Seharusnya ini adalah hari yang bahagia untuk Nela karna pertambahan umurnya yang sudah beranjak remaja yaitu berumur 16 tahun.
Tapi hari ini malah ia merasakan ketidakbahagiaan di masa remajanya, karna orang tuanya lupa akan segala yang harusnya diingat oleh mereka berdua yaitu pesta ulang tahun.
Sekarang Nela malah melihat dan mendengar orang tuanya bertengkar di saat sarapan pagi.
Mama menyendokkan nasi goreng untuk papa dengan muka merengut
"Kan aku udah bilang kamu jangan pergi-pergi terus pah," ujar mama yang diacuhkan oleh papa."Denger aku gak sih pah?"
Hening tak ada jawaban
"Pah.... aku capek deh harus begini terus sama kamu yang cueknya minta ampun." kesal mama yang menekan sendok ke meja.
"Terus mau kamu apa, hah?
Tanya papa yang dari tadi diam."Jangan pergi..." pekik mama.
"Enggak bisalah mah ini kan udah pekerjaan. Jadi harus tanggung jawab, papa cuman pergi 2 bulan aja." Jelas papa.
"Dua bulan itu gak cepet loh pah. Mama tau kalo papa kesana juga main cewek lagi kan?" suara mama meninggi.
"Apanya yang main cewek? orang papa kerja cari nafkah buat mama dan anak-anak kok." jawab papa sambil meneguk air putih.
Ryan pun datang dari lantai atas dan duduk disamping Nela.
"Ada apa sih,Nel?" Tanya Ryan setengah berbisik ke Nela.Dengan muka datar menatap mata Ryan malas.
"Kaya gak tau aja gimana suasana pagi di rumah." jawab Nela dan langsung pergi meninggalkan meja makan."Pah, mah..... seharusnya kalo mau berantem jangan pagi-pagi apalagi pas sarapan," ujar Ryan kepada papa dan mamanya yang langsung di abaikan oleh mereka. hadeh sakit.
"Mama kamu yang duluan." Jawab papa sinis.
"Kan aku cuman bilangin doang," tak mau kalah.
"Iya bilangin si bilangin tapi kamu bilanginnya kaya ngajak ribut."
"Abisan kamu dibilangin gak denger."
Ryan pun yang melihat itu dengan malasnya langsung keluar rumah dan mendapati adiknya yang terduduk lesu di atas motor ninja Ryan.
Ryan menyentuh pundak Nela "Lu kenapa dah?" melihat muka Nela yang menunduk sedih.
"Kakak tau kan kalo hari ini hari apa?" mendongak ke arah Ryan dengan menahan tangisannya.
Ryan tersenyum lembut
"Hari ini hari rabu,--"Nela langsung membuang muka "Tuhkan kakak juga sama aja kaya mama sama papa," pecah sudah tangisan Nelia yang tak dapat di bendung lagi.
"Yah taulah inikan hari ulang tahun lu yang ke 77 kan yak," mencolek pipi Nela.
"Kok 77 sih tua banget akunya," merengut sebal dan langsung mencubit kecil pinggang Ryan.
"Awwh.... sakit tau," mengelus-ngelus pinggangnya.
"Abisan kakak kalo ngomong begitu," mengerucutkan bibirnya.
'Aku tau kamu sedih karna papa sama mama gk inget ultah kamu, tapi aku lebih sedih dek ngeliat papa sama mama yang sama-sama selingkuh satu sama lain dan aku takut kamu bakalan tau itu semua,' batin Ryan berkecamuk mengingat apa yang dia lihat kemarin.
"Tuh kan sekarang malah bengong kaya kambing ompong," tawa Nela melihat muka Ryan yang terbengong.
"Hmm....seterah lu deh, sekarang lu maunya gimana?" Tanya Ryan sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Teen FictionOrang yang sering tertawa adalah orang yang menyimpan kesedihan paling dalam. Ryan dengan sejuta tanggung jawabnya untuk menjaga Nela sang adik. Nela dengan segala kerapuhannya. Deon yang setia dengan Ryan sahabatnya. Rafa dengan kelembutan hatin...