17.

1.1K 53 1
                                    

Seminggu berlalu......

Nela memperhatikan setiap inci wajah Ryan yang sedang tertidur disampingnya.

Mereka bertujuh akhirnya bisa pergi dari orang tua masing-masing dan menetap di kota Bandung saat ini.

Jangan ditanya ini ide siapa soalnya mereka memang sudah dari dulu ingin pergi bebas tanpa beban.

Nela mengelus wajah Ryan mulai dari kening turun ke alis tebalnya lalu kedua matanya turun lagi ke hidung dan terakhir bibir merah milik kakaknya tak lupa juga dia mengelus rahang kokoh Ryan.

Seakan bersyukur atas segala ketenangan yang bisa dia rasakan sekarang karena bisa terlepas dari bebannya.

Tapi semua hal yang mereka lakukan pasti akan mendapatkan resiko yang besar dan akan mereka hadapi bersama.

"Udah puas liatinnya? " Tanya Ryan masih dengan memejamkan matanya.

Nela tersentak kaget dan langsung bangun dari rebahannya.

Ryan tertawa kecil lalu menarik selimutnya sampai atas kepala.

Nela yang sedang duduk langsung menoleh ke arah Ryan.

"Kak, bangun ih, aku mau jalan-jalan pagi ini. "

"Hmm... "

"Jangan gitu dong responnya. "

"Hmm.... "

"Aku sebel ih sama kakak, " ucap Nela sambil berlari kecil menuju balkon.

"Nela.... Cepet turun.... Kita jogging bareng.. " teriak Kiki bersemangat.

Nela tersenyum kecil melihat kaki Kiki yang sudah bebas dari perbannya dan artinya cowok itu sudah bisa berjalan dengan bebas tanpa harus menggunakan kursi roda lagi.

"Iya kak aku otw ke bawah... " balas Nela sambil berlalu dari sana.

Nela sempat menoleh ke arah ranjang dimana Ryan masih berselimut diatasnya.

"Kak, aku mau jogging dulu yah, " ucap Nela membuka selimut yang menutupi wajah Ryan lalu mengecup singkat keningnya.

Setelah itu Nela berlari keluar kamar karena tak mau melihat Ryan yang akan mencebiknya kesal.

Ryan bangkit dari tidurnya dan membuang asal selimut yang membungkus tubuhnya.

"NELAA..... " teriak Ryan bergema.

Nela yang baru sampai anak tangga paling akhir langsung terkikik geli.

***

Rafa membawa dua kantung plastik hitam yang berisikan air mineral untuk beberapa orang.

"Nih minumnya, " ucap Rafa sambil menaruh kantung plastik itu ditengah lalu duduk disamping Nela.

Leon dan Kiki pun langsung mengambil air mineral itu dan meneguknya sampai setengah.

"Nel, ini minum, " ucap Rafa menyodorkan botol air mineral.

"Bukain. " Ucap Nela manja.

"Manja... " balas Rafa mengacak rambut Nela dan membukakan tutup botol itu.

Nela langsung mengambilnya dan meminumnya setengah.

"Untung aja lu punya rumah Le di Bandung. " Ucap Kiki membuat mereka menoleh padanya.

"Iya untung banget kan, ini juga peninggalan bokap sama nyokap, mereka langsung pindah pas tahu kalo gue bukan anak kandungnya. "

Leon tersenyum miris dan sedikit meremas botol minuman itu.

Kiki mengangguk paham tapi masih terasa bingung dengan penjelasan Leon.

"Maksudnya gimana yah kak aku gak paham? " Tanya Nela.

Leon menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya kasar.

"Sejak masih bayi aku dirawat sama orang tua aku, mereka sayang banget sama aku, tapi pas aku naik ke kelas sebelas tahun lalu sepupu aku minta orang tua aku buat tes DNA aku sama orang tua aku... "

"Dia gak percaya sama aku karena aku sama sekali gak tahu silsilah keluarga besar aku, dan setelah tes itu keluar mereka awalnya kecewa sama mama tapi papa selalu ngebela mama dan nelantarin aku dengan kasih rumah yang kita tempatin sekarang ..."

"Mama bilang sama aku dia terpaksa ngambil aku daru rumah sakit karena anak pertamanya meninggal dan keluarga papa gak tahu sama sekali, dan yah akhirnya seperti ini aku dibuang dan dilupakan tapi aku masih bersyukur karena mama ngasih aku sebuah cafe jadi aku gak bakal jadi anak gembel. "

Leon tersenyum pahit ketika mengakhiri ceritanya.

Nela menggenggam tangan Leon dan mengelusnya.

"Kakak yang tabah, disini masih ada kita kok, terutama Kak Ryan. "

"Oh iya ngomong ngomong tentang Ryan tuh anak udah bangun belum, Nel? " Tanya Kiki mengalihkan pembicaraan.

"Belum tadi aku suruh bangun dia malah narik selimutnya sampe kepala, " jawab Nela sambil mengembungkan pipinya.

Rafa yang melihat itu langsung menusuk pipinya pelan dengan jari telunjuknya.

"Ihh.... Kakak mah, " gerutu Nela memukul pelan lengan Rafa.

Rafa hanya diam sambil tersenyum dan membawa Nela ke dekapannya.

"Jangan hilang lagi dari aku Nel, karena kamu adalah matahari aku setelah mama. " Ucap Rafa membuat Nela merona.

"Etdah... Dia malah pacaran, udah ah balik kuy... " ucap Leon sambil menarik kedua tangan Kiki.

Tak segan Kiki langsung menerjang pundak Leon dan melingkarkan tangannya ke leher Leon.

"Apaan nih begini, lu kan udah sembuh kok---"

"Shut udah diem, jalan aja lu, mau gue aduin ama Ryan? "

Leon hanya mendengus sebal dan langsung berjalan perlahan.

Rafa dan Nela yang dibelakangnya hanya tertawa kecil melihat mereka berdua.

"Jangan jauh-jauh dari aku, " ucap Rafa sambil menggenggam tangan Nela.














Pengumuman nih buat para readers yang baca cerita ini, iya yang baca aja.

Hari senin kan UUB nih authornya jadi yah maaf aja kalo nanti updatenya ngaret, secara juga kan ini cerita gak ada yang ngevote juga, sedih hayati jadinya😥😥😥

Dan pengumuman juga tinggal tiga apa empat part lagi menuju ending, karena aku berpikir ini cerita makin gak jelas jadinya harus cepat diakhiri, iya kayak hubungan aku sama doi😂😂😂

Oke itu aja pengumumannya eh sama satu lagi, kalo kalo nih yak cerita ini votenya bisa 200 aku mau update Broken Home versi baru yang aku bilang waktu itu.

Oke dah dulu yah para readersku yang setia...
Assalamualaikum....

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang