Ryan sampai dirumah sakit dan langsung pergi menuju kamar rawat Kiki.
"Rafa kemana?" Tanya Ryan ke Deon.
"Rafa belom dateng kesini," jawab Deon sambil membantu Kiki berjalan ke ranjangnya.
"Lagian udah malem yan besok lu pada sekolah kan?" Tanya Kiki yang udah duduk diranjangnya.
"Mama gue udah tau kalo Nela ilang dan gue gak mau bikin bokap nyokap gue berantem lagi gara-gara Nela ilang." Jelas Ryan.
"Yaudah besok sepulang sekolah kita cari Nela lagi sekarang dah malem mending lu pulang sana," Deon duduk disofa panjang.
"Gue baru juga sampe dah diusir aja." Ryan mendengus sebal.
"Lagian dateng gak tepat waktu si lu, gembel." Ledek Deon.
"Gue tabok lu, yon." Ryan tersenyum pahit.
"Sans aja Nela pasti ketemu kok." Ucap Kiki.
"Hmm... gue berharap juga begitu, yaudah lah gue balik dulu Rafa kenapa belom balik-balik, ya?" Tanya Ryan heran.
"Kan lu yang suruh buat cari Nela ampe ketemu yaudah dia nyari lah ampe sekarang." Jawab Deon.
"Yaudah suruh dia balik kesini." Ujar Ryan.
Deon langsung ngeline Rafa saat itu juga.
"Yaudah gue balik, besok pagi-pagi gue kesini lagi yak," Ryan menepuk-nepuk pipi Kiki.
"Bawain bubur bang Damin yak, yan." Pinta Kiki dengan mata puppi eyesnya.
"Iya kalo ada." Ryan melenggang pergi setelah mengatakan itu.
"Kalo Ryan tau Nela udah gak perawan gimana yak?" Gumam Deon.
"Maksudnya?" Tanya Kiki yang mendengar gumaman Deon.
"Kagak, udah lu tidur sono gue juga mau tidur," Deon merebahkan tubuhnya disofa.
***
Keesokkan harinya....
Ryan bangun dari tidurnya dan langsung masuk ke kamar mandi.
Setelah lamanya didalam kamar mandi Ryan keluar menggunakan handuk dari atas pinggang sampai bawahnya.
Tok...tok...tok...
Ryan mengernyitkan keningnya bingung.
"Masuk aja gak dikunci." Teriak Ryan sambil ngambil seragam sekolahnya.
Kriet....
Pintu dibuka lebar menampakan Prila diambang pintu kamar Ryan.
"Kyaa....." teriak Prila sambil menutup matanya dengan kedua tangan.
"Kenapa si lu teriak-teriak? Masih pagi nih." Ryan memutarkan bola matanya.
"I- itu." Prila menunjuk tubuh Ryan yang masih menggunakan handuk.
"Eh iya lupa, ada apaan emang lu kesini?" Tanya Ryan sambil berjalan masuk ke kamar mandi lagi.
"L- lu di- disuruh sa- sarapan." Jawab Prila tergagap.
"....."
"Sama disuruh jelasin juga kenapa Nela bisa ilang." Prila masih menutup kedua matanya dengan tangan.
"Gue udah selesai kok buka aja kali," Ryan keluar dari kamar mandi sudah lengkap dengan pakaian seragamnya.
"Boong." Sahut Prila.
"Beneran sayang." Ujar Ryan melewati Prila yang masih setia diambang pintu.
Seketika kuping Prila berdenyut kaget mendengar perkataan Ryan barusan.
"Ryan...." panggil Prila.
Hening tak ada jawaban.
"Kok lu diem aja?"
"....."
Prila membuka matanya perlahan.
"RYAN GUE KOK DITINGGAL SIH...." teriak Prila.
***
Meja makan
Ryan sudah duduk manis dibangku meja makan yang berhadapan dengan Qiray.
Prila duduk disampingnya sambil mengumpat kata-kata kesal dalam batinnya.
"Kenapa Nela bisa hilang, Ryan?" Suara bariton Rendra papanya Ryan membuyarkan lamunannya.
"Ryan juga belum tau pastinya gimana pah, tapi Ryan bakalan nyari Nela sampe ketemu nanti." Jawab Ryan sambil meminum susu cokelatnya.
"Apa gak sebaiknya kita lapor polisi aja pah? Mama khawatir sama Nela." Pinta Fanya mamanya Ryan.
'Seandainya lu tau Nel, kalo papa sama mama lagi khawatirin keadaan lu, pasti lu bakal seneng banget kan?' Batin Ryan.
"Kita akan ke kantor polisi nanti siang mah," ucap Rendra tenang.
"Kenapa gak sekarang aja pah? Mama bener-bener khawatir dengan keadaan Nela sekarang." Ujar Fanya memohon.
"Kita harus mengurus segala kebutuhan pertunangan Ryan dan Prila dulu, mah." Jawab Rendra membuat Prila tersedak makanannya.
"Uhuk... uhuk..." Prila meminum terburu-buru.
"Pelan-pelan, Prila sayang," sahut Ananda melihat tingkah anaknya.
"Sebaiknya kalian mencari Nela terlebih dahulu urusan pertunangan Ryan biar saya dan Ananda saja yang urus." Usul Santoso.
"Iya pah, Nela pasti ketakutan diluar sana." Sahut Fanya.
"Baik kalau begitu abis sarapan kita pergi ke kantor polisi." Kata Rendra.
*****
Setelah segala urusan selesai terutama mengantarkan bubur pesanan Kiki, Ryan sampai disekolah bersama Deon.
"Yan, apa nanti kita nyari lagi?" Tanya Deon sambil berjalan beriringan dengan Ryan menuju kelas.
"Iya lah, kita gak boleh terlalu ngandalin polisi yang belum tentu nemuin Nela." Jawab Ryan sambil menatap lurus ke depan.
"Oke lah kalo gitu." Sahut Deon.
Sesampainya dikelas mereka langsung duduk dibangku masing-masing.
"Rafa belom dateng, yon?" Ryan melihat ke bangku Rafa yang masih kosong disampingnya.
"Lu liat sendiri kan kalo kosong?" Tanya Deon.
Ryan tak menghiraukan pertanyaan Deon dan langsung memasangkan earphone ditelinganya.
Beberapa gerombolan cowok beda kelas dengan Ryan menghampirinya kesana.
"Yan, gue tau adek lu dimana." Kata Leon.
Ryan tersentak kaget melihat Leon yang duduk diatas mejanya.
Ryan melepas earphonenya dan memandang datar Leon.
"Apa lu bilang tadi?" Tanya Ryan.
"Gue tau adek lu ada dimana." Jawab Leon datar.
Votenya donk sehabis baca cerita ini 😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Teen FictionOrang yang sering tertawa adalah orang yang menyimpan kesedihan paling dalam. Ryan dengan sejuta tanggung jawabnya untuk menjaga Nela sang adik. Nela dengan segala kerapuhannya. Deon yang setia dengan Ryan sahabatnya. Rafa dengan kelembutan hatin...