[KIKI POV]
Setelah kejadian kemarin yang membuat gue tidak sadarkan diri.
Kini gue mencoba membuka mata gue yang entah sudah lama tidak memancarkan penglihatan di sekitar gue.
Gue mulai mengerjapkan mata beberapa kali untuk membiasakan sinar cahaya yang masuk ke mata.
Gue menoleh ke arah sofa yang menampakan tiga sahabat gue yang tertidur nyenyak di sana.
Senang rasanya pertama kali melihat sahabat-sahabat gue yang selalu ada di saat gue lagi susah kaya gini.
Terlihat damai muka mereka disaat lagi tertidur seperti itu.
Ryan yang menyenderkan kepalanya dibahu Rafa, Deon yang tertidur miring menghadap gue.
Tapi gue jadi inget kejadian kemarin yang sama sekali gak mau gue rasakan akhirnya terjadi juga.
Mama akan bercerai dengan papa kamu.Mama dan papa sudah tidak bisa bersama-sama lagi karna kita sudah memilih hidup masing-masing.Mama mau kamu pilih diantara kita berdua sebagai orang tua yang mengasuh kamu nantinya.
Kata-kata itu masih ada dalam benak gue.
Mungkin takdir gue memang sudah seperti ini, sama halnya kaya Ryan dan Deon.
Orang tua mereka terancam akan hal yang sama seperti orang tua gue yang memilih hidup masing-masing.
Tapi gue gak boleh berfikiran seperti itu mungkin aja orang tua mereka memilih jalan untuk bersama lagi walaupun banyak rintangan yang menghadang rumah tangganya.
[Author POV]
Seakan menyadari Kiki sudah sadar, Ryan menoleh ke arah Kiki yang sedang melihat keadaan kakinya yang diperban.
"Ki, lu udah sadar?"Ryan menghampiri Kiki.
"Udah, yan"
"Masih ada yang sakit gak?"Ryan memegang pundak Kiki.
"Bukan fisik gue yan yang sakit tapi rohani gue yang tersiksa"tersenyum terpaksa.
"Gue tau semua beban yang lagi lu pikul berat semua akan terasa ringan kalo lu cerita ke gue, Rafa sama Deon"Ryan mengelus pundak Kiki.
"Huaaaa.......Ki lu udah bangun?"Deon berjalan ke arah Kiki.
"Iyaa"
"Udahlah ki, lupain semua beban yang ada dalam hidup lu gue yakin lu akan bisa lebih baik nantinya"
"Mungkin untuk saat ini belum bisa, yon"menahan air matanya.
"Kita disini akan selalu ada buat lu, ki"
"Gak semudah yang kalian omongin, gue sayang banget sama orang tua gue, mereka yang udah ngerawat gue dari kecil sampe sekarang, dan mereka juga yang ngajarin gue arti kehidupan. Tapi kenapa sekarang mereka malah pisah memaksa gue buat milih mereka salah satu, berat buat gue ngerasain semuanya"pecah sudah air mata yang ditahan Kiki.
Hening tak ada satu kata pun dari Ryan dan Deon yang memilih diam sejenak supaya Kiki menenangkan pikirannya terlebih dahulu.
"Mereka satu-satunya kasih sayang yang gue punya"
"KENAPA SEKARANG MEREKA MALAH MENGHANCURKAN GUE, SEAKAN GUE GAK BERARTI BUAT MEREKA" teriak Kiki dengan sedihnya.
Rafa yang terkejut dengan suara Kiki jadi terbangun dan kumpul bersama dua sahabatnya yang sudah terbangun dari tadi.
Mengerti dengan suasana Rafa hanya diam melirik Ryan dan Deon yang saling berpandangan satu sama lain.
"KALIAN FIKIR GUE GAK TERTEKAN? IYAA"senyum Kiki yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Teen FictionOrang yang sering tertawa adalah orang yang menyimpan kesedihan paling dalam. Ryan dengan sejuta tanggung jawabnya untuk menjaga Nela sang adik. Nela dengan segala kerapuhannya. Deon yang setia dengan Ryan sahabatnya. Rafa dengan kelembutan hatin...