"Gue tau adek lu ada dimana." Jawab Leon datar.
Ryan mengerjapkan matanya beberapa kali sambil mencerna perkataan Leon.
"Eh gue ngomong ama lu Ryan," Leon mengibaskan tangannya didepan wajah Ryan.
"Tau darimana? Bahkan kita gak kenal satu sama lain? Dan lu tau nama gue darimana?" Tanya Ryan bingung.
"Nama lu tuh cukup terkenal dikalangan guru dan murid disini, yan," jawab Leon sambil menepuk pundak Ryan sok akrab.
"Dih, yon sok kenal banget dia ama gue, jauhin sono," Ryan berjalan ke tempat bangku Deon.
Deon menoleh ke arah Leon yang masih duduk dimeja Ryan.
"Siapa dia?" Tanya Deon kepada Ryan.
"Gue mana tau, tanya aja sendiri ama dia." Jawab Ryan.
"Siapa lu? Anak kelas berapa? Maen masuk-masuk aja ke kelas orang?" Tanya Deon mengintimidasi Leon.
"Gue Leon anak XI IPS 6, sorry kalo gue udah masuk ke kelas lu, gue cuma sekedar kasih info aja ke Ryan," Leon menatap mata Ryan.
"Suruh keluar yon, males gue ama orang yang gak kita kenal," Ryan menenggelamkan kepalanya dilipatan tanganya yang diatas meja.
Deon menarik lengan Leon keluar kelas.
Leon mengehentakan tangan Deon dari lengannya ketika sudah sampai didepan kelas.
"Kita udah pernah ketemu kan sebelumnya?" Tanya Leon.
"Udah kali lupa gue," Deon mau pergi tapi ditahan oleh Leon.
"Kenapa?"
"Kalo emang Ryan sayang sama adeknya ajak dia ke rumah sakit, nanti alamatnya gue sms."
"Sms?"
"Siniin hp lu," Leon menengadahkan tangannya ke hadapan Deon.
Deon memberikan hpnya ke Leon.
Setelah mengetikan nomor hpnya Leon pergi berlalu bersama teman-temannya.
Deon pun masuk kembali ke kelasnya dan duduk dibangkunya.
"Yan, gue jadi bingung dah ama tuh orang?" Deon menghadap Ryan yang masih sama dengan posisi tadi.
Deon menyentuh pundak Ryan namun tidak ada pergerakan darinya.
"Yeehhh..... dia malah tidur orang ngajak ngomong jugaan." Deon terkekeh melihat Ryan.
***
Kring... kring... kring...
Bel masuk...
Bu Ratna masuk ke kelas dengan seorang cewek yang mengekorinya dari belakang.
"Pagi anak-anak." Sapa Bu Ratna.
"Pagi bu..."
"Hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan nama kamu," Bu Ratna mundur beberapa langkah.
"Hai, nama gue Jingga Anata salam kenal semuanya." Sapa murid baru itu.
"Jingga minta nomor hpnya dong?"
"Jingga dah punya pacar belom?"
"Jingga duduk sama gue kuy."
"Jingga cantik banget."Begitulah bisik-bisik beberapa murid cowok disini terkecuali Deon dan Ryan yang tertidur lelap dibangkunya.
Bu Ratna melempar penghapus ke arah Ryan dan Deon.
Yang bangun hanyalah Deon bukan Ryan.
"Yan, Bu Ratna noh udah dateng, bangun," Deon menyenggol lengan Ryan.
Ryan tak bergeming sedikit pun.
"Yan, ntar kalo Bu Ratna kesini bahaya, tau gak," Deon menyingkut perut Ryan.
"Awh... sakit bodoh," Ryan menegakan tubuhnya dan bersender ke bangku.
"Ryan kamu tidur?" Tanya Bu Ratna didepan kelas.
"Enggak bu cuma merem aja bentar tadi." Jawab Ryan santai.
"Balik ke bangku kamu." Perintah Bu Ratna.
Ryan pun balik ke bangkunya yang ada dibelakang Deon.
"Rafa gak masuk, yon?" Bisik Ryan ke Deon yang ada didepannya.
"Kayaknya enggak dah." Jawab Deon tanpa menoleh ke belakang.
"Jingga kamu duduk di...."
Ryan yang hendak mengeluarkan buku pelajarannya malah ditunjuk oleh Bu Ratna.
"Sama Ryan," Bu Ratna menunjuk ke arah Ryan.
Ryan kaget ketika Bu Ratna bilang begitu pasalnya kan Rafa duduk sebangku dengannya nanti kalau cewek itu duduk disini Rafa duduk dimana.
"Lah bu disini kan ada Rafa?" Tanya Ryan.
"Rafa bisa duduk dibelakang kamu nanti toh sekarang orangnya juga gak masuk kan?" Tanya Bu Ratna balik.
"Serah lu dah bu biar seneng," gumam Ryan kecil.
Jingga pun berjalan menghampiri bangku yang disebelah Ryan.
"Hai, salam kenal." Sapa Jingga sopan.
Ryan tak menghiraukan perkataan Jingga.
"Yon, line Rafa kenapa dia gak masuk?" Tanya Ryan kepada Deon.
"Iya bentar yak, Pak Ryan." Deon terkekeh sendiri.
"Yeehhh," sahut Ryan.
'Kayanya gue diabaikan deh ama nih cowok.' Batin Jingga.
"Boleh kenalan gak?" Tanya Jingga kepada Ryan yang lagi nulis catatan.
"Ryan." Jawab Ryan singkat tanpa mengalihkan pandangannya.
"Jingga," Jingga mengulurkan tangannya ke arah Ryan.
Ryan hanya menoleh sebentar lalu nulis lagi.
Tangan yang tadinya masih terulur kini Jingga tarik kembali.
"Udah dibales belom, yon?" Tanya Ryan lagi.
"Katanya dia lagi dirumah sakit jagain Kiki, oh iya ntar kan Kiki udah boleh balik, yan." Jawab Deon.
"Kapan?"
"Sore nanti."
"Yaudah abis nyari Nela kita ke rumah sakit jemput Kiki."
"Sekarang aja lah, yan bosen gue sekolah terus." Usul Deon.
Ryan langsung merapihkan bukunya dan memasukkan kedalam tasnya.
"Mau kemana?" Tanya Jingga.
"Gak usah kepo," jawab Ryan sambil menarik tas Deon.
"Udah?" Tanya Deon.
"Ayok GC, mumpung Bu Ratna lagi ke toilet itu," Ryan menunjuk ke depan yang sudah tidak ada gurunya.
Deon terburu-buru memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Ayo dah," Deon dan Ryan pun pergi dari kelas.
"Gila gak abis pikir gua ama tuh anak dua kerjaannya cabut terus."
"Kalo gak cabut masuk ruang BK dah."
"Iya ya udah bosen hidup kali tuh mereka."
Begitulah sahut-sahutan anak cowok yang ngeliatin Ryan dan Deon cabut begitu saja tanpa dosa.
Haii.....
Udah lama gak update.
Oh iya yang masih nunggu cerita ini mana yah ku harap kasih vote yang banyak 😂😂😂
Dan aku mau ngasih tau kalo cerita pengganti bad boy udah aku publish judulnya Be Mine.
Jangan lupa dibaca ya, disana juga terdapat nama yang sama tapi beda karakter.
Dan satu lagi kalo cerita ini udah ada yang baca lebih dari 600 atau gak 500 aku bakal publish lagi cerita pengganti Sahabat Sejati yang waktu itu aku hapus.
Makasih semuanya yang udah mau baca cerita ini jangan lupa juga baca yang Be Mine.
😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Teen FictionOrang yang sering tertawa adalah orang yang menyimpan kesedihan paling dalam. Ryan dengan sejuta tanggung jawabnya untuk menjaga Nela sang adik. Nela dengan segala kerapuhannya. Deon yang setia dengan Ryan sahabatnya. Rafa dengan kelembutan hatin...