PART 6

1.3K 57 2
                                    

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya membasahi tubuh mereka berdua.

Akhirnya mereka berteduh dibawah saung yang ada di taman.

Tangan Prila perlahan merasa kedinginan ditambah lagi bajunya yang agak tipis.

Ryan yang menoleh ke arah Prila hanya bisa tertawa kecil melihat dia kedinginan.

"Lu kedinginan?" tanya Ryan.

"I.. iya nih dingin banget aturan yah lo bawa mobil bukan---" ucapannya terhenti karena Ryan memasangkan jaket miliknya ke pundak Prila.

"Maaf karena gue cuma punya motor bukan mobil mewah kayak kebanyakan cowok lainnya."

Seketika itu mata Prila jadi terpesona karena ucapan Ryan yang membuat hatinya luluh.

"Kok lu malah bengong si?" Ryan menyenggol lengan Prila.

"E-enggak kok gue cuma lagi mikir aja gimana caranya kita pulang?" Prila ngeliatin hujan yang bertambah lebat.

"Emm... yaudah tunggu berenti aja." Jawab Ryan santai.

"Tapi kan kalo ujannya gak berenti gimana?"

"Kalo gue terus-terusan di sini--"

"Ssttt.... bawel lu diem." Ryan mengeluarkan hpnya dari dalam kantong.

"Mau ngapain lo?"

"Halo.."

"..."

"Gue ada di taman nih jemput dong pake mobil tapi"

"..."

"Yaudah gue tunggu jangan lama yah." Ryan mematikan sambungan telfonnya.

"Nelfon siapa lo tadi?" Tanya Prila.

"Temen gue suruh jemput supaya lu cepet pulang
" Ryan tidak menatap mata Prila sama sekali.

"Ryan..?"

"Apa?"

"Lo udah punya pacar?"

"Kenapa emang?"

"Yah... kalo lo emang udah punya pacar kasian kan pacar lo tau kalo kita dijodohin?"

"Gue sama sekali belum punya pacar." Jawab Ryan jujur.

"Serius demi apa lo?" Tanya Prila heboh.

"Kenapa lu yang heboh?"

"Enggak gue cuma kaget aja cowok ganteng kayak lu gak punya cewek?"

"Hmm... gimana mau pacaran kalo bokap sama nyokap ribut terus sedangkan gue juga punya adek cewek yang sekalinya denger mereka berantem selalu nangis." Ujar Ryan.

"Oh gitu maaf deh kalo gue terlalu kepo sama hidup lo."

"Kenapa mesti minta maaf? Lu kan gak salah."

Prila hanya diam tak menanggapi perkataan Ryan.

Tin... tin...

"Oi yan." Sapa Deon.

"Thanks yah dah mau jemput, sebenarnya si lu gue suruh jemput dia." Ryan menunjuk Prila dengan dagunya.

"Lah siapa nih?"

"Prila anak temen bokap gue."

"Oh yaudah ayok dah gue anterin." Deon membuka pintu mobilnya.

"Lu duluan aja pulangnya." Kata Ryan ke Prila.

"Terus lo gimana?"

"Gue gampang lah nanti"

"Eum.... tadi kan gue jalannya sama lo berarti kan pulangnya sama lo juga." Jelas Prila.

"Tapi kan lu yang minta pulang dari tadi."

"Tapi kan seharusnya kita pulang bareng supaya gak ditanya macem-macem."

Deon cuma mandang mereka berdua kebingungan.

"Woi... jadi gimana ini?" Teriak Deon melerai mereka berdua.

"Enggak deh makasih atas tumpangannya gue mau balik bareng Ryan aja." Tolak Prila.

"Oh yaudah gue balik lagi ya ke rumah sakit." Deon menutup pintu mobilnya.

"Sorry, yon gue jadi bikin lu repot." Ryan mengelus tengkuknya.

"Selo aja si kayak ama siapa aja, yaudah gue pergi ya." Deon pergi berlalu.

"Ada cowok yang bawa mobil mewah lu gak mau nebeng, tadi marah-marah jalan sama gue pake motor, gimana si lu?" Tanya Ryan kesal.

"Yaudah si maaf."

Ryan hanya membuang buka ke segala arah.

"Eh udah agak redahan tuh." Prila menengadahkan tangannya.

"Yaudah ayok balik." Ryan menaiki motor sportnya.

"Iya." Prila pun juga naik ke motor.

*****

Setelah beberapa menit Ryan dan Prila sampai ke rumah.

Dengan baju yang masih basah.

"Ryan Prila kalian ujan-ujanan yah?" Bu Ananda mengelus rambut Prila.

"Iya mi, tadi kan ujan jadinya gak sempet neduh." Jawab Prila.

"Tante Ryan ke kamar dulu yah." Ryan pergi berlalu.

"Cie... cie anak mami jalan nih sama cowok basah-basahan lagi." Bu Ananda mencolek dagu Prila.

"Ih apaan si mi," muka Prila merona malu.

"Prila kamu ganti baju dikamarnya Nela yah, kebetulan Nelanya belum pulang juga." Suara mama tiba-tiba dateng.

"Iya tante, Prila ke kemarnya dulu yah." Prila pun menaiki  tangga.

Prila yang tak tahu kamar Nela dimana malah masuk ke kamar Ryan.

Dimana Ryan yang hendak memakai baju jadi kaget karena Prila masuk ke kamarnya

"Aaa....." pekik Prila kencang.

Prila langsung menutup matanya dengan kedua tangan.

"Kenapa si teriak-teriak, berisik." Ryan memakai bajunya dengan santai.

Prila hanya diam dan masih menutup kedua matanya.

"Gue dah selesai kok pake bajunya." Ryan mengambil hpnya dikasur.

"Serius?" Tanya Prila ragu.

"Iya buka aja kalo gak percaya." Ryan memainkan hpnya.

Prila pun menuruti kata Ryan dan membuka matanya.

"Kan gue udah bilang masih gak percaya, lagian ngapain si lu masuk ke kamar gue?" Ryan masih fokus sama hpnya.

"Gue kira ini kamarnya Nela."

"Kamar Nela disebelah kamar gue."

"Oh yaudah si maaf kan gak tau."

"Hahaha.... yaudah si gak papa jangan minta maaf terus." Ryan bangkit dari kasurnya.

"Mau kemana lo?"

"Mau ke bawah." Ryan melewati Prila dan keluar kamar.

"Emm... makin cinta deh gue sama dia." Kata Prila gemes.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang