aku yang akan mengasuh Ryan. "

"Lalu bagaimana dengan pertunangan Ryan dan Prilla? "

Pertanyaan Fanya membuat Ryan semakin berada diposisi yang serba salah.

"Kita tetap lanjutkan tapi disaat dua atau tiga bulan selanjutnya aku akan membawa Ryan pindah keluar negeri. "

"Kamu egois Rendra. " Desis Fanya.

"Yah biarkan aku yang egois, kamu urus saja anak perempuanmu itu, " ucap Rendra sambil berlalu.

Ketika dipertigaan keluar dari sana Rendra melihat Ryan yang sedang mendengar percakapannya dengan Fanya.

"Dari kapan kamu disitu Ryan? " Tanya Rendra membuat Ryan terlonjak kaget.

"Baru aja sampe pah, papa mau kemana? "

"Papa mau pulang dulu, kamu jagain mama dan Nela yah, dan masalah papa tampar kamu tadi, papa minta maaf yah, " ucap Rendra sambil mengacak rambut Ryan.

'Jadi selama ini papa sama mama cuma sandiwara baik-baik aja di depan gue sama Nela. ' Batin Ryan.

"Yaudah papa pergi dulu yah, " ucap Rendra pergi dari sana.

Deon menepuk pelan pundak Ryan yang melamun.

"Yan, are you okay? "

"Gue harus gimana Yon? "

"Temuin Nela dan yakinin sama dia kalau masih ada lu yang sayang sama dia, dan please biarin Rafa tahu ini semua, Yan. "

Ryan menatap tajam mata Deon ketika dia menyebutkan nama Rafa.

"Dia berhak tahu masalah lu dan Nela pacarnya, semenjak kemarin lu bentak dia, Rafa gak nonggol tadi disekolah. "

"Kok lu jadi bijak yah? "

"Iya semenjak kejadian semuanya otak gue berpikir keras. "

Ryan tersenyum tipis dan meninggalkan Deon.

"Semoga saran gue didengar sama Ryan. "

***

Nela menatap keluar jendela sambil menangis tanpa suara.

Dia bingung kenapa hidupnya menderita seperti ini ditambah lagi dia sudah tidak suci lagi.

"Apa masih ada orang yang tulus sayang sama aku? "

"Dimana Kak Rafa disaat aku sadar, padahal aku berharap dia orang pertama yang aku lihat. "

Ryan diam dibelakang Nela sambil mendengarkan gumaman Nela yang begitu pedih didengarnya.

"Apa setelah aku keluar dari sini hidupku semakin menderita lebih dari ini? "

"Apa aku akan menjadi gembel atau semacam wanita murahan yang---"

Ryan langsung memeluk Nela karena tidak mau mendengar lanjutan perkataannya.

"Jangan ngomong kayak gitu, masih ada gue yang sayang sama lu. " Ucap Ryan tulus.

"Aku tahu, tapi apa kakak gak denger tadi percakapan mama sama papa? " Tanya Nela membuat Ryan melepaskan pelukannya.

"Ya, gue denger, tapi bukan berarti kita bakal ke pisah Nel. "

"Terus gimana caranya, kak? "

"Kita pergi menjauh dari papa dan mama, kita akan pergi sama Deon, Kiki, Leon dan Rafa. "












Waduh parah nih votenya kendor banget, udah gak ada yang baca yak cerita ini?

Kalau kalian sudah merasa bosan dengan cerita yang ini kalian bisa baca cerita ku yang lainnya ada 'He Said Love' dan 'AFRA'.

Langsung aja tancap gas ke akun aku dan kalian bisa baca cerita lainnya.

Terimakasih 😘😘😘
Assalamualaikum....

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang