Bandung
Nela menggenggam erat tangan Ryan yang kini berjalan disampingnya.
Ryan tersenyum manis melihat tingkah adiknya ini.
Di samping kiri Nela ada Rafa yang siap siaga untuk menjaganya.
Di belakang mereka ada Leon dan Kiki yang sedang berdebat memperebutkan lolipop yang didapat dari permainan price clauw.
Kalau Vian berada tepat di kirinya Rafa sambil memainkan ponselnya.
Sedangkan Deon berada di kanannya Ryan sambil menatap lurus ke depan.
"Udah elah kalian kayak anak kecil aja, nanti juga dapet lagi, " ucap Vian sambil menoleh ke belakang.
Mereka berdua tetap saja menarik-narik lolipop satu sama lain.Ya, sekarang mereka sedang berada di timezone karena permintaan Nela yang ingin ke sini.
Nela menarik genggaman tangan Ryan untuk menuju ke permainan lempar bola basket.
Ryan menggesek kartu permainannya dan turunlah bola basket.
Nela melempar bola basket itu ke ring bersama Rafa disampingnya.
Leon mengabadikan moment ini dengan cara memvideokannya di ponsel.
"Say hai, Yan, " ucap Leon mengarahkan kameranya ke wajah Ryan.
Ryan hanya tersenyum tipis lalu mengobrol kembali bersama Deon.
"Le, ke gue dong, " sahut Kiki menarik ujung kaos Leon.
Leon langsung mengarahkan kameranya pada wajah Kiki malahan di zoom.
"Ini adalah makhluk species yang langka... " teriak Leon sambil tertawa ngakak.
Kiki langsung menjulurkan lidahnya pada kamera Leon.
Ketika sudah puas meledek Kiki, kini Leon mengarahkan pada Vian yang sedang memainkan ponselnya.
"Hallo bro sibuk amet nih romannya. " Ucap Leon.
"Iyee. " Sahut Vian.
Leon mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Dan seterusnya ada Deon si jelek, " ucap Leon mengarahkan kameranya ke arah Deon.
Deon mendengus sebal dan menatap jereng ke arah kamera itu.
"Aish... Asli dah Ki sini jelek banget nih orang, " ucap Leon tertawa terbahak-bahak sambil menarik Kiki agar berdiri disampingnya.
Kiki mengangguk setuju sambil mencubit pipi Deon gemas.
"Ish... Najis yah gue bukan cewek jadi gak usah nyubit nyubit segala, " sahut Deon menepis tangan Kiki dari pipinya.
"Hahaha.... Baper lu, " sahut Kiki mengusap pipi Deon.
Deon melengos pergi dari hadapan dua orang itu berjalan ke arah permainan mobil.
Ryan terkekeh dan menyusul kepergian Deon.
"Mau maen gimana lu kartunya ama gue jugaan, " ucap Ryan menggesek kartu tersebut agar Deon dan dirinya bisa bermain bersama.
"Oke oke, selanjutnya adalah pasangan romantis yang sedang bekerjasama untuk menghasilkan point yang banyak, " ucap Leon mengarahkan kameranya ke Rafa dan Nela yang sedang tertawa bersama karena bola basketnya memantul dari ring.
"Dan yang terakhir saya Leon Nugraha, cowok paling tampan diantara mereka semua, " ucap Leon mengubah kamera belakang menjadi kamera depan.
Leon tersenyum sambil berpose dua jari.
Setelah dirasa cukup akhirnya dia menyudahi videonya.
Lumayan ada sekitar sepuluh menit durasi mengabadikan moment tersebut.
Leon berjanji akan menjaganya sampai nanti mereka mempunyai keluarga masing-masing.
"Hai, boleh ikutan mainan? " Tanya seorang cowok di samping Nela.
Nela menoleh pada orang itu dan seketika tubuhnya lemas ditempat.
Cowok itu tersenyum miring dan menatap Nela dalam.
***
Jakarta
Prila duduk di pinggir ranjangnya hari ini sudah lebih dari sepuluh kali dia menghubungi nomor Ryan tapi tetap saja nihil hasilnya.
Prila menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya."Aish... Ryan lo kemana si? " Tanya Prila pelan.
"Gue harus gimana lagi Yan? " Tanyanya lagi.
Qiray menghampiri Prila dan mengangkat dagunya untuk menatap matanya.
"Jangan sedih, mami sama papi lagi berusaha nyari Ryan. " Ucap Qiray.
"Sampe kapan, berapa lama? " Tanya Prila sedikit senang.
"Palingan tiga hari lagi ketemu. " Jawab Qiray.
"Terus kenapa lo gak ikutan nyari? "
Qiray memandang ke arah lain bingung harus menjawab apa.
Prila menarik ujung kaos Qiray.
"Kenapa? " Tanya Prila bingung.
"Hah, enggak gak papa kok. " Jawab Qiray gelagapan.
Prila manggut-manggut dan menarik pergelangan tangan Qiray agar duduk disampingnya.
"Kalo Ryan tau gue sayang dia gimana yah reaksinya? " Tanya Prila dengan reaksi senang.
"Yah mungkin terkejut. " Jawab Qiray santai.
"Kok terkejut si? " Tanya Prila bingung.
"Lo kan cewek manja, cewek cerewet tapi sukanya sama bad boy kayak Ryan? "
"Hehe... Gue kan suka yang bad boy. "
"Tapi kalo dia gak suka gimana? "
"Ah lo mah bikin drop gue aja. "
"Hahaha.... Yah enggak lah pasti dia juga suka sama lo yah tapi si tergantung. "
"Tergantung apanya? "
"Kalo sikap lo masih kayak gitu gue rasa dia malah jijik sama lo, hahaha.... "
"Ish.... Kampret... "
"Hahaha.... "
Tok... Tok... Tok...
"Iya masuk aja... " teriak Prila.
"Kalian siap-siap yah. " Ucap Amanda.
"Siap-siap kemana, mi? " Tanya Prila bingung.
"Tante Fanya sudah tahu keberadaan Ryan dan Nela. " Jawab Amanda.
Prila senang bukan main dan langsung memeluk Amanda.
"Akhirnya aku bisa ketemu sama Ryan. " Ucap Prila.
Qiray sempat panik tapi dia bisa langsung menstabilkan dirinya.
"Ayok cepat kalian sudah ditunggu di bawah, jangan lama yah, " ucap Amanda pergi berlalu.
"Yaudah gue ke kamar dulu, " ucap Qiray pergi dari sana.
"Ryan i see you there... " pekik Prila.
Qiray yang sudah di dalam kamarnya langsung menghubungi nomor Ryan, tapi nomor itu sudah tidak aktif lagi.
"Yan, gue harus gimana coba kalo lo begini? " Tanya Qiray frustasi.
'Gue harap semua baik-baik aja. ' Batin Qiray.
Aku harap si votenya naek.... Dan ada commentnya, ajak teman, adek, kakak, sodara, pacar, gebetan, selingkuhan dan yang lainnya baca cerita ku yahhh.... 😂😂😂.
Assalamualaikum para readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Teen FictionOrang yang sering tertawa adalah orang yang menyimpan kesedihan paling dalam. Ryan dengan sejuta tanggung jawabnya untuk menjaga Nela sang adik. Nela dengan segala kerapuhannya. Deon yang setia dengan Ryan sahabatnya. Rafa dengan kelembutan hatin...